Kehamilan Resiko Tinggi

Bookmark and Share
Kehamilan Resiko Tinggi. Kehamilan merupakan proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai dengan lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir. Demikian yang dimaksud dengan pengertian kehamilan. Lantas apa yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi itu ?

Kehamilan resiko tinggi merupakan suatu keadaan dimana kondisi ibu hamil yang bisa menyebabkan janin yang dikandungnya tidak dapat tumbuh dengan sehat, bahkan dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin. Ada juga yang mengartikan bahwasannya kehamilan resiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang kehamilannya mempunyai resiko lebih tinggi dan lebih besar dari normal umumnya kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang bayinya) dengan adanya resiko terjadinya penyakit atau kematian sebelum atau pun sesudah proses persalinanya kelak.

kehamilan resiko tinggi, Blog Keperawatan

Ada beberapa faktor yang bisa membuat kehamilan seseorang termasuk dalam kategori kehamilan resiko tinggi. Faktor yang menjadi penyebab kehamilan resiko tinggi adalah :
  1. Umur Ibu Hamil. Wanita yang telah hamil di dalam usia kurang dari 20 tahun atau baru hamil pada usia lebih dari 35 tahun ketika hamil anak pertama memiliki resiko kehamilan yang cukup tinggi.
  2. Riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik. Maksudnya bila pada kehamilan yang lalu mempunyai riwayat seperti keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati.
  3. Pre Eklampsia atau Gejala Keracunan Kehamilan. Kondisi ini ditandai dengan naiknya tekanan darah ibu hamil, terdapatnya protein dalam urin, serta timbulnya pembengkakan pada tubuh (oedema), Jika anda merasakan gejala-gejala ini terjadi pada anda, segeralah berbaring dan banyak beristirahat.
  4. Sudah memiliki 4 anak atau lebih.
  5. Eklampsia atau Keracunan Kehamilan. Wanita hamil yang mengalami eklampsia akan menunjukan tanda-tanda yang sama dengan mereka yang mengalami Pre eklampsia. Hanya saja wanita yang mengalami eklampsia akan mengalami kejang-kejang diseluruh tubuhnya. Biasanya dalam keadaan seperti ini maka dokter akan memberi obat anti kejang untuk menanganinya.
  6. Diabetes Melitus. Ibu hamil yang menderita diabetes melitus atau kencing manis harus memperhatikan makanannya demi menjaga kesehatan janin dan dirinya. Selain itu seringkali para dokter mengkhawatirkan bayi yang lahir dari ibu hamil yang menderita diabetes melitus DM, yang biasanya akan berukuran lebih besar daripada ukuran normalnya sehingga dalam hal ini biasanya akan membutuhkan tindakan tertentu dalam proses persalinannya nanti.
  7. Kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal.
  8. Penyakit Jantung. Ibu hamil yang diketahui memiliki penyakit jantung, perlu untuk mendapatkan pengawasan ekstra dari dokter. Hal ini dilakukan untuk menghindari mereka melakukan aktivitas secara berlebihan yang tentunya dapat membahayakan kondisi jantungnya.
  9. Anemia. Sebanyak 70% wanita pernah mengalami anemia. Ketika hamil tubuh wanita akan lebih mudah lagi mengalami anemia. Kondisi ini disebabkan karena tubuh ibu hamil memerlukan darah merah lebih banyak ketika persalinan. Anemia dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan janin, atau janin lahir dengan berat badan rendah. Karena itu kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan bergizi, baik untuk kesehatan dirinya maupun janinnya.
Demikian tadi sahabat-sahabat semuanya sedikit mengenai kehamilan resiko tinggi yang tentunya bisa terjadi kepada siapa saja. Untuk itulah memeriksakan kehamilan secara rutin akan membantu sekali dalam hal menjaga kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya.

Dengan perawatan yang baik, 90-95% ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan dan perawatan, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko kehamilan ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.

Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah di kemudian hari baik selama proses kehamilan ataupun pada proses persalinanya nanti. Semoga hal ini dapat memberikan manfaat.

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment