Perkataan Salaf : Larangan Taqlid Buta Kepada Kyai Atau Ustadz Dan Yang Semisalnya التقليد الأعمى

Bookmark and Share
التقليد الأعمى
Taqlid Buta

Ibnu Abbas Rahimahulloh berkata:
: أراهم سيهلكون ! أقول : قال النبي صلى الله عليه و سلم ، و يقولون : قال أبو بكر و عمر
(رواه أحمد و غيره)
"Aku mengira mereka akan binasa. Aku mengatakan, 'Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, sedang mereka mengatakan, 'Abu Bakar dan Umar berkata'." (HR. Ahmad dan Lainya)

و قال الشاعر يُنكر على المحتجين بكلام شيوخهم أقول قال الله قال رسوله , فتجيب شيخي إنه قد قال
Seorang pujangga menyenandungkan syair yang mengingkari orang-orang yang berdalih dengan ucapan para syaikh mereka. Ia berkata, "Aku katakan padamu, 'Allah berfirman, RasulNya bersabda', lalu kamu menjawab, 'Syaikh saya telah berkata begini begitu!

Al-Imam asy-Syafi’i Rahimahulloh(Madzhab Syafi'i) mengatakan:
كل مسألة صح فيها الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم عند أهل النقل بخلاف ما قلت؛ فأنا راجع عنها في حياتي وبعد موتي
“Semua permasalahan yang sudah disebutkan dalam hadits yang sahih dari Rasulullah dan berbeda dengan pendapat saya, maka saya rujuk dari pendapat itu ketika saya masih hidup ataupun sudah mati.”

Al-Imam Malik Rahimahulloh(Madzhab Maliki) mengatakan:
إنما أنا بشر أخطئ وأصيب، فانظروا في رأيي؛ فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه، وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه
“Saya hanyalah manusia biasa, mungkin salah dan mungkin benar. Maka perhatikanlah pendapat saya, jika sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah maka ambillah. Apabila tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.”

Al-Imam Abu Hanifah Rahimahulloh(Madzhab Hanafi) mengatakan:
لا يحل لأحد أن يأخذ بقولنا ما لم يعلم من أين أخذناه
وفى رواية: «حرام على مَن لم يعرف دليلي أن يفتى بكلامي «فإننا بشر، نقول القول اليوم ونرجع عنه غدًا
“Tidak halal bagi siapa pun mengambil pendapat kami tanpa mengetahui dari mana kami mengambilnya.” Dalam riwayat lain, beliau mengatakan, “Haram bagi siapa pun yang tidak mengetahui dalil yang saya pakai untuk berfatwa dengan pendapat saya. Karena sesungguhnya kami adalah manusia, perkataan yang sekarang kami ucapkan, mungkin besok kami rujuk (kami tinggalkan).”

Al-Imam Ahmad Bin Hambal Rahimahulloh( Madzab Hambali mengatakan):
لا تقلدني، ولا تقليد مالكًا ولا الشافعي ولا الأوزاعي ولا الثوري، وخذ من حيث أخذوا
“Janganlah kalian taklid kepada saya dan jangan taklid kepada Malik, asy-Syafi’i, al-Auza’i, ataupun (Sufyan) ats-Tsauri. Tapi ambillah (dalil) dari mana mereka mengambilnya.”

Maka Mari kita renungi bersama Firman-Nya : 
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَإِلَى ٱلرَّسُولِ قَالُوا۟ حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۚ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْـًۭٔا وَلَا يَهْتَدُونَ
"Apabila dikatakan kepada mereka'Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikutiRasul'. Mereka menjawab, 'Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kamimengerjakannya. 'Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenekmoyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk" (AI-Maa'idah: 104)
يخبرنا الله عن حال المشركين حينما قال لهم الرسول صلى الله عليه و سلم : تعالوا إلى القرآن و توحيد الله و دعائه وحده، فقالوا يكفينا عقيدة الآباء، فرد عليهم القرآن قائلا إن آباءكم جهال لا يعلمون شيئا و لم يهتدوا إلى طريق الحق
Allah mengabarkan kepada kita  dari keadaan orang-orang musyriksaat Rasulullah Shallallaahu'alaihi wa Sallam berkata kepada mereka, "Marilah mengikuti Al-Qur'an dan mentauhidkan Allah,serta berdo'a hanya kepada Allah semata."
Mereka kemudian menjawab, "Cukuplah bagi kami kepercayaan nenek moyang kami." Maka Al-Qur'an membantah mereka bahwa nenek moyang mereka itu adalah bodohtidak mengetahuisesuatu serta tidak mendapat petunjuk kepada jalan yang benar

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَرْفَعُوٓا۟ أَصْوَٰتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ ٱلنَّبِىِّ وَلَا تَجْهَرُوا۟ لَهُۥ بِٱلْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَٰلُكُمْ وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَٰتَهُمْ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱمْتَحَنَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَىٰ ۚ لَهُم مَّغْفِرَةٌۭ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya.dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.
Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
(Al-Hujurat: 1-3)
CATATAN UNTUK KITA SEMUA :
Ini adalah nasehat buat kita semua untuk seseorang tidak taqlid buta (bersikukuh) dengan pendapat orang yang dia cintai walaupun dari bapak-bapaknya, saudaranya, atau ustadz-ustadznya yang mereka telah menyelisihi sunnah dan jalan para ulama yang kokoh serta terpercaya dalam manhajnya.Wallohu A'lam

Maroji' : Alquran Alkarim, Tafsir Ibnu Katsir, Shahih Imam Ahmad, Shahih Figh Sunnah, Alfirqotun Najiyah. 

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment