Ada opini yang beredar bahwa sperma suami yang keluar ketika berhubungan intim dengan istrinya yang hamil, akan “mematangkan” kondisi jalan lahir, sehingga memicu persalinan dini. Benarkah?
Hal ini tidak sepenuhnya benar. Pada sperma, memang ada hormon prostaglandin yang dapat memicu kontraksi. Namun, pada umumnya jumlah hormon prostaglandin dalam sperma tidak cukup banyak untuk sampai menyebabkan terjadinya kontraksi, apalagi persalinan.
Lalu, bagaimana dengan pasangan yang justru ingin melakukan hubungan intim itu saat menjelang persalinan agar si kecil cepat lahir? Pembuktian ilmiah tentang hal ini sampai sekarang tidak ada. Sebab, tidak semua orang yang melakukan hubungan intim mengalami hal itu. Memang ada ibuhamil yang kebetulan melahirkan setelah berhubungan intim pada usia kehamilan cukup bulan. Namun, penyebabnya bukan dipicu oleh sperma sang suami, tetapi memang sudah waktunya bersalin saja.
Hal ini tidak sepenuhnya benar. Pada sperma, memang ada hormon prostaglandin yang dapat memicu kontraksi. Namun, pada umumnya jumlah hormon prostaglandin dalam sperma tidak cukup banyak untuk sampai menyebabkan terjadinya kontraksi, apalagi persalinan.
Lalu, bagaimana dengan pasangan yang justru ingin melakukan hubungan intim itu saat menjelang persalinan agar si kecil cepat lahir? Pembuktian ilmiah tentang hal ini sampai sekarang tidak ada. Sebab, tidak semua orang yang melakukan hubungan intim mengalami hal itu. Memang ada ibuhamil yang kebetulan melahirkan setelah berhubungan intim pada usia kehamilan cukup bulan. Namun, penyebabnya bukan dipicu oleh sperma sang suami, tetapi memang sudah waktunya bersalin saja.
Tidak ada alasan lagi ‘kan untuk “puasa” berhubungan seks saat istri hamil? Intinya, selamakehamilan normal, serta calon bunda dan calon ayah juga dalam kondisi sehat, maka hubungan seks tak perlu dikhawatirkan.
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment