Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Bahu Dan Daya Ledak Otot Lengan Bahu Dengan Hasil Jumping Service Pada Mahasiswa Putra (POL-7)

Bookmark and Share
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Dalam dunia olahraga dikenal berbagai macam cabang olahraga, salah satunya adalah cabang bola voli. Permainan bola voli merupakan salah satu diantara banyak cabang olahraga yang populer di masyarakat. Hal ini terbukti bahwa bola voli banyak dimainkan di sekolah-sekolah, di kantor-kantor maupun di kampung-kampung. Permainan bola voli digemari oleh masyarakat dari berbagai tingkat usia, anak-anak, remaja dan dewasa baik pria maupun wanita ( Suharno HP, 1984 : 6 ).


Para pembina bola voli berpendapat bahwa sumber pemain kebanyakan berasal dari sekolah-sekolah, seperti dikatakan oleh Bonnie Robinson ( 1993 : 7 ) bahwa tempat yang cocok untuk latihan olahraga adalah sekolah, termasuk Perguruan Tinggi.

Pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan olahraga di Sekolah Dasar dan sekolah menengah, hendaknya tidak diartikan secara sempit, ialah hanya sebagai kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan kegiatan sebagai penyela kesibukan belajar atau sekedar untuk mengamankan siswa supaya tertib. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktifitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mencakup domain psykomotor, kognitif dan afektif. Dengan kata lain
melalui aktifitas jasmani, anak diarahkan untuk belajar melalui fisik
sehingga akan terjadi suatu perubahan perilaku tidak saja menyangkut aspek psikomotor, tetapi juga kognitif dan afektif. Sehingga sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal pada pelaksanaannya secara nasional telah menetapkan kurikulum yang disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan disesuaikan dengan lingkungannya ( Rusli Lutan,
2000:4 ).

Permainan bola voli dapat digunakan sebagai sarana untuk mendidik, sebab dengan olahraga bola voli dapat membentuk pribadi yang sportif, jujur, kerjasama, bertanggung jawab. Yang semua itu merupakan nilai-nilai pendidikan yang dapat ditanamkan. Oleh karena itu olahraga permainan bola voli diberikan dalam lingkungan atau sebagai olahraga sekolah, bola voli diberikan sejak anak-anak SD, SLTP, SLTA sampai di tingkat Perguruan Tinggi. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Maryanto, dkk. ( 1993:51 ) bahwa olahraga dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, salah satunya ialah olahraga permainan bola voli digemari dan menarik bagi anak didik, ternyata juga mengandung nilai-nilai secara langsung dapat membentuk kepribadian anak didik, memberi ketegasan dan kecekatan pada anak didik. Hal tersebut mendorong untuk selalu terus dikembangkan serta ditingkatkannya mutu permainan olahraga bola voli di Indonesia, dan salah satu usaha untuk mengembangkannya adalah mengajarkan permainan olahraga bola voli sedini mungkin. Karena kepada anak-anak akan lebih mudah dan cepat
menyerap teknik dasar bola voli dibandingkan dengan orang dewasa ( PBVSI, 1995 : 55 ).

Dewasa ini olahraga bola voli bukan hanya merupakan olahraga rekreasi, tetapi sudah merupakan olahraga prestasi. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno H.P ( 1984:10 ), bahwa bola voli pada abad ke-20 ini tidak hanya merupakan olahraga rekreasi lagi, melainkan telah menjadi olahraga prestasi sehingga menuntut kualitas prestasi setinggi- tingginya. Karena ada tuntutan prestasi yang tinggi dan semakin berkembangnya permainan bola voli maka akan mengalami beberapa perkembangan baik secara teknik maupun taktik. Selain itu juga perlu dicari cara latihan yang efektif dan efisien, terutama untuk memilih dan menyusun metode latihan yang baik, terutama untuk penguasaan teknik dasar yang sempurna sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai ( M. Yunus, 1992, 5 ).

Dalam permainan bola voli dikenal berbagai teknik dasar, dan untuk dapat bermain bola voli harus betul-betul dikuasai dahulu teknik- teknik dasar ini. Salah satu teknik dasar adalah service, dimana service merupakan permulaan untuk dimulainya suatu pertandingan. Service adalah pukulan bola yang dilakukan dari daerah dibelakang garis lapangan melampaui net ke daerah lawan. Pukulan service dilakukan pada permulaan dan setelah terjadinya suatu kesalahan. Pukulan service dapat berupa serangan bila bola dipukul dengan keras dan terarah ( Sunardi,
1993 : 114 ). Service harus dilakukan dengan baik dan sempurna dan oleh semua pemain, karena kesalahan service mengakibatkan pertambahan angka bagi lawan dan uniknya lagi setiap pemain akan melakukan service ini. Demikian pentingnya kedudukan service dalam permianan bola voli, maka teknik dasar service harus dikuasai dengan baik, sebaiknya latihan dasar service mendapat porsi yang cukup. Service dilakukan dari daerah service di belakang lapangan, dengan panjang tak terbatas. Mula-mula service hanya berperan sebagai pelayanan saja untuk memulai pertandingan, tetapi dewasa ini service bisa merupakan serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu memperoleh kemenangan ( M. Yunus, 1992 : 69 ). Oleh karena itu service harus dilakukan dengan keras dan terarah dengan tujuan agar tidak bisa diterima oleh lawan yang berarti pihak pemegang service mendapatkan angka.

Service sendiri juga ada bermacam-macam, dan masing-masing memiliki nama dan sifat serta teknik sendiri-sendiri. Menurut M Yunus, ( 1992 : 69-71 ), bertolak dari pentingnya kedudukan service diciptakan bermacam-macam teknik dan variasi service. ialah : 1) Service tangan bawah ( underhand service ), terutama diajarkan untuk pemula. 2) Floating Service ( Servis Mengapung), terdiri atas Floating Overhand Service dan Overhand Change Up Service ( Slider Floating Overhand ).
3) Overhand Round-Hause Sservice ( Hook Service ), dan 4) Jumping

Service.

Penguasaan tehnik dasar secara sempurna dapat di capai dengan melakukan latihan-latihan kontinyu dan menggunakan metode latihan yang
baik. Penguasaan teknik dasar sebagai salah satu penunjang keberhasilan permainan bola voli sangat di pengaruhi oleh unsur lain yaitu unsur kondisi fisik. Komponen fisik yang diperlukan dalam service terutama dalam jumping service dalam permainan bola voli adalah kekuatan, kecepatan, daya tahan, keseimbangan dan koordinasi. (Agus Margono
1993 : 174 ) Komponen-komponen fisik tersebut masing-masing memiliki peranan yang berbeda, sesuai karakteristik yang dimiliki. Komponen fisik yang dirasa sangat penting berkaitan dengan jumping service dalam permainan bola voli antara lain adalah unsur kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu. Hal ini didasarkan pada teori bahwa service yang baik ialah keras dan terarah. Service yang keras dan terarah adalah spesifikasi jumping service, dan pelaksanaannya dibutuhan lompatan yang tinggi agar pemain leluasa dalam mengarahkan bola dan pukulan yang lepas dan keras. Untuk pukulan yang keras ini dubutuhkan daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot lengan bahu. ( M.Maryanto,
1993 : 114-115 )

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment