PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pupuk merupakan bahan yang mengandung satu atau lebih zat hara yang dibutuhkan tanaman untuk berkembang secara optimal. Tujuan utama dari pemupukan pada dasarnya adalah untuk memelihara dan untuk memperbaiki kesuburan tanah, pupuk memberikan berbagai jenis zat hara yang diperlukan tanaman. Berdasarkan jenisnya pupuk dibedakan menjadi 2 yaitu pupuk organik (alam) dan pupuk an-organik. Pupuk organik merupakan yang seluruh atau sebagian berasal alam seperti tumbuh-tumbuhan dan kotoran hewan, sedangkan pupuk an-organik merupakan pupuk yang terbuat dari zat kimia yang didalamnya terdapat unsur hara seperti nitrogen, phospat dan kalium dengan kandungan N, P2O5 dan K2 O.
Pupuk an-organik selama ini banyak diproduksi dan diedarkan seperti: Urea, ZA, KCL, NPK dan lain sebagainya. Pupuk an-organik ini lebih banyak digunakan oleh petani karena karena mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan pupuk organik. Dengan semakin banyaknya permintaan tersebut juga diikuti dengan kenaikan harga yang terus naik. Akan tetapi dewasa ini pada saat musim tanam selain harga pupuk yang terus naik juga sering terjadinya kelangkaan pupuk dipasaran yang menjadikan petani tidak dapat berproduksi dengan maksimal.
Dewasa ini selain pupuk an-organik petani juga menggunakan pupuk organik sebagai langkah alternatif dalam menghadapi permasalahan mahalnya harga dan langkanya pupuk an-organik dipasaran untuk tanaman mereka. Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan limbah. Tanah yang dibenahi dengan pupuk organik mempunyai struktur yang baik dan tanah yang kecukupan bahan organik mempunyai kemapuan mengikat air lebih besar dari pada tanah yang kandungan organiknya rendah. Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari pada bahan pembenah buatan atau sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan untuk tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik dapat mencegah erosi, pengerakkan permukaan tanah (crusting) dan retakan tanah.
Nitrogen dan unsur hara lain dilepas oleh bahan organik secara perlahan-lahan melalui proses mineralisasi. Dengan demikian apabila diberikan secara berkesinambungan, maka akan banyak membantu dalam membangun kesuburan tanah.
Penempatan pupuk organik kedalam tanah dapat dilakukan seperti pupuk an-organik, misalkan untuk kompos, pupuk kandang, azola, daun lamtoro, limbah agroindustri (bumbu masak, limbah pengolahan minyak sawit, dll).
Tanaman tebu adalah tanaman rumput-rumputan (graminae) yang merupakan tanaman perkebunan semusim, yang mempunyai sifat tersendiri, sebab dalam batangnya terdapat zaat gula. Nama lain tanaman tebu adalah Saccharum Offcinamrum L. Batang tanaman tebu berua-ruas, dari bagian pangkal sampai pertengahan ruasnya panjang-panjang sedangkan bagian pucuk ruasnya pendek-pendek. Tingginya antara 2 sampai 5 meter tergantung pada jenis tebu, perawatan dan juga pengaruh iklim. Akar tanaman tebu merupakan akar serabut yang menandakan bahwa tebu tergolong tanaman monocotyledone. Dan daun tebu adalah daun tidak lengkap karena terdiri dari helai daun dan pelepah daun saja.
Perkembangan pertanian tebu di Indonesia dewasa ini sangat berkembang dengan pesat. Pada dasarnya tanaman tebu merupakan tanaman rumput-rumputan (Saccharum Offcinamrum L) yang banyak membutuhkan pupuk dalam produksi. Pupuk yang diperlukan dalam budidaya tanaman tebu antara lain: ZA, UREA, KCL, NPK dan lain sebagainya. Akan tetapi pada saat ini petani untuk penunjang keberhasilan dalam berbudidaya tebu juga mempunyai kendala yang harus dihadapi, yaitu semakin langka dan semakin mahalnya harga pupuk dipasaran dan selain itu juga kurangnya ilmu para petani dalam membudidaya tanaman tebu. Sehingga para petani tebu pada umumnya dalam budidaya tebu pelaksanaannya tidak sesuai dengan prosedur yang baik sehingga hasilnya tidak dapat secara maksimal.
Dalam menghadapi semakin langka dan mahalnya harga pupuk dipasaran mengakibatkan para petani tebu melakukan langkah-langkah alternatif yang dapat mengurangi tingginya biaya dalam membudidaya tanaman tebu. Langkah yang diambil para petani antara lain dengan cara mengubah sistem pertanian konvesional menjadi semi organik, yaitu dengan cara mengurangi jumlah pupuk jadi dan kekurangannya digantikan dengan pupuk kandang atau dengan pupuk hijau daun.
Dari latar belakang diatas tersebut dalam usaha budidaya tebu petani yang lebih baik dengan biaya yang seminimal mungkin agar kelak dapat bermanfaat bagi pembacanya. Untuk mengetahui bagaimana cara budidaya tebu manakah yang paling baik, maka peneliti mengambil judul ”ANALISIS KOMPARASI USAHA TANI TEBU DENGAN APLIKASI PUPUK ORGANIK DAN AN-ORGANIK”.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment