BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyuluhan pertanian pada paradikma lama adalah system pendidikan non formal yang ditujukan pada keluarga tani, dengan tujuan untuk merubah perilakunya, sehingga mereka menjadi tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi sehingga meningkat pendapatannya sekaligus kesejahteraannya.
Pada penyuluhan pertanian paradikma lama ini tersurat bahwa penyuluhan pertanian semata hanya peningkatan produksi satu-satunya yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Dijaman sekarang peningkatan produksi bukan jaminan untuk meningkatkan pendapatan, justru sebaliknya peningkatan produksi secara massal akan over product dapat merugikan petani, suatu contoh pada tahun 1999 produksi bawang merah nasional melimpah harga menjadi turun dan sampai sulit dijual, pendapatan petani tidak meningkat bahkan modal yang diinvestasikan tidak kembali.
Penyelenggaraan penyuluhan pertanian di masa depan harus dapat mendorong peran serta aktif petani, pelaku agribisnis lainnya dan masyarakat umum atas dasar kemitraan. Hal ini sesuai dengan paradigma baru yang menekankan berkembangnya prakarsa dan kreativitas masyarakat sesuai dengan semangat Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat akan lebih berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator pembangunan. Dengan demikian penyuluhan pertanian dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis dapat menjadi gerakan masyarakat di daerah, guna meningkatkan daya saing dan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Agribisnis adalah suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif, sekaligus sebagai suatu konsep untuk dapat menelaah dan menjawab berbagai masalah, tantangan, dan kendala yang dihadapi pembangunan pertanian sekaligus juga untuk dapat menilai keberhasilan pembangunan pertanian serta pengaruhnya terhadap pembangunan nasional secara lebih tepat. Kegiatan pertanian yang “dipandang” sebagai suatu kegiatan Agribisnis dinilai merupakan cara yang tepat dalam menghadapi berbagai perkembangan yang terjadi saat ini dan di masa yang akan datang, baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Jadi, agribisnis merupakan cara baru memandang pertanian (agribusiness as a new way to look agriculture).
Dalam menyelenggarakan penyuluhan pertanian, para penyelenggara penyuluhan pertanian harus melihat para petani sebagai manajer usahatani yang merupakan sub sistem dari sistem dan usaha agribisnis. Petani adalah sosok yang memiliki potensi dan kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri dalam merencanakan, mengelola dan mengembangkan usahatani untuk kesejahteraan dirinya, keluarganya, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Misi utama pembangunan ekonomi nasional adalah memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ini mensyaratkan adanya partisipasi yang luas dari seluruh masyarakat, baik dalam proses pembangunan ekonomi itu sendiri, maupun dalam menikmati hasil-hasilnya.
Tantangan pembangunan pertanian dalam menghadapi era agribisnis adalah kenyataan bahwa pertanian Indonesia di dominasi oleh usaha skala kecil yang dilaksanakan oleh berjuta-juta petani yang sebagian besar tingkat pendidikannya sangat rendah (87% dari 35 juta tenaga kerja pertanian berpendidikan SD ke bawah), berlahan sempit, bermodal kecil dan memiliki produktivitas yang rendah. Kondisi ini memberi dampak yang kurang menguntungkan terhadap persaingan di pasar global, karena petani menerapkan teknologi maju yang spesifik lokal yang selanjutnya berakibat kepada rendahnya efisiensi usaha dan jumlah serta mutu produk yang dihasilkan.
Memperhatikan kondisi di atas diperlukan usaha khusus pemberdayaan petani yang antara lain dilakukan melalui penyuluhan pertanian dengan model Klinik Konsultasi Agribisnis. Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari sistem pembangunan pertanian mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan pertanian. Penyuluhan pertanian adalah upaya membangun kemampuan masyarakat secara persuasif-edukatif yang terutama dilakukan melalui proses pembelajaran petani dengan menerapkan model penyuluhan pertanian secara baik dan benar didukung oleh Penyuluh Pertanian yang handal, sarana penyuluhan yang lengkap, mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga terkait.
Melalui kegiatan penyuluhan pertanian dengan metode Klinik Konsultasi Agribisnis, petani dan keluarganya dikembangkan kemampuannya, keswadayaannya dan kemandiriannya agar mereka dapat mengelola usahataninya secara produktif, efektif dan efisien sehingga mempunyai daya saing yang tinggi dan berorientasi pada kebutuhan pasar.
Pengembangan penyuluhan pertanian dengan model Klinik Konsultasi Agribisnis dilakukan dengan selalu memperhatikan perubahan lingkungan strategis dan dilakukan dengan visi jauh ke depan.
Visi penyuluhan pertanian di masa depan adalah menjadikan sistem dan kelembagaan penyuluhan pertanian yang handal untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis.
Menurut Suharto, visi harus mempunyai keyakinan dasar organisasi, antara lain :
1. Percaya bahwa fokus kepada kepuasan pelanggan (petani) adalah kunci sukses jangka panjang.
2. Percaya bahwa dengan kebersamaan, using collective skills, knowledge dan pengalaman atau kerjasama dalam suatu team work akan memudahkan mencapai tujuan atau visi.
3. Percaya bahwa untuk memberi nilai yang superior kepada pelanggan (petani), diperlukan kreativitas dan inovasi dalam membuat jasa baru.
4. Percaya bahwa dengan komunikasi dan keterbukaan akan dapat memuaskan Stake Holder.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment