PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI METODE
RECOLLECTION SMART TEACHING MATA PELAJARAN
MATEMATIKA
DI KELAS IV SDN 002 KASIKAN
A.
Latar Belakang
Matematika
merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA
dan bahkan juga di perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa
belajar matematika. Salah satunya pendapat Cockroft dalam buku Mulyono
Abdurrahman, Cockroft mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa
karena; selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi
memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara, meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran
keruangan, dan memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.[1]
1
|
Motivasi itu sendiri adalah
gejala dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga
dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. [3]
Syaiful Bahri Djaramah
menjelaskan motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekadar
diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada
beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu sebagai berikut:
- Motivasi
sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
- Motivasi
instrinsik lebih utama daripada motivasi eksrinsik dalam belajar
- Motivasi
berupa pujian lebih baik daripada hukuman
- Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
- Motivasi
dapat memupuk optimisme dalam belajar
- Motivasi
melahirkan prestasi dalam belajar[4]
Berdasarkan penjelasan di
atas, dapat dipahami motivasi memilki peranan penting dalam proses
pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Maka tugas dan peranan
guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas
pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut
proses belajar mengajar, tetapi juga harus mampu memilih metode pembelajaran
yang tepat.
Lebih lanjut berdasarkan
pengamatan awal penulis di SDN 002 KASIKAN Kecamatan tapung hulu Kabupaten
Kampar, berbagai upaya telah dilakukan oleh guru matematika yang terlibat
langsung dalam proses pembelajaran, upaya tersebut adalah sebagai berikut:
- Sudah
menggunakan berbagai metode dalam proses pembelajaran di antaranya metode
ceramah, drill dan diskusi.
- Sudah
berpedoman pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah
ditentukan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
- Memberikan
pujian dan mengaktifkan agar siswa tetap berminat untuk belajar.
Namun dari usaha yang
dilaksanakan, motivasi belajar siswa yang diharapkan masih belum termotivasi.
Hal ini terlihat dari gejala-gejala sebagai berikut:
- Lebih dari sebagian siswa yang kurang
memperhatikan guru dalam proses pembelajaran, hal ini terlihat masih ada siswa yang bermain ketika
guru menyampaikan materi pelajaran.
- Lebih dari sebagian siswa yang kurang
kosentrasi dalam proses
pembelajaran, hal ini terlihat ketika diajukan pertanyaan siswa tidak
dapat menjawabnya.
- Lebih dari sebagian siswa yang kurang tertarik
mengikuti proses pembelajaran, hal ini terlihat sering siswa keluar masuk
kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di antaranya adalah dengan menerapkan
metode Recollection Smart
Teaching. Agung Webe
menjelaskan bahwa metode Recollection
Smart Teaching bisa berefleksi tentang keberadaan guru sebagai pengajar, berkomunikasi
secara efektif dan efisien serta luar biasa, mempunyai jiwa leadership
dalam memimpin siswa-siswanya, perhatian dan kosentrasi siswa dalam kegiatan
belajar kuat, penuh motivasi dalam belajar siswa, dan selalu membuat siswa
tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.[5]
Jika
dikaitkan pendapat Agung Webe dengan gejala dilapangan, maka metode Recollection Smart Teaching cocok digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, karena perhatian dan kosentrasi
siswa dalam kegiatan belajar kuat, dan selalu membuat siswa tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Sehingga
mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Recollection Smart Teaching Mata
Pelajaran Matematika di Kelas IV SDN 002 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar”.
B.
Definisi Istilah
1. Motivasi belajar matematika
Motivasi belajar matematika adalah
faktor psikis yang bersifat non intelektual, dan peranannya yang khas, yaitu
menumbuhkan gairah, merasa senang, dan semangat dalam belajar, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan perolehan belajar.[6]
2.
Metode Recollection
Smart Teaching
Recollection dapat diartikan
mengingat kembali, Smart
adalah pintar/kepintaran, sedangkan Teaching adalah
mengajar/pengajaran. Jadi metode Recollection Smart Teaching dapat didefenisikan sebagai pengajaran yang
dilakukan untuk mengingatkan kembali apa yang dipelajari sehingga membuat siswa
menjadi lebih pintar.[7]
C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di
atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana Penerapan Metode Recollection Smart Teaching
dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Matematika di KELAS IV SDN 002 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar?”
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan metode Recollection Smart Teaching
dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika di Kelas IV SDN 002 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar.
2.
Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan dapat
memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut:
a.
Manfaat Teori
Sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya, metode Recollection Smart Teaching bisa berefleksi tentang
keberadaan guru sebagai pengajar, berkomunikasi secara efektif dan efisien
serta luar biasa, mempunyai jiwa leadership dalam memimpin
siswa-siswanya, perhatian dan kosentrasi siswa dalam kegiatan belajar kuat,
penuh motivasi dalam belajar siswa, dan selalu membuat siswa tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan penerapan metode Recollection Smart Teaching dapat
meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran
Matematika di Kelas IV SDN 002
Naga Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar.
b.
Manfaat Praktis
a) Bagi siswa
1) Untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN 002 Kasikan Kecamatan Tapung
Hulu Kabupaten
Kampar.
2)
Untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SDN 002 Kasikan Kecamatan Tapung
Hulu Kabupaten
Kampar.
b)
Bagi guru
1)
Penelitian ini merupakan salah
satu usaha untuk memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan penulis.
2)
Meningkatkan kemampuan guru untuk
menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
c) Bagi Sekolah :
1)
Meningkatkan prestasi sekolah
yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa.
2)
Meningkatkan kualitas sekolah
melalui peningkatan kualitas pembelajaran.
E.
Kerangka Teoretis
1.
Tinjauan Tentang Motivasi Belajar
a.
Pengertian
Motivasi Belajar
Menurut
Thursan Hakim motivasi belajar adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat
lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.[8]
Berdasarkan pendapat Thursan
Hakim, dapat dipahami motivasi merupakan dorongan seseorang yang untuk mencapai
tujuan tertentu.
Hal senada
Slameto menjelaskan motivasi belajar yang
kuat sangatlah perlu di dalam belajar, di dalam membentuk motivasi yang kuat
itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan, kebiasan-kebiasaan dan
pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi motivasi itu sangat perlu dalam
belajar.[9]
Menurut Prastya Irawan dalam
Agus Suprjino mengutip hasil penelitian Fyan dan Maehr bahwa dari tiga faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau
konteks sekolah, dan motivasi belajar, maka faktor terakhir merupakan faktor
yang paling baik.[10]
Selanjutnya
Walberg dalam Agus Suprijono menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi
antara 11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar. Studi yang dilakukan
Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36%, sedangkan McCelland
menunjukkan bahwa motivasi berprestasi mempunyai kontribusi sampai 64% terhadap
prestasi balajar.[11]
Berdasarkan
penjelasan pendapat Agus Suprijono, dapat dipahami bahwa motivasi belajar sangat
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa.
Berikut ini peneliti akan menjelaskan pengertian motivasi belajar menurut para
ahli. Pada hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan internal dan eskternal
pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.[12]
Berdasarkan pendapat teori sebelumnya, maka dapat dijelaskan bahwa
motivasi merupakan sebagai penggerak, pengarah dan penyeleksi pebuatan atau
tingkah laku yang akan dikerjakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang
dinginkannya.
b.
Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Secara garis besar
motivasi berdasarkan sumbernya dibedakan atas dua jenis, yaitu motivasi yang
murni timbul dari dalam dirinya sendiri yang lebih di kenal dengan istilah motivasi intrinsik dan adapula yang berkat dorongan
dari luar dirinya yang dikenal dengan istilah motivasi ekstrinsik. Seperti yang dikemukakan oleh Abdorrakhman Gintings bahwa motivasi
dibedakan atas dua macam:
1)
Motivasi intrinsik,
adalah motivasi yang murni yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai
tujuan yang sesungguhnya. Dalam hal belajar motivasi ini seperti perasaan
menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut. Tanda-tanda motivasi intrinsik adalah
a) Adanya bukti yang jelas tentang keterlibatan,
kreativitas, dan rasa menikmati pelajaran dalam diri siswa selama pembelajaran
berlangsung.
b) Adanya suasana hati (mood) yang positif seperti keseriusan dan keceriaan.
c) Munculnya pertanyaan dan pengamatan dari siswa yang
mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata.
d) Terdapat diskusi personal sestelah selesainya jam pelajaran.
e) Menyerahkan tugas atau kerya proyek tanpa diingatkan
oleh guru.
f) Berusaha keras dan tidak cepat menyerah dalam
mengatasi kesulitan belajar atau komunikasi serta penyelesaian tugas.
g) Mengusulkan atau menetapkan tugas yang relevan untuk
dirinya sendiri.
h) Mengupayakan penguasaan materi secara mandiri dengan
memanfaatkan berbagai strategi dan sumber belajar.
2)
Motivasi ekstrinsik,
adalah motivasi yang timbul berkat dorongan dari luar diri seseorang, seperti
pujian, hadiah, peraturan dan tata tertib, suri tauladan orang tua, guru dan
sebagainya.[13]
Hal senada juga dikemukakan oleh Oemar Hamalik mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi
belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan seseorang. Motivasi ini sering
juga disebut dengan motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dari
dalam diri seseorang, misalnya keinginan, menyenangi (minat), harapan. Jadi,
motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti
angka kredit, ijazah, medali pertentangan, dan persaingan yang bersifat negatif
dan hukuman.[14]
Bila kita cermati pendapat
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa secara garis
besar para ahli mengelompokkan motivasi atas dua jenis saja, yaitu motivasi
intrinsik (bersumber dari dalam diri) dan motivasi ekstrinsik (bersumber dari
luar diri individu). Sedangkan dalam penelitian ini hanya mengamati motivasi intrinsik, karena tampak dalam kegiatan pembelajaran.
c.
Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Anderson C.R dan Faust dalam Elida Prayetno
menyebutkan ciri-ciri motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, yaitu
sebagai berikut :
1)
Siswa
tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
2)
Perhatian
siswa dalam mengikuti pembelajaran tajam.
3)
Siswa
kosentrasi penuh dalam mengikuti pembelajaran.
4)
Siswa
memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas yang menjadi syarat keberhasilan
5)
Siswa
tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran.
6)
Siswa
tidak pernah menyerah dalam menghadapi permasalahan.[15]
Hamzah B Uno juga menyebutkan ciri-ciri motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Pada indikator ini terilhat dari rajinnya murid
belajar, serius mendengarkan penjelasan guru, bertanya, cepat menyelesaikan
tugas.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar.
Pada indikator ini terlihat dari tertariknya murid
untuk belajar, dimana murid merasa sesuatu yang didapatkan dalam belajar dapat
bermanfaat bagi dirinya.
3) Adanya harapan dan cita-cita dalam belajar
Pada indikator ini terlihat dari tekunnya murid
dalam belajar, dengan harapan memperoleh hasil yang baik.
4) Adanya penghargaan dalam belajar
Pada indikator ini terlihat dari adanya usaha
murid untuk mendapatkan penghargaan dan pujian dari guru dan teman lainnya,
seperti “Bagus Sekali”, Hebat”, “Menakjubkan”.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Pada indikator ini terlihat dari adanya murid
bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan respons, daapt menyimpulkan
pembelajaran, dan sebagainya.
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan murid dapat belajar dengan baik.[16]
Pada indikator ini terlihat dari murid belajar
dengan tenang, tidak gelisah, dan tidak keluar masuk kelas.
Dari
pendapat teori sebelumya, dapat dipahami bahwa
ciri-ciri motivasi belajar dapat terlihat dari ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, perhatian
siswa dalam mengikuti pembelajaran tajam, siswa kosentrasi penuh dalam
mengikuti pembelajaran, siswa memiliki
kemampuan untuk mengerjakan tugas yang menjadi syarat keberhasilan, siswa tidak
bosan dalam mengikuti pembelajaran, dan siswa tidak pernah menyerah dalam
menghadapi permasalahan. Maka penulis hanya mengambil pendapat pertama. Pendapat pertama inilah yang akan dijadikan bahan
untuk penelitian yang merupakan bagian dari variabel.
2.
Tinjauan Tentang Metode
Recollection Smart Teaching
a.
Pengertian Metode Recollection Smart Teaching
Metode Recollection
Smart Teaching adalah Recollection dapat diartikan mengingat kembali, Smart adalah pintar/kepintaran,
sedangkan Teaching adalah
mengajar/pengajaran. Jadi metode
Recollection Smart Teaching
dapat didefenisikan sebagai pengajaran yang dilakukan untuk mengingatkan
kembali apa yang dipelajari sehingga membuat siswa menjadi lebih pintar.
Dalam metode Recollection Smart Teaching membuat siswa bergembira dalam
belajar, sehingga bagi siswa belajar bukan sebuah beban yang menimpa dirinya,
melainkan sebuah hobi yang menjadi menyenangkan. [17]
Haris Mudjiman
menjelaskan bahwa rasa senang dapat timbul kalau dirinya pernah mengalami
sendiri kesenangan dari perbuatan sejenis di masa lalu, atau melihat pengalaman
orang lain yang mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari perbuatan dan hasil
belajarnya. Maka metode Recollection Smart Teaching merupakan cara
belajar yang dapat menimbulkan rasa senang dan gembira ketika siswa mengikuti
proses pembelajaran.[18]
Berdasarkan
pendapat teori tersebut, dapat dipahami bahwa dengan metode Recollection
Smart Teaching siswa menjadi lebih bergembira dan senang dalam mengikuti
pembelajaran.
b.
Langkah-Langkah Metode Recollection Smart Teaching
Adapun
langkah-langkah metode Recollection Smart Teaching adalah sebagai
berikut :
1)
Magical
Opening, yaitu guru membuka
pelajaran dengan hal-hal yang menarik.
2)
Emotional
Shyncronizing, yaitu guru
memberikan empati (perhatian) agar perhatian siswa menjadi tajam, sehingga
materi yang akan disampaikan dapat dipahami siswa dengan baik.
3)
Telling, yaitu guru menyampaikan materi pelajaran.
4)
Kharisma, yaitu guru memberikan pesan positif dari
materi pelajaran yang disampaikan, agar siswa dapat memahaminya dengan baik dan
merasa materi yang dipelajari itu adalah penting.
5)
Emotional
Persuasion Treatments, yaitu
:
a)
Guru
memberikan tugas/LKS kepada siswa yang merupakan tanggung jawab seorang
pendidik.
b)
Guru
bersama siswa memeriksa hasil LKS yang dikerjakan.
Berdasarkan
pendapat teori tersebut, dapat dipahami bahwa metode Recollection Smart
Teaching dimulai dari hal-hal yang menarik, memberikan perhatian,
menyampaikan materi, memberikan pesan positif dari materi pelajaran yang
disampaikan, dan mengerjakan tugas dengan cepat.
c.
Keunggulan
dan Kelemahan Metode Recollection Smart Teaching
Di antara
keunggulan metode Recollection Smart Teaching menurut Agung Webe adalah
sebagai berikut :
1)
Bisa berefleksi tentang keberadaan dirinya sebagai
pengajar.
2)
Bisa berkomunikasi yang efektif dan efisien serta
luar biasa.
3)
Perhatian dan kosentrasi siswa dalam kegiatan
belajar kuat.
4)
Penuh motivasi dalam belajar siswa
5)
Selalu membuat siswa tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran.[20]
Kelemahan
metode Recollection Smart Teaching adalah :
1)
Terdapat rasa takut siswa akan hukuman yang diberikan guru,
ketika siswa tidak mampu mengerjakan tugas yang diperintahkan.
2)
Terkadang guru lupa memberikan pujian kepada siswa ketika
berhasil mengerjakan tugas dengan benar, padahal siswa sangat mengharapkan
pujian itu.[21]
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eva Susanti
pada tahun 2008 dengan judul “Penerapan
Model Pembalajaran Cooperative Tipe Quick
on The Draw Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Siswa Kelas III MI Muhammadiyah Simpang Kubu”. Dengan hasil
= 40,0 dan harga
kritik chi kuadrat (
hitung ≥
tabel) baik pada taraf
signifikan 1% maupun 5% yaitu (5,99<40,0>9,21). Berdasarkan kriteria
pengujian, maka Ha diterima. Artinya terjadi peningkatan motivasi belajar
matematika siswa. Hasilnya ada peningkatan motivasi belajar matematika siswa
kelas III MI Muhammaiyah Simpang Kubu Kabupaten Kampar melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Quick On The
Draw.
G. Rencana Penelitian
1.
Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas IV SDN 002 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. Mata pelajaran yang diteliti adalah mata
pelajaran Matematika. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
tahun pelajaran 2010-2011 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang, sedangkan
objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode Recollection Smart Teaching untuk meningkatkan motivasi belajar matematika.
2.
Variabel yang Diselidiki
Variabel dalam penelitian ini meliputi: penerapan metode Recollection Smart Teaching, dan motivasi belajar siswa.
3.
Rencana Tindakan
Adapun waktu penelitian ini
direncanakan bulan Maret 2011 hingga Juni 2011. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam
beberapa siklus dan tiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan. Agar
penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang
mengganggu kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahapan-tahapan yang
dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: perencanaan/persiapan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Adapun daur siklus Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut : [22]
Pengamatan
|
Refleksi
awal
|
Perencanaan
|
pelaksanaan
|
SIKLUS I
|
Refleksi
|
Pengamatan
|
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
SIKLUS II
|
Refleksi
|
a. Perencanaan /Persiapan Tindakan
Pada
tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
1)
Menyusun rencana pembelajaran
berdasarkan langkah-langkah penerapan metode Recollection
Smart Teaching. Dengan standar kompetensi
memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun ruang,
sedangkan kompetensi dasar yang dicapai adalah menentukan sifat-sifat bangun
ruang sederhana
2)
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang
berisi langkah-langkah penyelesaian soal.
3)
Lembar observasi aktivitas guru
dan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran matematika melalui metode Recollection Smart Teaching.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
tindakan pada penelitian ini dengan menerapkan langkah-langkah metode Recollection Smart Teaching,
sebagai berikut:
Kegiatan awal :
1) Memulai pelajaran dengan
membaca do'a
2) Guru melakukan absensi siswa
3) Guru memberikan apersepsi tentang materi
palajaran yang telah lalu
Kegiatan inti :
1) Magical Opening, yaitu guru membuka pelajaran dengan hal-hal
yang menarik.
2) Emotional Shyncronizing, yaitu guru memberikan empati (perhatian)
agar perhatian siswa menjadi tajam saat proses pembelajaran, sehingga materi
yang akan disampaikan dapat dipahami siswa dengan baik.
3) Telling, yaitu guru menyampaikan materi pelajaran.
4) Kharisma, yaitu guru memberikan pesan positif dari materi pelajaran yang
disampaikan, agar siswa dapat memahaminya dengan baik dan merasa materi yang
dipelajari itu adalah penting.
5) Emotional Persuasion Treatments, yaitu :
a) Guru memberikan tugas/LKS kepada siswa yang
merupakan tanggung jawab seorang pendidik.
b) Guru bersama siswa memeriksa hasil LKS yang
dikerjakan.
c) Guru menyimpulkan materi pelajaran.
Kegiatan
akhir :
1)
Guru memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya dari materi yang telah dipelajari.
2)
Guru mengakhiri pelajaran dengan
memberi Pekerjaan Rumah (PR)
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk
mengamati proses pembelajaran berlangsung di kelas. Dalam penelitian ini yang
membantu penulis dalam melakukan observasi adalah guru bidang studi matematika
kelas IV. Observasi dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang telah diberikan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk
mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran pada
setiap pertemuan, jika dalam suatu siklus terdapat kekurangan yang menyebabkan motivasi
belajar siswa belum meningkat maka akan dilakukan perbaikan, proses
pembelajarannya akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
4.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
- Jenis Data
Jenis data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari :
1)
Data Kualitatif, yaitu data yang digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh
kesimpulan.
Yang termasuk data kualitatif adalah : sangat sempurna, sempurna, cukup
sempurna, kurang sempurna, dan tidak sempurna.
2) Data
Kuantitatif, yaitu data yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau
pengukuran.
Yang termasuk data kuantitatif adalah : 90%-100%, 70%-89%, 50%-69%,
30%-49%, dan 10%-29%. Selain angka data kuantitatif bisa berbentuk grafik, dan
tabel hasil perhitungan.[23]
Data
kuantitatif dan kualitatif terdiri dari :
a)
Penerapan Metode Recollection
Smart Teaching
Data tentang aktivitas guru
dengan penerapan metode Recollection Smart Teaching.
b)
Motivasi Belajar Siswa
Data tentang motivasi belajar
siswa selama pembelajaran dengan penerapan
metode Recollection Smart
Teaching.
- Teknik Pengumpulan Data
Cara mengumpulkan data dalam peneltian ini adalahs :
1)
Observasi
a) Untuk mengamati aktivitas guru selama
pembelajaran penerapan metode Recollection Smart Teaching.
b) Untuk mengamati motivasi belajar Siswa
selama pembelajaran penerapan metode Recollection Smart Teaching.
2)
Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tentang
keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana prasarana yang berada di Sekolah Dasar
Negeri 005 Naga Beralih Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.
5. Teknik Analisis Data
Pengolahan data
penelitian ini menggunakan rumus persentase[24],
yaitu sebagai berikut :
P
Keterangan:
P = Angka Persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N =
Jumlah frekuensi secara keseluruhan
Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil penelitian, maka
dilakukan pengelompokkan atas 5 kriteria penilaian yaitu sangat sempurna, sempurna,
cukup sempurna, kurang sempurna dan tidak sempurna. Adapun kriteria persentase
tersebut yaitu sebagai berikut: [25]
TABEL 1.
KATEGORI AKTIVITAS GURU
a. Motivasi Belajar Siswa
Pada lembaran observasi,
setiap siswa termotivasi diberi kode “Ya”, sedangkan siswa yang tidak termotivasi
diberi kode “Tidak”. interval dan kategori aktivitas siswa adalah sebagai
berikut. [26]
TABEL 2.
KATEGORI MOTIVASI BELAJAR SISWA
6. Indikator Keberhasilan
a.
Indikator Penerapan Metode Recollection Smart
Teaching
Indikator penerapan
aktvitas guru melalui metode Recollection
Smart Teaching dalam kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut :
1) Magical Opening, yaitu guru membuka pelajaran dengan hal-hal
yang menarik.
2) Emotional Shyncronizing, yaitu guru memberikan empati (perhatian)
agar perhatian siswa menjadi tajam saat proses pembelajaran, sehingga materi
yang akan disampaikan dapat dipahami siswa dengan baik.
3) Telling, yaitu guru menyampaikan materi pelajaran.
4) Kharisma, yaitu guru memberikan pesan positif dari materi pelajaran yang
disampaikan, agar siswa dapat memahaminya dengan baik dan merasa materi yang
dipelajari itu adalah penting.
5) Emotional Persuasion Treatments, yaitu :
a) Guru memberikan tugas/LKS kepada siswa yang
merupakan tanggung jawab seorang pendidik.
b) Guru bersama siswa memeriksa hasil LKS yang
dikerjakan.
c) Guru menyimpulkan materi pelajaran.
b.
Indikator Motivasi Belajar Matematika
Yang menjadi indikator keberhasilan motivasi belajar
siswa dalam proses pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
1)
Tertarik dalam mengikuti
proses pembelajaran, dilihat dari selalu hadir dan tidak pernah keluar masuk
kelas.
2)
Memperhatikan penjelasan
guru dengan baik.
3)
Selalu kosentrasi penuh
dalam mengikuti pembelajaran, dilihat dari mampu mengulang penjelasan guru yang
telah disampaikan.
4)
Mampu mengerjakan tugas dengan
tepat waktu
5)
Tidak bosan dalam
mengikuti pembelajaran, dilihat dari tidak pernah bermain dengan teman.
6)
Tidak menyerah dalam
menghadapi permasalahan, dilihat dari mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
guru.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi di dalam belajar matematika mencapai 75 %[27].
Artinya dengan persentase tersebut motivasi belajar siswa tergolong tinggi, hal
ini berpedoman pada teori yang dikemukan oleh Agus Suprijono sebagai berikut:
a. 92%
- 100% tergolong Sangat Tinggi
b. 72%
– 91% tergolong Tinggi
c. 49%
– 71% tergolong Cukup Tinggi
d. 25%
- 48% tergolong Kurang Tinggi
H.
Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah
berisi tentang waktu peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
1. Lokasi Penelitian : SDN 002 Kasikan
Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar
2. Waktu Penelitian : 4 Bulan
3. Obyek Penelitian : Siswa Kelas IV
1
|
Kegiatan
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Perencanaan
|
|||||||||||||||||
Penyempurnaan proposal
|
√
|
√
|
√
|
||||||||||||||
3
|
Rencana Seminar Proposal
|
√
|
|||||||||||||||
4
|
Perbaikan
Seminar
|
√
|
√
|
√
|
|||||||||||||
5
|
Pelaksanaan
Tindakan Siklus I dan Siklus II
|
√
|
√
|
||||||||||||||
6
|
Analisis
Data
|
√
|
|||||||||||||||
7
|
Konsultasi
|
√
|
|||||||||||||||
8
|
Ujian
Skripsi
|
√
|
|||||||||||||||
9
|
Perbaikan
Skripsi
|
√
|
|||||||||||||||
10
|
Laporan
Akhir
|
√
|
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi
PAIKEM, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009
Anas Sudijono, Pengantar
Statistik Pendidikan, Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2004
Bambang Warsita,
Teknologi Pembelajaran Landasan &
Aplikasinya, Jakarta :
PT. Rineka Cipta, 2008
Elida Prayetno, Motivasi dalam Belajar, Jakarta : Depdikbud, 1989
Hamzah B Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara,
2008
Haris Mudjiman, Belajar Mandiri (Self-Motivated Learning), Surakarta : UNS Press, 2007
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2008
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta :
Bumi Aksara, 2004
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta :
Rajawali Press. 2004
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta .
Rineka Cipta, 2003
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta. 1998
_________________,
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. 1998
Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2008
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, Jakarta :
Puspa Swara, 2005
Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan), Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2008
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI METODE
RECOLLECTION SMART TEACHING MATA PELAJARAN
MATEMATIKA DI KELAS IV
SDN 002 KASIKAN
KECAMATAN TAPUNG HULU
KABUPATEN KAMPAR
Oleh
MIMI
FEBRIANTI
NIM. 11018201140
PEMBIMBING
Drs. H. MAS’UD ZEIN, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1432 H/2011 M
Memeriksa
Di Lapangan
(Reconnaissance)
|
[1] Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 253
[2] Bambang Warsita, Teknologi
Pembelajaran Landasan & Aplikasinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008, h. 81
[3] Thursan Hakim, Belajar Secara
Efektif, Jakarta :
Puspa Swara, 2005, h. 26
[5] Agung Webe, Smart Teaching (5 Metode Efektif Lejitkan Prestasi
Anak Didik, Yogyakarta :
Jogya Bangkit Publisher, 2010, h. 37-38
[6] Sardiman, Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rajawali Press. 2004, h. 75
[8] Thursan Hakim, Loc.Cit,
h. 26
[9] Slameto, Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta . Rineka Cipta, 2003, h. 58
[10] Agus Suprijono, Cooperative
Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2009, h. 162
[11] Ibid, h. 162
[12] Hamzah B Uno, Teori Motivasi
& Pengukurannya, Jakarta :
Bumi Aksara, 2008, h. 23
[13] Abdorrahkman
Gintings, Esensi Praktis Belajar dan
Pembelajaran, Bandung: Humaniro, 2008, h. 88-89
[14] Oemar Hamalik, Proses Belajar
Mengajar, Jakarta :
Bumi Aksara, 2004, h.162
[15] Elida Prayetno, Motivasi
dalam Belajar, Jakarta :
Depdikbud, 1989, h. 10
[16] Hamzah B Uno, Loc.Cit, h. 23
[17] Agung Webe, Loc.Cit, h. 40
[19] Agung Webe, Loc.Cit, h. 40
[20] Ibid, h. 37-38
[21] Ibid, h. 43
[22]Suharsimi Arikunto, Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta ,
Rineka Cipta, 2007, h. 16
[23] Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. 1998, h. 245-246
[24] Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2004, h. 43
[25] Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan), Yogyakarta : Pustaka
Yustisia, 2008, h. 416
[26] Agus Suprijono, Loc.
Cit, h. 163
[27]Mulyasa, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2008, h. 257
[28] Agus Suprijono, Loc.
Cit, h. 163
{ 2 comments... Views All / Send Comment! }
Inilah Saatnya Menang Bersama Legenda QQ
Situs Impian Para pecinta dan peminat Taruhan Online !!!
Hanya Dengan 1 id bisa main 7 games boss !!!
CAPSA SUSUN | PLAY POKER | BANDAR POKER | BandarQ | Domino99 | AduQ | SAKONG Terbaik
Keunggulan Legenda QQ :
- MINIMAL DEPO & WD 20.000
- PROSES DEPO & WD TERCEPAT
- KARTU-KARTU BERKUALITAS DISAJIKAN
- CS RAMAH & INSPIRATIF SIAP MEMBANTU 24 JAM
- TIPS & TRIK MENJADI KEUNGGULAN SITUS INI
Tunggu apalagi Boss !!! langsung daftarkan diri anda di Legenda QQ
Ubah mimpi anda menjadi kenyataan bersama kami !!!
Dengan Minimal Deposit dan Raih WD sebesar" nya !!!
Contact Us :
+ website : legendapelangi.com
+ Skype : Legenda QQ
+ BBM : 2AE190C9
TAIPANINDO .COM | TAIPANQQ .INFO | TAIPANQQ .ORG
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!
Post a Comment