PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi mereka yang belajar dan mengajar. Pernyataan yang selalu dikemukakan ialah: bagaimanakan motivasi seseorang mempelajari apa yang harus dipelajarinya? Dalam kehidupan sehari-hari dijumpai orang dengan penuh anusias dan ketekunan melaksanakan berbagai kegiatan belajar, sedang di pihak lain ada yang tidak bergairah dan bermalas-malas. Kenyatan tersebut tentu mempunyai sebab-sebab yang perlu diketahui lebih lanjut untuk kepentingan motivasi belajar.
Motivasi dalam kegiatan belajar siswa adalah merupakan suatu hal yang sangat penting adanya, sebab dengan adanya motivasi ini, gairah dan semangat belajar siswa menjadi tinggi, serta akan membuat mereka tekun dan sungguh-sungguh.
Motivasi adalah unsur yang utama dalam proses belajar dan belajar tidak akan berlangsung tanpa perhatian. Anak memperhatikan sesuatu secara spontan dan segera setelah diberi perangsangan. Karena itu tertarik kepada hal itu, dikatakan bahwa hal itu menarik perhatian dan memuaskan. Lama kelamaan berakhirlah perhatian secara spontan itu, maka dikatakan bahwa hal itu tidak lagi menarik perhatian. Jadi, sesuatu hal dikatakan menarik perhatian bila anak memperhatikannya secara spontan tanpa memerlukan usaha.
Hal ini dimungkinkan karena dorongan-dorongan dasar (basic drives) pada anak berfungsi atai sikap-sikap, penghargaan, minat dan tingkah laku yang diperoleh sebelumnya melalui pengamalan, membuat sesuatu menarik perhatian. Kalau materi pelajaran yang diberikan menarik perhatian murid bukan karena guru yang membuat pelajaran itu menarik, maka hal itu disebabkan arena murid tertarik secara spontan kepada materi itu. Dalam hal itu tidak diperlukan motivasi.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pengajaran pun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perlu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar.
Penerapan bidang studi muatan lokal erat kaitannya dengan Undang-undang Republik Indoensia No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 38 ayat (1) menyatakan bahwa : “Pelaksanaan kegiatan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang sesuai dengan keadaan, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan”.
Menurut pasal 38 ayat (1) di atas, kurikulum pendidikan dasar mengandung dua muatan, yaitu muatan kurikulum yang berlaku secara nasional, dan muatan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah atau disebut bidang studi muatan lokal.
Berkitan dengan hal tersebut, MI Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat memasukkan bidang studi mustan lokal dalam proses belajar mengajar. Adapun yang dimaksud bidang studi muatan lokal di MI Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat adalah pengetahuan bahasa daerah (bahasa Sasak).
Dalam proses belajar mengajar bidang studi muatan lokal, guru menerapkan beberapa metode pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga menggugah siswa untuk meningkatkan minat belajar. Dimana, minat sangat diperlukan dalam belajar, karena minat itu sendiri sebagai pendorong dalam belajar dan sebaliknya, anak yang kurang berminat terhadap belajarnya akan cenderung mengalami kesulitan dalam belajarnya.
Dari paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Kontrubisi bidang studi muatan lokal dalam meningkatkan minat sekolah siswa di MI Al-Ishlahuddiny Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2006-2007”.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment