ORGANISASI PENYAJIAN KARYA ILMIAH
Topik dan Bahasa
1.1 Pemilihan Topik
Banyak orang menganggap bahwa topik sama dengan judul. Sesungguhnya tidak demikan; topik adalah pokok yang akan diperikan atau masalah yang hendak dikemukakan dalam karya ilmiah, sedangkan judul adalah nama karya ilmiah. Pemilihan topik merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu penyusunan karya ilmiah. Topik yang menarik akan memikat pembaca untuk membaca seluruh isi karya ilmiah. Oleh karena itu, topik yang dipilih sebaiknya sesuai dengan masalah yang dikuasai penulis.
1.2 Sistematika Penulisan
Melalui karya ilmiah hendak disampaikan suatu hasil pengamatan (observasi), percobaan (eksperimen), penelitian atau studi pustaka. Penyampaian itu dilakukan dengan menggunakan media bahasa. Bahasa yang digunakan dalam penyampaian hasil pengamatan, percobaan, penelitian, atau studi pustaka itu adalah bahasa ragam tulis, bukan ragam lisan. Ragam tulis dalam karya ilmiah hendaklnya jelas, lugas, dan komunikatif supaya pembaca dengan mudah dapat memahami isisnya.
Jelas berarti bahwa bahasa yang digunakan memperlihatkan secara jelas unsur-unsur kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam tiap-tiap kalimat terlihat bagian mana yang merupakan subjek, bagian mana yang merupakan predikat, dan bagian mana yang merupakan objek, (dalam struktur transitif), serta bagian mana yang merupakan keterangan (kalau ada) sehingga setiap kalimat yang terdapat dalam karya ilmiah itu memenuhi persyaratan kaidah tata bahasa.
Lugas berarti bahwa bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimat bahasa karya ilmiah hanya memungkinkan satu pilihan tafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penulis. Setiap kata diberi bobot makna yang sewajarnya sehingga tidak perlu diulang dengan berbagai sinonim atau paralelisme. Pemakaian pleonasme sedapat-dapatnya dihindarkan. Demikian juga, pemakaian metafora dihindarkan karena bahasa yang lugas harus langsung menunjukkan persoalan. Di samping itu, bahasa yang lugas memperlihatkan ekonomi bahasa sepanjang tidak mengganggu kaidah tata bahasa, ejaan, ataupun pilihan kata.
Komunikatif berarti bahwa wacana yang disajikan menciptakan komunikasi antara pembaca dan penulis. Wacana dapat menjadi komunikatif jika disajikan secara logis dan bersistem. Kelogisan itu terlihat pada hubungan antarbagian dalam kalimat, antarkalimat dalam alinea, dan antaralinea dalam sebuah wacana, yaitu memperlihatkan hubungan yang masuk akal; misalnya, hubungan sebab akibat, ururtan peristiwa, dan pertentangan. Bersistem berarti bahwa uraian yang disajikan menunjukkan urutan yang mencerminkan hubungan yang teratur. Hubungan yang masuk akal dan teratur itu tercermin dalam ketetapan penggunaan kata penghubung intrakalimat seperti karena, sehingga, supaya, dan, lalu, tetapi – dan ketetapan penggunaan kata atau ungkapan penghubung antarkalimat – misalnya, jadi, namun, sebaliknya, oleh karena itu,di samping itu, sehubungan dengan itu, dan dengan demikian. Di samping itu, tentu saja tanda baca ikut menunjang penyajian uraian yang logis dan bersistem itu.
Masalah pemakaian/istilah asing atau daerah dan singkatan perlu pula /mendapat perhatian dalam penggunaan bahasa karya ilmiah. Pemakaian/istilah asing ataupun daerah dihindarkan, terutama kata kata atau istilah yang telah mempunyai padanan dalam bahasa indonesia. Jika kata/istilah Indonesia yang dilakukan masih dirasakan perlu dijelaskan dengan kata/istilah asingnya, karena istilah Indonesia itu belum dikenal oleh masyarakat luas, maka istilah Indonesia dituliskan lebih dahulu, lalu disertakan istilah asing yang ditempatkan di dalam kurung dan di garis bawahi.
Selanjutnya, cukup digunakan istilah Indonesianya saja. Demikan juga, pemakaian singkatan sedapat-dapatnya dihindarkan karena singkatan tidak memiliki nilai dokumentasi yang tinggi, kecuali singkatan yang sudah sangat umum diketahui oleh masyarakat, seperti SD, MPR, IGGI. Jika terpaksa digunakan singkatan, pertama kali muncul singkatan itu ditulis dengan didahului bentuk lengkapnya dan singkatannya ditempatkan didalam kurung. Selanjutnya, cukup dituliskan singkatannya saja.
Salah satu ciri keilmiahan adalah keobjektifan. Oleh karena itu, karya ilmiah harus disajikan dengan seobjektif-objektifnya.
Ejaan yang digunakan adalah ejaan yang resmi, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Baik mengenai penulisan kata atau istilah maaupun penggunaan pungtuasi (tanda baca) benar-benar harus diperhatikan kaidah-kaidah yang terdapat dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Sistematika Penulisan
Sebuah karya ilmiah memiliki judul, kata pengantar, pendahuluan, isi, penutup, dan daftar pustaka. Karya yang agak panjang (lebih dari 10 halaman) biasanya dilengkapi dengan daftar isi yang ditempatkan di antara kata pengantar dan pendahuluan. Hal-hal lain yang dianggap perlu disertakan dalam karya ilmiah itu dapat dilampirkan; misalnya, korpus data, alat pengumpul data (kuesioner, tes), dan peta. Walaupun karya ilmiah dapat disajikan dengan berbagai metode dan sistematika penulisan, sebaiknya dalam suatu perguruan tinggi disepakati sistematika penulisan karya ilmiah yang seragam.
1.1 Judul
Judul suatu karya ilmiah hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas tentang materi dan ancangan atau ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Selain itu, judul harus dapat menarik perhatian pembaca dan menggelitik rasa ingin tahu keseluruhan isi karya tersebut. Pada umumnya judul baru dipikirkan penulis setelah karya yang dibuat selesai (bandingkan dengan topik). Tentu saja ada pula penulis yang berangkat dari judul yang kemudian dikembangkan menjadi yang utuh.
1.2 Kata Pengantar
Kata pengantar sekurang-kurangnya berisi (1) penjelasan mengenai adanya tugas pembuatan karya ilmiah, (2) penjelasan mengenai pelaksanaan pembuatan karya ilmiah, (3) informasi tentang bimbingan atau pengarahan dan bantuan yang diperoleh dalam pembuatan karya ilmiah, (4) ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan memungkinkan terwujudnya karya ilmiah, dan (5) penyebutan tempat (kota) tanggal, bulan, dan tahun pembuatan karya ilmiah, serta nama penulis.
1.3 Daftar Isi
Untuk memudahkan pembaca mengetahui isi karya ilmiah atau untuk menemukkan bagian-bagian, misalnya, bab atau anak bab yang dikehendaki, karya ilmiah yang panjangnya lebih dari 10 halaman sebaiknya dilengkapi dengan daftar isi. Dalam karya ilmiah yang lebih besar, seperti skripsi, tesis, atau laporan penelitian tentu bab dan anak bab lebih banyak sehingga derajat penomoran anak-anak bab lebih banyak pula. Dalam hubungan itu, derajat penomoran itu dibatasi sampai empat angka. Semua judul anak bab yang mempunyai nomor perlu dimasukkan dalam daftar isi.
1.4 Pendahuluan
Pendahuluan bermaksud mengantar pembaca ke dalam pembahasan suatu masalah. Dengan membaca bab pendahuluan, pembaca sudah dapat memperoleh gambaran umum tentang pokok pembahasan dan gambaran umum tentang penyajiannya. Pendahuluan hendaklah dapat merangsang dan memudahkan pembaca membaca seluruh karya ilmiah itu. Bab pendahuluan ini berisi (1) latar belakang dan masalah, (2) tujuan, (3) ruang lingkup/pembatasan masalah, (4) teori yang dipakai, (5) sumber data, (6) metode dan teknik yang digunakan, serta biasanya dilengkapi dengan (7) sistematika.
a)Latar belakang dan masalah mengemukakan :
1.Penalaran pentingnya pembahasan masalah yang dibahas atau alasan yang mendorong pemilihan masalah;
2.Telaah studi pustaka/komentar mengenai tulisan/karangan yang telah ada tentang masalah yang berhubungan dengan masalah yang dibahas;
3.Manfaat praktis hasil pembahasan/karya ilmiah;
4.Perumusan masalah pokok yang akan dibahas secara jelas dan eksplisit dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang dapat membangkitkan perhatian pembaca.
b)Tujuan mengungkapkan rumusan :
1.Upaya pokok yang akan dikerjakan;
2.Garis besar hasil yang hendak dicapai.
c)Ruang lingkup/pembatasan masalah mengemukakan :
1.Pembatasan masalah yang dibahas;
2.Perincian masalah yang dibahas;
3.Perumusan istilah secara tepat (selanjutnya penggunaan istilah harus taat asas).
d)Teori mengungkapkan :
1.Prinsip-prinsip teori yang dapat menggambarkan langkah dan arah analisis;
2.Alasan pemilihan teori yang dipakai.
e)Sumber data menjelaskan :
1.Kriteria penentuan jumlah data;
2.Kriteria penentuan mutu data;
3.Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
f)Metode dan teknik mengungkapkan :
1.Metode yang digunakan, misalnya deskriptif, komparatif, atau eksperimental;
2.Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, misalnya wawancara, observasi, kuesioner, atau tes.
g)Sistematika dan teknik mengemukakan :
1.Penjelasan kode data (kalau ada);
2.Urutan hal-hal yang dimuat dalam karya ilmiah, apa saja yang dikemukakan mulai dari judul sampai dengan daftsr pustaka dan kalau perlu lampiran.
1.5 Isi
Bagian yang merupakan inti karya ilmiah ini memaparkan uraian pokok masalah yang dibahas. Uraian bagian ini hendaknya dapat memberikan petunjuk kepada pembaca dalam memahami setiap langkah dan keseluruhan pembahasan. Di samping itu, bagian isi ini harus menunjukkan kelengkapan, ketaasasan, keeksplesitan, analisis, dan kesimpulan materi yang dibahas.
Panjang lebar uraian harus proporsional dengan pentingnya (anak) masalah yang dibahas. Jika perlu, bagian ini dapat dijadikan lebih satu bab, tergantung pada keluasan masalah yang dibahas. Judul bab masing-masing (jika lebih dari satu bab) mencerminkan masalah pokok yang dibahas. Bab isi ini mengungkapkan :
a.Uraian masalah yang dibahas;
b.Analisis dan interprestasi;
c.Ilustrasi atau contoh-contoh;
d.Tabel, bagan, gambar (kalau ada).
1.6 Penutup
Bagian penutup ini berisi kesimpulan dari saran (kalau ada saran). Yang dikemukakan dalam kesimpulan adalah peryataan-peryataan kesimpulan analisis atau pembahasan yang dilakukan dalam bab-bab isi. Kesimpulan merupakan jawaban permasalahan yang dikemukakakn dalam pendahuluan. Kesimpulan bukan rangkuman atau ikhtisar. Pernyataan kesimpulan dapat berupa uraian (essai) atau berupa butir-butir yang bernomor. Pada bagian akhir penutup ini dapat dikemukakan saran yang dirasakan perlu disampaikan kepada pembaca berkenaan dengan pembahasan masalah dalam karya ilmiah itu.
1.7 Catatan
Catatan merupakan tambahan keterangan tentang fakta, teori, atau pernyataan yang dikemukakan dalam uraian yang memerlukan penjelasan, tetapi catatan itu tidak dapat dimasukan dalam uraian karena mengganggu. Catatan dibuat jika memang diperlukan.
1.8 Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi daftar buku, majalah, artikel dalam majalah atau surat kabar, atau artikel dalam kumpulan karangan (antologi) yang digunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data, analisis/pembahasan, ataupun penyusunan karya ilmiah. Daftar pustaka merupakan persyaratan suatu karya ilmiah. Di samping itu penyusun daftar pustaka sebagai daftar acuan memudahkan pembaca yang berminat menemukan sumber data yang digunakan.
1.9 Lampiran
Lampiran adalah bagian dari suatu karya ilmiah yang merupakan keterangan/informasi tambahan yang dianggap perlu untuk menunjang kelengkapan karya ilmiah. Keterangan/informasi yang dapat dilampirkan tergantung pada jenis, sifat, dan tujuan karya ilmiah itu, misalnya, korpus data, kuesioner atau tes yang dipakai untuk mengumpulkan data, peta lokasi penelitian, tabel bagan, atau gambar yang tidak dapat dimasukkan dalam uraian karena terlalu mengganggu penyajian.
Home »Unlabelled » ORGANISASI PENYAJIAN KARYA ILMIAH
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment