Sarana Belajar Matematika Berbahasa Inggris Yang Sederhana .(Untuk anak-anakku yang belum mempunyai sarana yang lebih modern: “yuuk tetap semangat belajar matematika berbahasa Inggris....”)

Bookmark and Share
Untuk dapat meraih sukses belajar matematika, sebenarnya tidak perlu sarana yang modern, canggih sekaligus mahal. Syukur kalau sarana yang modern, canggih dan mahal itu ada, akan tetapi kalaupun ada tidak menjamin keberhasilan belajar matematika peserta didik. Seperti pepatah jadul mengatakan :”Tak ada rotan, akar pun jadi”, maka dalam belajar matematika pun bisa menggunakan sarana “seadanya”. Sebagai contoh, untuk mengingat dan memahami istilah-istilah matematika dalam bahasa Inggris, maka apabila kita belum memiliki alfa link (alat penterjemah digital) atau sedang tidak berkesempatan online untuk meminta bantuan mbah Google untuk menterjemahkan, maka bisa kita gunakan kamus manual, atau juga lembar glosarium yang biasanya ada pada bilingual math book. Karena keterampilan berbahasa Inggris itu menuntut minimalnya tiga kompetensi dasar yaitu bagaimana menulis, membaca dan mendengar dengan benar, maka diharapkan para peserta didik dapat menulis, membaca dan mendengar istilah-istilah matematika dalam bahasa Inggris dengan benar.
Beberapa sarana sederhana yang dapat digunakan di rumah para peserta didik adalah antara lain : papan tulis (blackboard ataupun white board), dan kertas tulis dari sisa-sisa buku tulis. Sarana tersebut untuk latihan menulis istilah-istilah matematika dalam bahasa Inggris dengan benar. Saya masih percaya konsep belajar “Alah bisa karena biasa”, oleh karena untuk mendapatkan keterampilan menulis istilah-istilah bahasa Inggris tadi dengan lancar dan benar maka sering-sering lah menuliskannya, baik itu di kertas tulis maupun di papan tulis. Cara ini lumayan ampuh dan efektif dalam upaya mempercepat menguasai keterampilan tersebut. Selain itu agar pengucapannya juga benar dan fasih, maka sering-sering diucapkan dengan bantuan petunjuk yang ada di kamus. Saya sering menganjurkan kepada peserta didik saya untuk tidak segan dan malu melatih pengucapan dengan cara sering-sering mengucapkan istilah-istilah tersebut dimana pun kita berada termasuk apabila sedang mandi sekalipun.
Cara ini pun dapat digunakan untuk memperlancar mengerjakan soal-soal matematika, misalnya ketika di sekolah tadi baru saja didiskusikan materi statistik dan sudah sampai pada latihan menentukan mean, modus dan median dari sebuah data yang tersaji. Maka usahakan pada hari itu juga di sekolah para peserta didik sudah dapat menguasai materi tersebut, ditandai dengan dapat menyelesaikan contoh-contoh soal yang diberikan bapak/ibu guru. Setelah nampak para peserta didik menguasai materi tersebut, maka pada akhir pertemuan diberikan beberapa soal untuk dikerjakan di rumah agar ada kesempatan mengulang. Nah di rumah, sebelum menyelesaikan PR yang ditugaskan sebaiknya para peserta didik mengulang dulu membahas dari awal tentang statistik, definisi-definisi yang ada dalam statistik baik itu dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Anggap saja kalian sedang menjadi ibu guru atau bapak guru didepan kelas. Hal demikian bisa dilakukan sambil main dan nyantai dengan sesekali tentu saja boleh melihat buku, baik buku catatan ataupun buku cetak. Setelah istilah-istilah dapat dengan lancar dipahami lagi dan diucapkan beberapa kali, baru kalian coba ulang mengerjakan contoh soal yang sudah dikerjakan dengan paham tadi di sekolah. Setelah pengulangan berhasil dan yakin kalian telah sangat memahaminya, maka cobalah sekarang mengerjakan PR nya. Insya Allah kalau cara demikian dilaksanakan dengan konsisten maka kalian akan semakin bersahabat dengan matematika. Jika belajar sendiri dirasa kurang berhasil atau kurang nyaman, maka kalian boleh mencobanya dengan mengajak teman dari kelompok belajar yang jumlahnya antara 4-5 orang saja. Cara ini bisa jadi lebih cepat berhasil asal semua anggota kelompok belajar punya komitmern yang tinggi tentang program belajar kelompok ini. Hanya saja perlu diwaspadai kemungkinan-kemungkinan lain yang biasa terjadi pada saat belajar kelompok ini, misalnya saja anggota kelompok malah ngobrol, main-main atau malah nonton video rame-rame. Kelebihannya, belajar dengan teman mungkin akan lebih melatih kemampuan berdiskusi, kerja sama juga bisa muncul ide-ide kreatif seperti menciptakan permainan atau games dalam proses belajar tersebut agar lebih menarik.
Nah selamat mencoba.....

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment