Makalah Upaya - Upaya Pelestarian Kebudayaan Asli Indonesia

Bookmark and Share
ini adalah tugas kuliah ku, tapi tenang aja tugas ini sudah aku kumpulkan kok, 
semoga bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi terutama kamu mahasiswa                 Universitas Terbuka semester satu


 
KATA PENGANTAR


Tiada kata yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT,  Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas  mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini  tepat waktu. 
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah ini karena keterbatasan yang dimiliki penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca berkenan memberikan kritikan dan saran yang bersifat perbaikan demi kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapakan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan arahan  dan bimbingan serta motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
  1. Bapak Muliyadi, S.Pd, M.Pd sebagai Tutor mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah membimbing dan memberi masukan penulisan makalah ini.
  2. Seluruh keluarga yang telah banyak motivasi dan saran sehingga makalah ini selesai dengan baik.
  3. seluruh teman – teman yang memberikan motivasi dan saran.

Semoga Allah SWT, melimpahkan karunia - Nya kepada kita semua. Amin.

          Tapung Hulu,     Nopember  2010
                                                                                                     Penulis


M. KADAR
                                                                                             NIM. 820827933
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2  Identifikasi Masalah........................................................................................... 1
1.3  Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.4  Tujuan Makalah.................................................................................................. 2
1.5  Manfaat  Makalah............................................................................................... 2

BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kebudayaan .......................................................................................... 3
2.2 Wujud Kebudayaan ............................................................................................ 6
2.3 Unsur – Unsur Kebudayaan ............................................................................... 8
2.4 Penyebab Perubahan Kebudayaan ...................................................................... 12
2.5 Budaya Indonesia Yang Majemuk ..................................................................... 14

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Upaya – Upaya Pelestarian Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia ....................... 16




BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan......................................................................................................... 19
4.2  Saran .................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 20

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai mahluk sosial, maka secara garis besar antropologi dapat dibagi menjadi dua bagian yakni antropologi pisik ( biologi ) dan antropologi budaya, antropologi  sebagai cabang ilmu yang hendak menyoroti kebudayaan manusia.
 Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Indonesia adalah Negara yang sangat majemuk dilihat dari  segi suku bangsa, bahasa dan agama. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beberapa pulau besar dan ribuan pulau kecil dan penduduk Indonesia yang beraneka ragam mulai dari suku, ras, agama dan budaya.
 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini membuat  system informasi dan komunikasi menjadi begitu sangat cepat, bayangkan saja dalam hitungan beberapa menit saja kita dapat mengetahui kejadian – kejadian dan kemajuan – kemajuan gaya hidup  yang ada dibelahan bumi ini, hal ini tentu saja berpengaruh kepada pola hidup manusia yang ada dibelahan bumi lainya. 
Hal ini dapat kita rasakan di Indonesia, pengaruh budaya asing pada era globalisasi ini semakin kuat, hal ini perlu mendapat perhatian kita semua sebab kita menyadari bahwa desakan globalisasi tidak mungkin dihadapi secara konfromatif, karena hal ini akan merusak sendi – sendi kehidupan dan kebudayaan Indonesia.  

1.2       Identifikasi Masalah
            Dalam hal ini masalahnya adalah bagaimanakah  upaya – upaya pelestarian kebudayaan asli bangsa Indonesia, sebab sebagaiman yang kita ketahui pengaruh globalisasi sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi karena banyaknya kemajuan teknologi yang masuk ke dalam negara dan bangsa kita . Tidak sedikit teknologi yang masuk, seperti: komputer, televisi, radio, hp , internet dan masih banyak yang  lainnya.Namun perkembangan globalisasi ini menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kehidupan terutama kebudayaan,misalnya :
  • Terkikisnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara
  • Terjadinya erosi nilai-nilai budaya
  • Menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme
  • Hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong
  • Kehilangan kepercayaan diri
  • Gaya hidup kebarat-baratan

1.3       Rumusan  Masalah  
Pengaruh globalisasi menimbulkan berbagai masalah terhadap eksistensi kebudayaan daerah yang merupakan kebudayaan asli bangsa indonesia salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa, dan bagaimana upaya – upaya pelstarian kebudayaan asli bangsa  Indonesia tersebut. 
1.4         Tujuan makalah
Makalah  ini bertujuan untuk membahas bagaimana upaya – upaya pelestarian kebudayaan asli bangsa Indonesia.  

1.5        Manfaat makalah
a. Menambah pengetahuan penulis mengenai kebudayaan
b. Penulis dapat mengetahui kebudayaan – kebudayaan asli bangsa Indonesia
c. Meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan asli bangsa Indonesia


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Definisi Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata Sansakerta yaitu Buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi atau akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Tetapi ada sarjana lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi daya yang berarti daya dari budi. Karena itu mereka membedakan budaya dari kebudayaan.
Kebudayaan dalam bahasa latin / Yunani berasal dari kata “colere” yang berarti mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam. Sedangkan pengertian kebudayaan menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
2.1.1    Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2.1.2    M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
2.1.3.   Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
2.1.4.   Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
2.1.5.   William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
2.1.6.   Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2.1.7.   Francis Merill
  • Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
  • Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
2.1.8.   Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
2.1.9.   Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.
2.1.10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
2.1.11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
2.1.12    Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat

2.1.13    Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah konfigurasi dari seluruh gagasan dan karya manusia yang dihasilkan dengan belajar.
2.1.14    Soekomo
kebudayaan adalah segala ciptaan manusia dalam usahanya merubah dan memberi bentuk dan susunan baru terhadap pemberian Tuhan sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya.
2.1.15    Parsudi Suparlan
kebudayaan adalah serangkaian aturan petunjuk, resep, rencana dan strategi, yang terdiri atas serangkaian model kognitif yang digunakan secara selektif oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya.

2.2              Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
2.2.1        Gagasan ( Wujud ideal )
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2.2.2        Aktivitas ( tindakan )
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
2.2.3        Artefak ( karya )
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
2.3            Unsur – Unsur Kebudayaan
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
2.3.1        Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:


2.3.2        Sistem Mata Pencaharian Hidup
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
2.3.3        Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
2.3.4        Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.3.5        Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

2.3.6        Sistem Kepercayaan ( Religi )
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
Sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga mempengaruhi kesenian.
2.3.7        Sistem Ilmu dan Pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
  • pengetahuan tentang alam
  • pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
  • pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
  • pengetahuan tentang ruang dan waktu



2.4            Penyebab Perubahan Kebudayaan

Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan kebudayaan :
  1. tekanan kerja dalam masyarakat
  2. keefektifan komunikasi
  3. perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
2.4.1    Penetrasi Kebudayaan
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
a.  Penetrasi damai ( penetration pasifique )
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

b.   Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
2.5            Budaya Indonesia Yang Majemuk    

Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri dari bebera pulau besar dan ribuan pulau kecil membuat Bangsa Indonesia terdiri dari beragam Suku Bangsa, Ras , Agama dan tradisi – tradisi kehidupan hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan bangsa Indonesia.
Indonesia yang majemuk ini sangat kaya akan kebudayaan bahkan kebudayaan yang beanegaragam itu merupakan modal utama yang dapat dipasarkan lewat pariwisata untuk meningkatkan devisa.
Sementara Clifford Geertz ( 1993 ) mencoba menyederhanakan aneka ragam kebudayaan yang ada di Indonesia ke dalam dua  tipe yang berbeda menurut ekosistemnya yaitu :
  1. Kebudayaan Indonesia dalam
Yaitu kebudayaan yang berkembang  di daerah jawa dan bali
  1.  Kebudayaan Indonesia luar
Kebudayaan yang berkembang di luar pulau jawa dan bali.
Keanekaragaman kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan cikal – bakal kebunayaan nasional yang akan dijadikan aset indonesia yang sangat berharga : 

2.5.1    Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199],
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.














BAB III
PEMBAHASAN

3.1              Upaya – Upaya Pelestarian Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dan unsur kebudayaan yang semua sebagaimana tersirat dalam Bhineka Tunggal Ika yang artinya “ walaupun berbeda – beda tetap satu jua “
Kebudayaan lama atau yang sering disebut kebudayaan asli bangsa indonesia dimana kebudayaan ini belum terjamah oleh kebudayaan asing merupakan suatu harus  tetap kita pertahankan karena ini meryupakan suatu kebanggaan atau kekayaan bangsa kita, oleh karena itu supay kebudayaan – kebudayaan asli bangsa indonesia ini tetap ada marilah kita jaga bersama, adapun cara memelihara kebudayaan asli bangsa indonesia adalah sebagai berikut :

3.1.1        Melalui Media Massa
Media massa mempunyai tugas dan kewajiban–selain menjadi sarana dan prasarana komunikasi–untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya dalam aneka wujud (berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya)–dari yang kurang menarik sampai yang sangat menarik, dari yang tidak menyenangkan sampai yang sangat menyenangkan – tanpa ada batasan kurun waktu.
Oleh karenanya, dalam komunikasi melalui media massa, media massa dan manusia mempunyai hubungan saling ketergantungan dan saling membutuhkan karena masing-masing saling mempunyai kepentingan, masing-masing saling memerlukan. Media massa membutuhkan berita dan informasi untuk publikasinya baik untuk kepentingan media itu sendiri maupun untuk kepentingan orang atau institusi lainnya; di lain pihak, manusia membutuhkan adanya pemberitaan, publikasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Televisi sebagai media publik mempunyai daya tarik yang kuat tidak perlu dijelaskan lagi, kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain ketiga unsur tersebut, juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman, sedang televisi itu selain menyajikan film juga programa yang lain seperti seni tradisional. Sesuai fungsinya, media massa (termasuk televisi), selain menghibur, ada tiga fungsi lainnya yang cukup penting. Harold Laswell dan Charles Wright (1959) membagi menjadi empat fungsi media (tiga dicetuskan oleh Laswell dan yang ke empat oleh Wright). Keempat fungsi media tersebut adalah:
- Pengawasan (Surveillance)
- Korelasi (Correlation)
- Penyampaian Warisan Sosial (Transmission of the Social Heritage)
- Hiburan (Entertainment)
3.1.2        Pementasan – Pementasan
walau tidak mudah upaya-upaya pelestarian budaya kita harus tetap gencar dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pementasan-pementasan seni budaya tradisional di berbagai pusat kebudayaan atau tempat umum yang dilakukan secara berkesinambungan. Upaya pelestarian itu akan berjalan sukses apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah dan adanya sosialisasi luas dari media massa termasuk televisi. Maka cepat atau lambat, budaya tradisional kembali akan bergairah
3.1.3        Melibatkan peran pemerintah 
Mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja .
Dan tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh negara lain.
3.1.4        Menyelenggarakan mata pelajaran muatan lokal
Dengan adanya Sekolah Selenggarakan Mata Pelajaran Muatan dan ekstrakurikuler wajib berbasis pelestarian seni budaya setempat,  dapat menimbulkan rasa cinta dan bangga memiliki kebudayaan tersebut, dengan demikian para genarasi muda dapat mengetahui kebudayaan – kebudayaan yang ada di Indonesia.










BAB IV
PENUTUP

4.1              Kesimpulan  
Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

4.2              Saran
Jika kita bertanya apakah yang membedakan manusia dengan hewan atau binatang secara fundamental maka jawabannya adalah bahwa manusia mampu menciptakan suatu budaya dan hidup dalam system budaya tersebut. Maka dari pada itu marilah kita selalu melesrarikan kebudayaan dan kita wariskan kebudayaan ini hingga ke anak cucu kita, apalagi mengingat Negara Indonesia adalah Negara yang sangat luas yang terdiri dari beberapa pulau yang besar dan ribuan pulau yang kecil dengan penduduk yang beraneka ragam mulai dari suku, ras, agama dan lain sebagainya yang semua itu secara tidak langsung telah memperkaya bangsa kita ini akan kebudayaan yang mungkin selama ini mulai pudar terkikis dan tertutupi oleh kebudayaan – kebudayaan asing yang selama ini kita anggap lebih maju dan lebih tren, sekali lagi penulis mengajak marilah kita lestarikan dan kita tanamkan sendi – sendi kebudayaan di dalam diri kita sehingga kita masih tetap bisa dibedakan dengan hewan atau binatang secara fundamental.  


DAFTAR PUSTAKA



Wahab Abdul Aziz. Dkk. 2009.  Konsep Dasar IPS. Jakarta Modul Bahan Belajar Mandiri Program S 1 PGSD : Universitas Terbuka.  
Arnold, Matthew. 1869. Culture and Anarchy. New York: Macmillan. Third edition, 1882, available online. Retrieved: 2006-06-28.
O'Neil, D. 2006. Cultural Anthropology Tutorials, Behavioral Sciences Department, Palomar College, San Marco, California. Retrieved: 2006-07-10.
Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997
Fuad Hassan. “Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia”. Dalam http://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.htm
http://Fachri Siradz/ pelestarian-budaya-tradisional-melalui-layar-kaca.htm

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment