SEJARAH KURIKULUM NASIONAL INDONESIA

Bookmark and Share

SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM NASIONAL
NEGARA REPUBLIK INDONESIA

A.    Konsep Dasar Kurikulum
Beragam persepsi mengenai pengertian kurikulum yang tidak lepas dari adanya sudut pandang yang berbeda menimbulkan pula keberagaman dalam mengimplementasikan kurikulum itu sendiri. Secara etimologis kurikulum berasal dari kata Currere (=latin), yang bermakna berlari cepat, maju dengan cepat, menjelajahi, merambat, mengelilingi lapangan, gelanggang perlombaan dan sejenisnya. Pada mulanya kata ini lazim digunakan pada bidang atletik, namun dalam perkembangan selanjutnya diadopsi sebagai perbendaharaan umum di dunia pendidikan. Menurut Zain (1976) dalam Efendi (2009:6) “kata Currere pada perkembangan berikutnya dalam dunia pendidikan menjadi curriculum atau racecourse yang berarti tempat atau arena bagi peserta didik berlari atau berlomba untuk mencapai sesuatu, merekam semua beban/materi yang berakhir dengan tujuan (ijazah/gelar)”. Selanjutnya menurut Gagne (1967) dalam Efendi (2009:7) menyatakan “kurikulum sebagai suatu rangkaian unitbahan yang disusun sedemikian rupa sehingga setiap unit dipelajari secara utuh, dengan syarat kecakapan dan kemampuan yang erdapat dalam tujuan unit sebelumnya harus dikuasai oleh anak terlebih dahulu”.

B.     Sejarah Perkembangan Kurikulum
Sejarah perkembangan kurikulum sesuai dengan dinamis evolusioner telah berkembang seiring berputarnya waktu dan bergulirnya rentang kehidupan umat manusia di muka bumi. Berikut dipaparkan secara singkat gambaran perkembangan kurikulum secera universal. 
1.        Perkembangan kurikulum di Eropa Abad lampau
a.    Zaman Kuno
Pada masa ini kondisi masyarakat masih primitif dan keberadaan sekolah formal pada zaman ini bisa dikatakan memang belum ada. Kalaupun ada kurikulumnya tidak tertulis seperti pada zaman modern.
b.    Zaman Yunani
Pada zaman ini, untuk pertama kalinya orang mengenal pendidikan secara sistematis. Tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa bangsa Yunani adalah bangsa pelopor yang mula-mula memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi dan telah tersebar luashamper di seluruh dunia, khususnya Eropa. Sedangkan kurikulum dan pendidikan yang dikembangkan pada saat itu menurut Soemantri (1988) dalam Efendi (2009:9) dipilah menjadi:
(1)      Rhetorica School
Sekolah yang menitikberatkan pada pendidikan keahlian berbicara/berpidato dan berdebat
(2)      Philosopical School
Sekolah yang menitikberatkan pada pendidikan intelektual serta bidang filsafat (kecerdasan)
c.    Zaman Romawi
Bangsa Romawi mengembangkan kurikulum yang telah dijalankan oleh bangsa Yunani. Kurikulum bangsa Romawi mulai mencantumkan bahasa asing. Salah seorang tokoh pendidikan yang bernama Quintilianus, menyarankan sebagai berikut:
(1)      Kurikulum itu sebaiknya berintikan bahasa
(2)      Dianjurkan adanya korelasi antar sejarah, biografi, religi dengan pelajaran-pelajaran kuno
(3)      Pendidikan hendaknya direncanakan sesuai dengan individu
2.      Kurikulum abad pertengahan dan pendidikan modern
a.         Abad pertengahan
Abad pertengahan merupakan abad di mana telah terjadi asimilasi kebudayaan. Kekuasaan pada waktu itu berpusat pada gereja sehingga pendidikan juga bagian dari kekuasaan kaum gereja namun bahan telah diambil dari bangsa Yunani dan Romawi.Capella mengatakan bahwa pendidikan diliputi oleh tujuh pengetahuan budaya (TheSeven Liberal Arts) yang dikategorikan dalam dua aspek, yakni.
(1)      Trivium
§     Grammar
§     Rhetorica dan logica
§     Dialectica
(2)      Quadrivium
§  Geometri
§  Arithmetica
§  Music
§  Astronomi
Dominasi gereja sendiri sebenarnya juga mengatur mengenai kurikulumnya antara lain:
(1)   Kurikulum yang bermaksud membentuk pemimpin-pemimpin dalam gereja
(2)   Kurikulum untuk membentuk para kader serta pelajaran dari gereja sebagai pengabdian dan pelayanan dari gereja
b.    Pendidikan Modern
Bisa dikatakan merupakan pendidikan progresif karena pada masa ini diawali berdirinya sekolah “Pleasant House” yang dipelopori oleh tokoh pendidikan Vitrino de Veltre (1378 – 1448). Yang dimaksud dengan sekolah progresif adalah sekolah yang tercatat mengadakan hubungan antara sekolah menengah dengan Perguruan Tinggi artinya sekolah ini telah memikirkan anak didiknya yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Bahkan sekolah ini yang pertama kali berani mengkritisi kurikulum yang dibuat gereja.
Kemudian Inggris menyusul dengan mendirikan Sekolah Istana yang menitikberatkan pada:
(1)   Mementingkan pembentukan kelakuan baik (moral manners)
(2)   Mengajarkan bahasa Latin dan Yunani
(3)   Mencantumkan pendidikan Olah Raga serta permainan

C.    Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia kami batasi sejak dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 hingga saat ini, dengan demikian Kurikulum yang dibuat adalah Kurikulum Nasional. Adapun Kurikulum Pendidikan Nasional telah mengalami 8 kali perubahan, yakni pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 hingga 2006. Perubahan tersebut bisa dikatakan sebagai konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Adapun untuk lebih jelas kami paparkan dalam sajian table berikut di bawah ini.

D.    Kesimpulan
  1. Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia telah berkembang seiring dengan dinamika politik Negara Indonesia, pertumbuhan sosio buadaya masyarakat Indonesia dan perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi
  2. Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia telah mengalami perubahan menurut periodisasinya seiring dengan kepemimpinan nasional Indonesia yakni:
o  1945 – 1959    : Masa Kemerdekaan (Kurikulum 1947, Kurikulum 1952)
o  1959 – 1968    : Orde Lama (Kurikulum 1968)
o  1968 – 1994    : Orde Baru (Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994)
o  1994 – 2006    : Orde reformasi (Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004, KTSP 2006
  1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang tengah berlangsung bisa dikatakan kurikulum yang progresif revolusioner bagi dunia pendiidikan Indonesia dengan segala perubahan yang prinsip terutama bahwa kurikulum benar-benar telah berorientasi pada siswa artinya bahwa siswa sebagai peserta didik harus terlayani dalam menerima pendidikan dalam proses belajar, berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya








DAFTAR RUJUKAN

Efendi, Mohammad.2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Pengantar ke Arah Pemahaman KBK, KTSP, dan SBI. Malang. Fakultas Ilmu Pendidikan Universita Negeri Malang.
Hamalik, Oemar.2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya Offset
Hasibuan, Y.Y. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Studi Analisa Kurikulum SD 1968 – 1975. Surabaya. Usaha Nasional.
Idi, Abdullah.2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jogjakarta. Ar Ruzz Media
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rusma, Rosita Oktaviani. 2009. Sejarah Kurikulum Indonesiahttp://rositaoktavianirusma. blogdetik.com/2009/11/07/sejarah-kurikulum-indonesia/diunduh Rabu, 21 September 2011
Sahrudin, Iriani, Sri. Sejarah Kurikulum di Indonesiahttp://s1pgsd.blogspot.com/2011/04/ sejarah-kurikulum-di-indonesia.html. diunduh Rabu, 21 September 2011
Soekisno , R. Bambang A.2007.  Bagaimanakah Perjalanan Kurikulum Nasional (pada Pendidikan Dasar dan Menengah)?.http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/16/bagaimanakah-perjalanan-kurikulum-nasional-pada-pendidikan-dasar-dan-menengah/. diunduh Rabu, 21 September 2011

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment