PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 06 PEKAN SELASA KECAMATAN PAUH DUO KABUPATEN SOLOK SELATAN

Bookmark and Share
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pembelajaran IPA di sekolah dasar telah dipelajari seorang siswa semenjak mereka berada di kelas I. Menurut Darmodjo dan Kaligis (1992:3) IPA atau Ilmu pengetahuan Alam berarti “ilmu” tentang “pengetahuan alam”, ilmu artinya “suatu pengetahuan yang benar”. Pengetahuan yang benar artinya “pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur (ketentuan) kebanaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat; sedangkan objektif artinya sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra”. Pengetahuan artinya “segala sesuatu yang diketahui oleh manusia”, dan pengetahuan alam adalah “pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya:, jadi, IPA adalah “pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya”.
1
 
Selanjutnya agar pembelajaran IPA menjadi suatu pengetahuan dan keterampilan bagi siswa, dan supaya siswa tidak merasa jenuh, guru harus mencarikan cara terbaik dalam menyampaikan materi, seperti memvariasikan cara penyampaian, salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah dengan menggunakan media.
Azhar (2006:2) berpendapat, “proses pembelajaran yang terjadi di sekolah dapat lebih dinamis dan akan mencapai sasaran yang diinginkan jika  ditambahkan alat Bantu atau media, karena dengan penggunaan alat Bantu atau media tersebut menjadikan siswa dapat lebih memahami pembelajaran”.
Adapun kata media itu sendiri menurut Azhar (2006:3), berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah “tengah”, “perantara”, dan “pengantar”. Jadi, media adalah “alat yang berperan menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran”, sedangkan media pembelajaran menurut Ilam (dalam gurupaismaalmuttaqin, 2008) adalah ”segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar, yang pada akhirnya mampu mengantarkan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran”.
Selanjutnya, jenis media menurut Wiryawan dan Noor Hadi (dalam Mulyani dan Johar, 1999:183-189), adalah:
1.      Media audio, yaitu jenis media yang dapat didengar, contoh cassete tape recorder dan radio.
2.      Media visual, yaitu media yang dapat dilihat, contoh media gambar dalam (still pitures) dan media grafis, media papan, serta media dengan proyeksi.
3.      Benda asli dan manusia sumber, yaitu benda yang sebenarnya, contoh diorama museum, dan dikunjungi manusia sumber.
4.      Media audio visual, yaitu media yang dapat dilihat dan didengar, contohnya televisi, film dan video.
Tetapi bila dilihat dalam penggunaannya dilapangan, masih banyak guru yang belaum memanfaatkan media. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya guru yang tidak kreatif dalam pembuatan media, keterbatasan bahan yang diperlukan, tidak sempatnya guru membuat media, mahalnya harga media, atau terbatasnya pengetahuan guru dalam penggunaan media. Sehingga, kalaupun ada media yang tersedia di sekolah, hanya akan menjadi barang pajangan dikantor.
Sekarang ini, semakin canggihnya media teknologi mikroelektronika membuat peran media audio visual tidak mungkin diabaikan begitu saja. Tentunya media audio visual bukan tanpa masalah untuk dapat diterima oleh masyarakat. Masalah seperti buta media audio visual, kesiapan mental dan juga harga yang relatif masih cukup mahal perlu ditanggulangi. Walaupun demikian, keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya media audio visual juga cukup banyak.
Adapun pengertian media audio visual secara lebih rinci seperti yang dijelaskan Azhar (2006:3) yaitu media audio visual adalah “suatu alat yang mengandung pesan dalam bentuk auditf dan visualitatif (dapat didengar dan dapat dilihat), dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Dalam hal ini, peran guru beralih menjadi fasilitator”.
Di SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan, khususnya kelas IV berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 5 Apil 2010, penggunaan media audio visual khususnya film dan vidio dalam pembelajaran IPA belum terlaksana disebabkan oleh ketidaksanggupan guru mengadakan proses belajar mengajar dengan menggunakan media audio visual tersebut, serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti televisi dan VCD ataupun Laptop dan In-focus juga belum tersedia disekolah.
Padahal, penggunaan media dalam menyampaikan pembelajaran seperti yang dikatakan Azhar diatas, dapat mencapai sasaran yang diinginkan dan menurut Ilam, dapat mengantarkan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran, dan pada akhirnya dpat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP SD 2006) yang telah dipelajari lebih lanjut, ada materi pembelajaran IPA di kelas IV semester II yaitu “perubahan kenampakan bimi”, yang akan lebih efektif menyampaikan maupun hasil belajar yang harus dicapai siswa apabila menggunakan media audio visual. Apalagi bila dihubungkan dengan tingkat perkambangan siswa di Sekolah Dasar yang menurut Jean Piaget (dalam Muctar, 1997:20) bahwa “pada saat seorang anak berusia 7-12 tahun, mereka mengembangkan konsep dengan benda-benda konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model media abstrak (tahap operasional konkret)”.
Dimana pada tahap ini, dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran, siswa harus dilihat atau mengalami sendiri hal tersebut, agar siswa dapat memahami pelajaran dan menjadi keterampilan bagi siswa pada masa yang akan datang, karena tidak semua perubahan menampakkan bumi yang bisa disaksikan langsung oleh siswa, misalnya perubahan yang disebabkan oleh badai tornado, pasang surut aiar laut, dan lain-lain.
Alaasannya adalah dalam mempelajari materi siswa sedapat mungkin melihat secara langsung, jelas dan nyata objek yang dipelajari, agar materi yang mereka dapatkan bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi mereka.
Sehingga dapat memahami dan mengenti bila mereka mengalaminya dalam kehidupan nyata, bukan lagi hanya membayangkan materi tersebut berdasarkan apa yang disampaikan guru atau melihat gambarnya saja, yang membuat siswa dengan kemampuan terbatas dalam menyerap pelajaran susah untuk memahami dan menghubungkan dengan kehidupan nyata.
Apabila dilihat lebih jauh, menonton bagi siswa, khususnya kaset CD, sudah merupakan suatu kebituhan dan merekapun lebih mengerti, memahami dan bisa capat menirukan apa yang disampaikan atau dlihatnya melalui CD dari pada apa yang disampaikan guru di sekolah ataupun orang tua mereka di rumah. Oleh sebab itu, guru harus jeli melihat peluang ini dengan menggunakan televisi dan VCD ataupun Laptop dan in-focus sebagai media pembelajaran.
Oleh karena itu, peneliti tertarik mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan”.
B.     Rumusan Masalah
Setelah memperhatikan uraian di atas, maka dapat diambil sebagai rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana bentuk rancangan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan.
2.      Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar IPA dapa siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan.
3.      Bagaimana bentuk penilaian pembelajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar IPA pad siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan.
4.      Bagaimana hasil belajar dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan.
C.    Tujuan Penelitian
Setelah melihat rumusan masalah diatas, maka dapat diambil sebagai tujuan penelitiannya adalah mendeskripsikan:
1.      Bentuk rancangan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan
2.      Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan.
3.      Bentuk penilaian pembelajaran dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan
4.      Hasil belajar dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan.
D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi peneliti
Manambah wawasan dan pengetahuan bahwa mengajarkan materi IPA, khususnya materi perubahan kenampakan bumi juga bias dilakukan dengan menggunakan media audio visual.
2.      Bagi Guru
Bahan masukan dalam mengajarkan materi IPA, sehingga diharapkan bisa menambah ilmu dan dapat menggunakannya dalam praktek pembelajaran.
3.      Bagi Siswa
Manambah pengalaman bahwa belajar IPA tidak hanya melalui ceramah dari guru, diskusi, maupun percobaan-percobaan, tetapi juga bias dengan menggunakan media audio visual, khususnya televise dan VCD atau laptop dan in-focus. Sehingga siswa bias menyaksikan langsung hal yang berbahaya bila mereka melihat langsung ke lapangan, melalui film dokumenter yang ditampilkan.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI

A.    Kajian Teori
Pembelajaran IPA di SD telah diberikan kepada siswa sejak siswa berada pada kelas I sampai siswa berada di kelas IV. Berikut ini akan dibahas mengenai IPA dan media yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan pembelajaran IPA di SD.
1.      Ilmu Pengetahuan Alam
10
 
Ilmu pengetahuan Alam  atau IPA merupaka salah satu mata pelajaran penting yang terdapat di sekolah dasar. Menurut Darmandjo dan Kaligis (1992:3), IPA atau Ilmu pengetahuan Alam berarti “ilmu” tentang “pengetahuan alam”, ilmu artinya “suatu pengetahuan yang benar”. Pengetahuan yang benar artinya “pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur (ketentuan) kebanaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat; sedangkan objektif artinya sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra”. Pengetahuan artinya “segala sesuatu yang diketahui oleh manusia”, dan pengetahuan alam adalah “pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya”, jadi IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya”.
Nash (dalam Darmandjo dan kaligis, 1992:3) menyatakan bahwa ”IPA itu suatu cara atau metode untuk mengamati alam” Bernal (dalam Darmandjo dan kaligis 1992:4) menyatakan bahwa ”IPA dapat dipandang sebagai a) institusi, b) metode, c) kumpulan pengetahuan, d) suatu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi, e)salah satu faktor penting yang mempengaruhi sikap dan pandangan manusia terhadap alam”.
Menurut Rom Herre (dalam Darmandjo dan kaligis 1992:4) IPA adalah ”kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya, yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama”.
Jadi IPA adalah kumpulan teori tentang pengetahuan yang rasional dan objektif yang telah diuji kebenarannya, yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam semesta dan segala isinya yang diamati secara seksama.
2.      Media
a.      Pengertian Media
Dalam dunia pendidikan kita sering mendengarkan kata media, menurut Azhar (2006:3) kata media berasal dari bahas latin yitu medius yang secara harfiah bararti ”tengah”, ”perantara”, ”pengantar”. Dalam bahasa arab, media adalah ”perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepad penerima pesan”.
Menurut Subandidyah (dalam miming, 2007:6), media merupakan ”sarana perantara dalam pembelajaran”, media merupakan ”sarana untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh siswa”. Senada dengan itu, Nana dan Ahmad (dalam prima 2007:4) mengemukakan ”media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kegiatan yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap”.
AECT (Association of Education and Communication Technologi), (dalam Azhar, 2006:3) memberikan batasan tentang media sebagai “segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi”. Sementara  menurut Gagne (dalam Arief, 2004:6), media adalah ”berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”.
Kata media sering diganti dengan kata mediator yang menurut Fleming (dalam Azhar, 2006:3) adalah ”penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Bila dikaitkan dengan pembelajaran, maka akan nampak bahwa dua pihak tersebut adalah siswa dan materi”.
Selanjutnya Miarsa (dalam Alami, 2006:7) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan ”segala sesuatu yang dugunakan untuk merangsang pikiran, perasaaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa”.
Dari pendapat di atas, maka dapatlah penulis simpulkan bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa.
b.      Ciri-ciri media
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Azhar, 2006:12-14) ciri-ciri media ada tiga, yaitu:
1)     Ciri Fiksatif (Fixative property)
Menggambarkan kemanpuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi atau peristiwa atau objek. Medianya seperti: fotografi, vidio tape, audio tape, disket komputer, dan film.
2)     Ciri Manipulatif (Manipulative property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit. Disamping dapat dipercepat, penayangannya juga dapat diperlambat.
3)     Ciri Distributif (Distributive property)
Mentransformasikan suatu objek melalui rua, secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa denga stimulus pengalaman yang relatif sama.
Jadi suatu benda dikatakan media apabila sudah memiliki ciri yaitu fiksatif (merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi), ciri manipulatif (dapat mempersingkat suatu kejadian), dan ciri distributif (dapat mentranstranformasikan suatu kejadian).
c.      Tujuan penggunaan media
Tujuan penggunaan media menurut Wordpress (2008) yaitu:
1) Memperjelas pesa agar tidak terlalu verbalistis, 2) mengatasi keterbasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra, 3) menimbulkan gairah belajar, 4) memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya, dan 5) memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Sedangkan tujuan penggunaan media menurut Mulyani dan Johar (1999:198) adalah:
1) Memberi kemudahan kepad siswa untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan, 2) memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi, 3) menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi, dan 4) menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan siswa.

Dari pendapat di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah memperjelas pesan, mengatasi keterbasan ruang, waktu, tenaga, daya indra, memungkinkan siswa belajar mandiri, memberi rangsangan yang sama, memberi pengalaman belajar yang berada dan bervariasi, menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi, dan menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan siswa.
d.      Prinsip pemilihan media
Menurut Mulyani dan Johar (1999:181-182) prinsip pemilihan media adalah:
1)           berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan pembelajaran yang disampaikan, 2) disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, 3) disesuaikan dengan kemampuan guru (dalam pengadaan dan penggunaan), 4) disesuaikan dengan situasi dan kondisi, dan 5) memahami karakteristik dari media itu sendiri.

Sedangkan menurut Dick dan Carey (dalam Basuki dan Farida, 1992:70) prinsip pemilihan media adalah harus disesuaikan dengan 1) tujuan penggunaan median, 2) karakteristik siswa yang akan diajarkan, 3) karekteristik dari media itu sendiri, dan 4) alokasi waktu yang digunakan.
Dari pendapat di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa prinsip dalam pemilihan media adalah berdasarkan tujuan yang harus dicapai sesuai dengan karakteristik siswa, disesuaikan dengan kemampuan guru, melihat karakteristik media dan alokasi waktu yang akan digunakan.
e.      Jenis-jenis media
Menurut Nana dan Ahmad (2005:3-4), ada beberapa jenis media pengajaran yang digunakan dalam proses pengajaran yaitu:
1)           Media dua dimensi yaitu media yang mempunyai ukuran penjang dan lebar. Sering juga disebut dengan media grafis, contoh medianya: gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, komik, kartun, dan lain-lain, 2) media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain, 3) media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-lain, dan 4) penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Jenis media menurut Wiryawan dan Noorhadi (dalam Mulyani dan Johar, 1999:183-189) adalah:
1)     Media visual yaitu media yang dapat di lihat, terdiri dari: a) media gambar dalam (still pictures) dan grafis, contohnya grafik, chart atau bagan, b) media papan yaitu media pelajaran dengan papan sebagai bahan baku utamanya, dapat dirancang secara memanjang maupun melebar, contohnya, papan tulis, papan flanel, c) media proyeksi yaitu penggunaan media dengan menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar, contohnya slide, tranparansi.
2)     Media Audio yaitu media yang dapat didengar, contoh: cassete tape recorder dan radio.
3)     Media Audio Visual yaitu media yang dapat dilihat dan didengar, jenisnya: televisi, film, dan video.
4)     Benda Asli dan orang yaitu benda yang sebenarnya, jenisnya: Specimen, mock up, diorama, laboratorium, museum.
3.      Film dan video
a.      Pengertian film dan video
Film dan video bukanlah hal yang asing lagi bagi siswa saat ini, karena sudah hampir setiap siswa dirumahnya memiliki sarana dan prasarana yang menunjang hal ini, seperti televisi dan VCD. Film merupakan suatu gambar hidup yang dapat dilihat.Sementara itu,video dapat didengar dan dapat dilihat.
Menurut Azhar (2006: 48),film atau gambar hidup merupakan ”gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup, film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontiniu”. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara yang alamiah atau suara yang sesuai.
Gerlach dan Ely (dalam Tasmarina, 2007:7) membedakan film berdasarkan ukurannya. Mereka menyatakan bahwa film adalah ”sebuah seri dari gambar-gambar, biasanya berukuran 8 mm atau 16 mm dalam ukuran yang diambil secara cepat dan ketika diproyeksikan dengan sebuah proyektor itu akan memberikan ilusi yang bergerak”.
b.      Kelebihan film dan video
Kelebihan film dan video (dalam wordpress, 2008) adalah 1) dapat menstimulir efek gerak, 2) dapat diberi suara maupun warna, 3) tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya, dan 4) tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya.
Sedangkan kelebihan dari penggunaan film dan video menurut Azhar (2006: 48-49) adalah: 1) dapat melengkapi pengalaman siswa, 2) pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut, 3) dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu, 4) mendorong dan meningkatkan motivasi, menanamkan sikap dan segi-segi efektif lainnya, 5) mengandung nilai-nilai positif, dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa, 6) dapat menyajikan peristiwa berbahaya bila dilihat secara langsung kelapangan, seperti lahar gunung berapi, dan 7) dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam waktu satu atau dua menit.
c.      Kekurangan film dan video
Kekurangan film dan video (dalam Wordpress, 2008) adalah 1) memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya, 2) memerlukan tenaga listrik agar dapat dimanfaatkan, dan 3) memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya.
Sejalan dengan pendapat di atas, Azhar (2006:50) berpendapat, kekurangan dari penggunaan film dan video adalah:
1)           Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang banyak, 2) pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut, 3) film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diingikan, kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

Dengan demikian menggunakan film dan video mempunyai kelebihan dan kekurangan, tetapi kerena kelebihannya lebih banyak dari pada kekurangannya, apabila sekolah sanggup menyediakan sarana dan prasarananya lebih baik film dan video ini digunakan sebagai media pembelajaran.
4.      Langkah-langkah pembelajaran IPA dengan menggunakan film dan video.
Menurut Basuki dan Farida (1992:78) ada tiga langkah pokok dalam prosedur penggunaan media pembelajaran yang perlu diikuti, yaitu:
a.      Persiapan
Langkah ini dilakukan sebelum menggunakan media. Dalam hal ini, medianya adalah film dan video. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat dipersiapkan dengan baik, yaitu:
1)     pelajari buku petunjuk atau bahan penyerta siaran yang telah disediakan, kemudian ikuti pentunjuk yang ada didalamnya, 2) siapkan peralatan yang diperlukan, 3) tetapkan, apakah media tersebut digunakan secara individual ataukah kelompok? Yakinkan bahwa semua siswa mengerti tujuan yang hendak dicapai, 4) atur tatanannya, agar semua siswa dapat melihat, mendengar pesan-pesan pembelajarannya dengan baik.

b.      Pelaksanaan (penyajian)
Selama menggunakan media pembelajaran, hindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu ketenanangan, perhatian, dan konsentrasi siswa.


c.      Tindak Lanjut
Kegiatan ini bertujuan untuk menetapkan pemahaman siswa terhadap pokok-pokok materi atau pesan pembelajaran yang hendak disampaikan melalui media. Kegiatan tindak lanjut ini umumnya ditandai dengan kegiatan diskusi, tes, percobaan, observasi, latihan, remediasi, dan pengayaan.
Dengan demikian langkah-langkah yang dapat kita gunakan dalam menggunakan media pembelajaran ada tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
5.      Pentingnya media dalam pembelajaran IPA
Penggunaan media dalam pembelajaran IPA merupakan hal yang sangat penting, karena menurut Basuki dan Farida (1992:75), media dapat berfungsi:
a)     Membuat konkret konsep abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah, b) membawa obyek yang berbahaya/sukar didapat di lingkungan belajar, seperti binatang buas, c) menampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya planet, d) menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, misalnya mikroorganisme, e) memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat, misalnya proses terjadinya getaran, f) memungkinkan siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan lingkungan, misalnya mengamati cuaca, g) memungkinkan keseragaman pengamatan/persepsi belajar siswa, h) membangkitkan motivasi belajar siswa.


6.      Pembelajaran IPA dengan menggunakan film dan video.
Pembelajaran IPA dengan menggunakan film dan video merupakan pembelajaran yang didahului dengan mengamati film dokumenter ”penampakan bumi” setelah selesai mengamati film dilanjutkan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa dan meminta siswa menceritakan film secara ringkas. Setelah itu guru menjelaskan lebih lanjut materi pelajaran. Kemudian siswa dibagi menjadi 6 kelompok dengan mendiskusikan masalah yang diberikan guru.
Menurut Basuki dan Farida (1992:78) ada tiga langkah pokok prosedur penggunaan media pembelajaran yang perlu diikuti, yaitu: a) persiapan, b) pelaksanaan, c) tindak lanjut. Dibawah ini adalah langkah-langkah penggunaan media pembelajaran tersebut, disini medianya adalah film dan video dan mata pelajarannya adalah IPA, dan dijabarkan sebagai berikut:
a)     Persiapan, terdiri dari: 1) mempelajari, menyiapkan, dan memastikan alat dapat berfungsi, dan 2) mengkondisikan siswa untuk mengamati film dokumenter.
b)     Pelaksanaan (penyajian), terdiri dari: 1) mengarahkan siswa mengamati dan mencatat materi yang penting dari film dokumenter ”penampakan bumi”, 2) tanya-jawab mengenai film, 3) meminta siswa menceritakan film secara ringkas, dan 4) menjelaskan lebih lanjut metri pelajaran.
c)     Tindak Lanjut, terdiri dari: 1) meminta siswa berdiskusi, dan 2) meminta siswa melaporkan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapinya.
B.     Kerangka Teori
Pembelajaran ”perubahan penampakan bumi” untuk siswa kelas IV sekolah dasar termasuk jenis pembelajaran hapalan. Tujuan utamanya adalah mengupayakan siswa agar dapat memahami isi pembelajaran dan menjadikannya sebagai pengetahuan dalam kehidupannya.
Penggunaan media audio visual, khususnya film dan video pada pembelajaran ”perubahan penampakan bumi” bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mengambil informasi yang didapatkannya dari mengamati film dokumenter yang disajikan guru, kegiatan pembelajarannya ada tiga tahap, yaitu:
1.      Pada tahap persiapan guru mempelajari, menyiapkan, dan memastikan alat dapat berfungsi, kemudian mengkondisikan siswa untuk mengamati film dokumenter.
2.      Pada tahap pelaksanaan (penyajian) siswa diberi kesempatan mengamati dan mencatat materi yang penting dari film dokumenter secara bebas sesuai dengan keinginan mereka, apakah dengan posisi duduk rapi atau duduk santai. Setelah selesai mengamati film, diadakan tanya-jawab, kemudian beberapa orang siswa diminta menceritakan film secara ringkas. Setelah itu, guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai materi pelajaran,
3.      pada tahap tindak lanjut siswa diminta untuk mendiskusikan secara berlompok mendiskusikan materi ”perubahan penampakan bumi” sesuai dengan masalah yang diberikan guru. Setelah selesai diskusi, satu persatu wakil dari kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Lokasi Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan. Alasan memilih lokasi ini adalah:
a.      Lokasi penelitian adalah tempat peneliti bertugas sebagai guru dan kepala sekolah.
b.      Berdasarkan observasi di SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan tersebut belumpernah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, khususnya dalam pembelajaran IPA di kelas IV semester II.
2.      Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan yang berjumlah 33 orang terdiri dari siswa laki-laki 16 orang dan siswa perempuan 17 orang.
3.     
25
 
Waktu/Lama Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2009-2010 di SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan, tepatnya pada bulan Juni sampai Agustus 2010.
B.     Rancangan Penelitian
1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, karena peneliti mengamati fenomena yang terjadi dilapangan. Sedangkan jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau action research. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:5) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas adalah “suatu proses dimana guru,siswa menginginkan terjadinya “perbaikan, peningkatan, perubahan pembelajaran” yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Sementara Suhardjo (2006:56) menyatakan PTK adalah “suatu bentuk kajian yang bersifat “refleksi” oleh pelaku tindakan (guru dan siswa) untuk meningkatkan kemampuan rasional serta memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktik pembelajaran dilakukan”.
Penelitian dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya oelh guru kelas dan peneliti terhadap kekurangan yang dirasakan selama ini dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan. Esensi PTK terletak pada tindakan dalam situasi alami untuk memecahkan permasalahan praktis atau untuk memecahkan masalah pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan.
Menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Ritawati Mahyudin dan Yetti Ariani, 2007:69), proses penelitian tindakan merupakan:
Proses daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek: mengembangkan perencanaan, melakukan observasi terhadap tindakan, dan melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap perencanaan, kegiatan tindakan, dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Sesuai dengan prinsip umum penelitian tindakan setiap tahapan dan siklusnya selalu secara partisipatoris atau kolaboratif antara peneliti dan guru kelas dalam system persekolahan.









2.      Alur Penelitian
 




















 















3.      Prosedur Penelitian
a.      Perencanaan
Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti bersama guru membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu berupa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Kegiatan ini di mulai dengan merumuskan rancangan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, yaitu dengan kegiatan berikut:
1.      Menyusun rancangan tindakan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hal ini meliputi a) standar kompetensi, b) kompetensi dasar, c) indikator, d) materi, e) metode, f) kegiatan pembelajaran, g) media/sumber, h) evaluasi/penilaian.
2.      Menyusun indikator, deskriptor, dan kriteria pembelajaran perubahan penampakan bumi.
3.      Menyusun alat untuk mengambil data berupa lembar pengamatan, catatan lapangan dan dokumentasi
4.      Melakukan pelatihan untuk membuat RPP, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.
a)     Pelatihan pembuatan RPP
Pelatihan ditekankan pada perumusan tujuan pembelajaran, memilih dan menetapkan materi, kegiatan pembelajaran, memilih dan menetapkan media/sumber belajar, dan perencanaan evaluasi.
b)     Pelatihan pelaksanaan pembelajaran
Latihan dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Kegiatan ini dilakukan pengamatannya selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelatihan ditekankan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan kesesuaiannya dengan RPP yang telah dibuat. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diadakan refleksi dan diskusi tentang kekurangan yang ditemukan selama latihan mengajar dan cara memperbaikinya.
c)     Pelatihan evaluasi
Pelatihan dilakukan untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran, baik evaluasi proses selama pembelajaran maupun evaluasi hasil setelah pembelajaran. Pelatihan ditekankan pada pelaksanaan evaluasi sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Pelatihan ini dilaksanakan sampai guru menguasai cara pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, baik dalam pembuatan RPP, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, maupun evaluasinya. Guru dikatakan telah menguasai cara pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, apabila telah memenuhi kriteria penyusunan RPP yang telah disusun.
Waktu yang digunakan untuk mendiskusikan adalah waktu luang yang ada bagi guru kelas dan peneliti, misalnya pada jam istirahat atau juga diakhir pembelajaran.
b.      Pelaksanaan
Tahapan ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran “perubahan kenampakan bumi”, dengan menggunakan media audio visual sesuai dengan RPP. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan satu kali  pertemuan (4X35 menit), dengan film dokumenter yang berbeda, tetapi masih berada pad satu CD sesuai dengan  RPP yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh peneliti sebagai guru/praktisi dan guru kelas sebagai pengamat. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Kegian yang dilakukan seperti kegiatan berikut ini:
1)     Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual sesuai dengan RPP yang dibuat yaitu dibagi dalam tahap persiapan, pelaksanaan (penyajian), dan tindak lanjut.
2)     Pengamat melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamat, dan format catatan lapangan.
3)     Peneliti dan pengamat melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.
Tahap pelaksanaan tindakan ini, setiap siklus mempunyai tema tersendiri yang diambil berdasarkan tema yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD semester II 2006.
c.      Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pemebelajaran dengan menggunakan madia audio visual dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas pada waktu melaksanakan tindakan pembelajaran.
Dalam kegiatan ini guru kelas berusaha mengenal, merekam, dan mendokumentasikan semua indikator dari proses perubahan yang terjadi, yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk lembar pengamatan.
Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru kelas, kemudian diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
d.      Refleksi
Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini peneliti dan guru kelas mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah: a) menganalisis tindakan yang baru dilakukan, b) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana yang ada dalam RPP dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, c) melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang diperoleh. Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya. Salain hasil kegiatan refleksi setiap tindakan digunakan untuk menyusun simpulan terhadap hasil tindakan I dan II.
C.    Data dan Sumber Data
1.      Data Penelitian
Data Penelitian ini berupa hasil pengamatan, catatan lapangan, dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaiakan pada pembelajaran perubahan kenampakan bumi denga penggunaan media audo visual pada siswa kelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan RPP, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran yang berupa hasil informasi berikut:
a.      Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru dan siswa yang meliputi interaksi belajar mengajar antara guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru dalam pembelajaran, baik dalam tahap persiapan, tahap pelaksanaan (penyajian), dan tahap tindak lanjut.
b.      Evaluasi pembelajaran, baik yang berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
c.      Hasil tes siswa, baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.
2.      Sumber Data
Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran perubahan kenampakan bumi dengan menggunakan media audio visual dikelas IV SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan yang meliputi perencanaan yang terdapat dalam RPP, pelaksanaan pembelajaran, kegiatan evaluasi, perilaku guru dan siswa sewaktu berlangsungnya proses pembelajaran. Data diperoleh dari peneliti sendiri, dan guru kelas SD Negeri 06 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan.
D.    Instrumen Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan pencatatan lapangan, lembar pengamatan, dan hasil tes.
Catatan lapangan berisi deskripsi atau paparan tantang latar pengamatan terhadap tindakan guru sewaktu pembelajaran perubahan penempakan bumi berlangsung. Unsur-unsur yang diamati dalam pelaksanaan mengacu pada  yang tertera pada butir-butir lembar pengamatan. Disamping itu juga memuat rancangan refleksi berdasarkan pengamatan yang dilakukan pengamat.
Pengamatan dilakukan untuk mengamati latar kelas tempat berlangsungnya pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar-lembar pengamatan. Pengamat mengamati apa yang terjadi pada prose pembelajaran. Unsur-unsur yang menjadi butir sasaran pengamatan bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan memberikan cheklist pada lembar pengamatan.
Tes, digunakan untuk memperkuat data pengamatan yang terjadi dalam kelas terutama pada butir penguasaan materi pembelajaran berubahan kenampakan bumi dari unsur siswa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan memahami pembelajaran.
Instrumen utama penelitian adalh peneliti sendiri, peneliti juga berperan sebagai perencana dan pelaksana pembelajaran di kelas. Peneliti sebagai instrumen utama menurut Bogdan dan Biklen (dalam Ritawati Mahyudin dan Yetti Ariani, 2007:77) bertugas ”menyaring menilai, menilai, menyimpulkan dan memutuskan data yang digunakan”.
E.     Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan Model Analisis Data Kuantitatif, karena peneliti bertujuan meningkatkan hasil pembelajaran siswa, seperti yang ditawarkan oleh Miles dan Hubberman (Dalam Ritawati Mahyudin dan Yetti Ariani, 2007:77) yaitu “Analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi berdsarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir menyimpulkan atau verifikasi. Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan”. Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:
1.      Menelaah yang telah terkumpul baik melalui pengamatan maupun catatan, dengan melakukan proses trankripsi hasil pengamatan, penyeleksian dan pemilihan data. Seperti pengelompokkan data pada siklus I dan siklus II, kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan.
2.      Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan fokus. Data yang telah dipisahkan tersebut kemudian diseleksi mana yang sesuai dan tidak sesuai. Data yang sesuai dianalisis dan tidak sesuai dibuang.
3.      Menyajikan data dilakukan dengan cara menggorganisasikan informasi yang telah direduksi, data mula-mula disajikan terpisah, setelah tindakan terakhir direduksi, keseluruhan data tindakan dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran perubahan kenampakan bumi dengan menggunakan media audio visual. Menyimpulkan hasil penelitian tindakan ini merupakan penyimpulan akhir penelitian. Kegiatan dilakukan dengan cara: a) meninjau kembali catatan lapangan, b) bertukar fikiran dengan ahli, guru kelas.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi, baik data perencanaan yang terdapat dalam RPP, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkana agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan terfokus kepada berbagai informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghabat pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.


{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment