I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sasaran utama pembangunan itu adalah tercapainya suatu landasan yang kuat bagi bangsaIndonesia untuk tumbuh dan berkembang menuju masyarakatyang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan jangkapanjang pemerintah menitik beratkanpada pembangunan dibidang ekonomi dengan sasaran utama mencapai keseimbangan antara pertanian dan industri. Agar pembangunan dapat dicapai maka pembangunan itu harus dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat merupakan komponen utamapembangunan, sedangkan pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan membimbing agar cita-cita nasional dapat dicapai. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat harus dapat dukungan dari pemerintah.
Negara yang sedang berkembang biasanyamenghadapi berbagai masalah antara lain masalah kemiskinan dan masalah tenaga kerja. Masalah ini dapat timbul karena tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat besar. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi salah satu modal dasarpembangunan dan pendorong pembangunan apabila disertai dengan peningkatan kualitas penduduk. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi juga dapat menjadi beban pembangunan apabilatidak diimbangi dengan peningkatan kualitassumber daya manusia itu sendiri.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, laju pertumbuhan penduduk masih tinggi dan ini menjadi permasalahan dimasa yang akan datang. Keadaan ini menyebabkan besarnya jumlah penduduk, struktur penduduk usia muda, dan tingkat pengangguran tinggi, serta penyebaran penduduk yang tidak sesuai dengan sumberdaya alamnya. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat besar tersebut akan membuat struktur kependudukan Indonesia bertumpu pada usia muda. Struktur penduduk usia muda memberikan gambaran besarnyaangka beban ketergantungan yang tinggi.
Dampak yang wajar dari struktur penduduk usia muda adalah melimpahnya penduduk memasuki angkatan kerja. Sementara itu keterbatasan kesempatan kerja untuk menampung jumlah angkatan kerja yang besar mengakibatkan terjadinya tingkat pengangguran yang tinggi. Seiring dengan meningkatnya pengangguran yang memasuki angkatan kerja tersebut, jumlah angkatan kerja yang memasukisektor kerja informalsemakin meningkat. Hampir dapat dipastikan bahwa gejala peningkatan jumlah pengangguran cendurung diikuti dengan pekerja yang bekerja disektor informal.
Masalah pertambahan penduduk bukanlah hanya sekedar masalah jumlahnya saja. Ini merupakan problema kesejahteraan umat manusia dan pembangunan. Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang serius bagi kehidupan manusiadiseluruh dunia (Todaro, 2000).
Seperti yang telah kita ketahui bahwa faktor jumlah penduduk dapat menjadi faktor penghambat bagi pembangunan umumnya dan bagi ketenagakerjaan pada khususnya. Dari sebuah gambarantentang masalah tenaga kerja dipedesaan, sering dikemukakan bahwa angka pertambahan penduduk yang tinggi menyebabkan berlimpahnya tenaga kerja, karena sektor pertanian tidak mampu menampung seluruh tambahan tenaga kerja. Ketidakmampuan sektor pertanian menampung tenaga kerja dikarenakan semakin berkurangnya lahan pertanian.
Sebagaimana kita ketahui dinegara kita menunjukkan persediaan tanah garap yang luas, namunpada akhirnya semakinmenyempit atau terbatassebagai akibat banyaknya lahan-lahan pertanianyang dijual untuk pemukiman penduduk dan pendirian pabrik-pabrik. Luas lahan yang semakin sempittersebut menjadi tidak ekonomisdalam berproduksi, sehingga hasilyang didapat sedikit.Hal ini mengakibatkan pendapatanpetani berkurang, sehingga mengakibatkan banyaknya tenaga kerja yang beralihpekerjaan ke sektor non pertanianuntuk mendapatkan pendapatan yang tinggi guna memenuhi kebutuhan mereka.
Melemahnya penyerapan tenaga kerja terhadap sector pertanian, menandakan adanya perubahan strukturperekonomian di Indonesia, dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Salah satu penyebabpergeseran ini adalah perkembangan teknologi-teknologi yang dapat mengganti tenaga kerja, seperti penggunaan tenaga ternak, tenaga traktor, dan mekanisasi pemeliharaan tanaman, seperti landak dalam penyiangan. Selain itu tingkatpendidikan juga berpengaruh terhadap beralihnya seseorang untuk bekerja ke sektor non pertanian. Pada umumnya seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi lebih mampu untuk memilih berbagai alternatif pekerjaan di sektor formal yang dianggap menyenangkan dan lebih menguntungkan serta mereka lebih mampuuntuk mengelola suatu usaha sehinggamereka dapat memperoleh imbalan yang layak. Tingkat pendidikan dalam hal ini dipakai sebagai salah satu alat ukur kualitas tenaga kerja.
Semakin sempitnya kesempatan kerja di sektor pertanian kini mulai menyadari tentang pentingnya sektor non pertanian sebagaisalah satu alternatif untuk dapat meningkatkan kesejahteraan sekelompok besar masyarakat pedesaan, khususnya kelompok buruh tani dan petani sempit. Fajri (1985), berpendapat bahwa di pedesaan yang rata-rata penduduknya juga sebagai petani, akan tetapi pekerjaan diluar sektor pertaniansudah mulai menjadiharapan untuk penyerapan tenaga kerja yang terus meningkat.
Dengan berdasarkan uraian di atas maka penelititertarik untuk melakukan penelitian dengan melakukan studi kasus di Desa Kebonagung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang dengan judul ” FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN BERALIHNYA TENAGA KERJA DARI SEKTOR PERTANIAN KE SEKTOR NON PERTANIAN”.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment