PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 001 KASIKAN TP. 2013/2014

Bookmark and Share
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS
V SDN 001 KASIKAN TP. 2013/2014

M. KADAR
NIM. 820827933

Abstrak
           
            Rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN 001 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar, yang disebabkan oleh kurangnya minat belajar siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat merupakan permasalahan yang serius dan harus dicarikan solusinya. Oleh sebab itu untuk meningkatkan hasil dan minat belajar siswa sekolah dasar negeri 001 Kasikan yang terdiri 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan metode kooperatif tipe STAD merupakan metode yang tepat untuk mengatasi permasahan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 2 siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar  yang mula-mula siswa yang mencapai KKM hanya 31 siswa (77,5%) dengan rata-rata 70,12 kemudian pada siklus 1 mengalami peningkatan hasil  belajar  yakni siswa yang mencapai KKM sebanyak 38 siswa (95%) dengan rata-rata 83,25 kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan lagi yakni siswa yang mencapai KKM sebanyak 40 siswa  (100 %) dengan rata -rata 91,87. Tidak hanya sebatas itu aktifitas siswa dan guru juga menunjukkan peningkatan. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa menerapkan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Kata kunci : Matematika, metode kooperatif tipe STAD, hasil belajar.




















PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, sebab peningkatan mutu pendidikan adalah bagian integral dari proses pengembangan sumber daya manusia yang  harus dilakukan secara terencana, terarah dan intensif, sehingga mampu menyiapkan bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, dimana perubahan hidup manusia hanya dapat dipecahkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebab kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan, peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, dan demokratis. Oleh karena itu pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Pendidikan di sekolah dasar memikili makna yang strategis, artinya pendidikan di sekolah dasar sangat menentukan karena sebagai peletak dasar ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan penentu karakter peserta didik serta mempersiapkan siswa untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 
Sekolah dasar di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Selain itu pula di sekolah dasar banyak diperkenalkan dengan benda-benda konkrit yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang terdesain dalam suatu mata pelajaran pendidikan matematika.
Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dan merupakan bagian integral dari pendidikan nasional dan tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lain. Matematika juga merupakan ilmu dasar (basic science), yang penerapannya sangat dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada kenyataannya matematika merupakan mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa sebab dimata mereka matematika  merupakan mata pelajaran rumit sehingga minat mereka terhadap pelajaran ini rendah sehingga penguasaan siswa terhadap mata pelajaran matematika menjadi sangat kurang.
1.             Identifikasi masalah
Sekolah merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal dan disekolah juga banyak dikembangkan disiplin ilmu guna untuk meningkatkan taraf hidup manusia.
Salah satu indicator kerja/ mutu pembelajaran yang berkualitas adalah ditandai dengan hasil belajar siswa yang tinggi dalam artian secara umum siswa mencapai standar ketuntasan  minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. 
Pembelajaran Matematika di SD Negeri 001 Kasikan Tahun pelajaran 2013/2014 masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini terlihat dari gejala yang terjadi dilapangan. Masih ditemukan berbagai masalah dalam interaksi pembelajaran, disiplin belajar, minat belajar dan hasil belajar yang masih kurang memuaskan. Dalam kegiatan  pembelajaran sering ditemukan siswa yang rebut pada saat proses pembelajaran berlangsung, tidak mengerjakan tugas yang diberikan Guru, baik pada saat proses kegiatanbelajar mengajar maupun tugas yang dikerjakan dirumah (PR), dan masih ada siswa yang mencontek pekerjaan temannya serta siswa kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan gurunya yang mengakibatkan rendahnaya tingkat pemahaman siswa tentang materi pelajaran hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dibawah rata-rata target ketercapaian. Masih ada sekitar 64 % siswa yang hasil belajarnya masih di bawah KKM yang diterapkan yaitu 65. Adapun faktor penyebab rendahnya hasil belajar antara lain penyampaian materi ajar yang kurang menarik, metode yang digunakan kurang tepat, belum menggunakan media pembelajaran atau alat peraga yang sesuai. Hal ini dikarenakan guru belum tepat dalam memilih dan menggunakan metode atau model pembelajaran. Guna untuk membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, merasa tertarik dan mudah memahami materi, penulis perlu melakukan penelitian yaitu melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran. Tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tentang mengidentifikasi sisfat-sifat bangun ruang. Dengan tindakan tersebut diharapkan siswa akan lebih aktif, tertarik dan mudah memahami pelajaran pada pokok bahasan (sifat-sifat bangun ruang). Karena model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran bekerja bersama untuk menyelesaikan suatu tujuan, atau pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain.

2.                    Analisis masalah
Rendahnya hasil pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang pada siswa kelas V SDN 001 Kasikan  disebabkan oleh penyampaian materi ajar yang kurang menarik, metode pembelajaran yang kurang tepat dan belum menggunakan media dan alat peraga.

3.                    Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Adapun alternatif dan prioritas pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran matematika siswa kelas V SDN 001 Kasikan, pada pokok bahasan bangun ruang  adalah melakukan perbaikan pembelajaran yang sesuai, tepat, menarik  yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “ Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN 0001 Kasikan  Kecamatan Tapung Hulu tahun pelajaran 2013/2014.

C.            Tujuan Penelitian Perbaikan Kegiatan Pembelajaran
Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan penelitian perbaikan kegiatan pembelajaran ini adalah  untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 001 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu pada pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


D.            Manfaat Penelitian Perbaikan Kegiatan Pembelajaran
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan membawa banyak manfaat bagi semua pihak namun ada beberapa unsur yang diharapkan merasakan manfaat penelitian ini secara langsung antara lain :

1.         Bagi Siswa
a.    Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b.    Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran terutama pada materi sifat-sifat bangun ruang.
c.    Dapat meningkatkan interaksi antara siswa.
d.    Dapat merubah cara belajar siswa yang semula pasif menjadi  aktif dan kretif pada proses pembelajaran.
e.    Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengembangkan daya pikir dan menumbuhkan hasil belajar yang maksimal.
2.         Bagi Guru
a.    Dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran.
b.    Dapat meningkatkan kinerja guru agar lebih profesional.
c.    Dapat meningkatkan inofasi dan kreatifitas guru serta kecakapan dalam memilih alat peraga.
d.    Dapat melatih kemampuan dan keterapilan guru dalam melakukan suatu penelitian.
e.    Dapat mempermudah guru dalam menentukan solusi dari kelemahan yang dihadapi siswa.
f.     Meningkatkan rasa percaya diri guru.
3.         Bagi Sekolah
a.    Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya matematika di SDN 001 Kasikan tahun pelajaran 2013/2014.
b.    Memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah.
c.    Melahirkan anak didik atau siswa yang unggul dan mampu bersaing.
d.    Melahirkan iklim pembelajaran yang kondusif sihingga terbentuklah sebuah sekolah yang bermutu.

















KAJIAN PUSTAKA

A.                 Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
1.      Pengertian dan Karakteristik PTK
Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dikenal dengan nama Classroom Action Reserch merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Ide tentang penelitian tindakan pertama kali dikembangkan oleh Kurt dan lewin pada tahun 1946.
Prabowo (2001) mendefinisikan makna dari penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang dilakukan kolektif oleh suatu kelompok sosial (termasuk juga pendidikan) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas kerja mereka serta mengatasi berbagai permasalahan dalam kelompok tersebut.
Sedangkan Karakteristik PTK meliputi: (1) dirancang untuk mengatasi permasalahan nyata, (2) diterapkan secara kontektual, (3) terarah pada peningkatan kinerja guru di kelas, (4) bersifat fleksibel, (5) data diperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku dan refleksi, (6) bersifat situasional dan spesifik (Natawidjaya 1997).
2.      Prosedur PTK
Penelitian Tindakan Kelas memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh Lewin (Kemmis dan Mc Taggar, 1992) yaitu Planning (rencana), Action (tindakan), Obsevation (pengamatan), dan Reflection (refleksi).
Sedangkan menurut Raka Joni dan kawan-kawan (1998), terdapat 5 (lima) tahapan dalam pelaksanaan PTK. Kelima tahapan dalam pelaksanaan PTK tersebut adalah :
-             Pengembangan fokus masalah pcnelltian
-             Perencanaan Tindakan Perbaikan
-             Pelaksanaan tindakan perbaikan. Observasi dan Interpretasi
-             Analisis dan refleksi

B.                 Karakteristik Peserta Didik Usia SD
            Seorang ahli biologi Jean Piaget berpendapat bahwa kognitif anak berkembang dalam empat tahap. Setiap tahapan ditandai dengan tingkah laku tertentu serta jalan pikiran dan pemecahan masalah tertentu pula. Adapun pembagian tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1.         Tahap pertama disebut sebagai sensory-motor, (lahir-2 tahun)
2.         Tahap kedua adalah tahap praoperasional (2-7 tahun)
3.          Tahap konkret operasional (7-11 tahun).
4.         Tahapan terakhir adalah tahapan formal operasional (12 tahun keatas).

C.                 Hakikat Belajar
1.      Pengerian Belajar
Menurut teori lama yang dimaksud dengan belajar adalah menambah dan mengumpulkan pengetahuan. Sedangkan pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggab bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku (a change in behavior). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa learning is the process by which an activity originates or is change through training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from change by factor not atrisutabel to training. Jadi belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.            
Definisi belajar menurut Muhinbisah (2003: 89) adalah semata –mata mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Menurut Sudjana (2004) bahwa hasil belajar adalah sesuatu kemampuan yang dicapai siswa setelah melalui kegiatan belajar.
Menurut WJS. Purwerwadarmita (dalam Herlina) dalam kamus bahasa indonesia (2005:15) belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat sesuatu kepandaian.
2.      Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4)  menyebutkan  hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. .
Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
Suprijono (2009) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Winkel (dikutip oleh Purwanto, 2010) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sudjana (2010) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
Dari defenisi diatas maka penulis menyimpulkan  bahwa hasil belajar adalah suatu  hasil dari sebuah proses usaha perubahan tingkah laku melalui latihan dan perubahan itu disebatkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif sehingga terbentuknya tingkah laku dan kepandaian yang baru.
3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi (Rusman, 2012:124) antara  lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal :
a.             Faktor Internal
-       Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 
-       Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

b.             Faktor Eksternal
-       Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.
-       Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

D.                Hakikat Matematika
Perkataan matematika mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yang mengandung arti belajar (berpikir), kutipan dari Suherman, (2003:15).
Menurut Hudoyo ( Ilhamuddin, 2007:6 ) memberikan batasan tentang pengertian matematika sebagai berikut:
            Matematika adalah ilmu mengenai simbol-simbol dan hubungannya. Dan simbol-simbol penting untuk memanipulasi aturan-aturan  dengan operasi yang ditetapkan, simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membuat konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara hirarkis. Jadi kita harus memahami ide yang terkandung dalam simbol tersebut dengan kata lain ide harus dipahami terlebih dahulu sebelum ide tersebut disimbolkan.
Pendapat  lain mengatakan  hasil belajar matematika siswa merupakan apa yang diperoleh siswa dari proses belajar metematika (B. Uno, 2008).

E.                 Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nurhadi, dkk (2004) terdapat berbagai strategi pembelajaran yang berasosiasi dengan pendekatan kontekstual, salah satu strategi pembelajaran tersebut adalah pembelajaran kooperatif                  (Cooperative learning) merupakan model pembelajara dimana anak didik belajar dalam kelompok -kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami materi yang dipelajari. Belajar belum selesai kalau dalam kelompok belum menguasai materi yang sedang dipelajari, atau dengan kata lain belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerjasama untuk memaksialkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain.
Pembelajaran kooperatif sangat penting untuk meningkatkan interaksi antar siswa dalam belajar. Telah diketahui bahwa para siswa memiliki derajat potensi, latar belakang historis serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Perbedaan itulah yang menyebabkan siswa bisa saling mencerdaskan. Hal ini berarti sumber bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

F.                 Tipe STAD
Diantara metode pembelajaran kooperatif yang ada metode pembelajaran  kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.  Dalam STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat kerja, jenis kelamin, suku, memilki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.  Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. 

































PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.                      Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1.              Subjek
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 001 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yang aktif dan terdaftar pada tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 orang, 18 orang laki-laki dan 22 orang perempuan, dengan sasaran adalah peningkatan hasil belajar matematika dengan menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD pada materi bangun ruang.
2.              Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat penelitaian adalah SDN 001 Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar dengan waktu sebagai berikut:
Tabel 3.1 jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika
No
Hari/ Tanggal
Waktu
Kelas
Mata Pelajaran
Ket
1.
Selasa/
8 April 2014
09.45-10.55
V
MTK
Prasiklus
2.
Senin/
14 April 2014
09.45-10.55
V
MTK
Siklus 1 Pertemuan 1
3.
Selasa/
15 April 2014
07.30-08.40
V
MTK
Siklus 1 Pertemuan 2
4.
Senin/
21 April 2014
09.45-10.55
V
MTK
Siklus 2 Pertemuan 1
5.
Selasa/
22 April 2014
07.30-08.40
V
MTK
Siklus 2 Pertemuan 2

3.              Pihak Yang Membantu 
Adapun pihak yang membantu dalam perbaikan pembelajaran dibimbing oleh Suwarna. M. Pd selaku supervisor 1. Andi Usman. S.Pd. SD selaku supervisor 2 sekaligus penilai 2. Kemudian Syamsinar, S.Pd selaku Penilai 1

B.                      Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian yang penulis lakukan dinamakan penelitian tindakan kelas             ( Classroom Action Research) yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Setiap siklus dilaksanakan berdasarkan indikator yang ingin dicapai pada setiap faktor yang diselidiki. Untuk mendapatkan pemahaman awal siswa tentang konsep bangun ruang  maka dilakukan tes awal yang hasilnya akan dijadikan tolak ukur dalam menetapkan tindakan, secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1.      Perencanaan (planning), pada tahap kegiatan ini meliputi:
a.       Membuat perangkat pembelajaran (RPP dan LKS),
b.      Membuat instrumen penelitian yang meliputi alat evaluasi berupa tes dan lembar observasi.
2.      Pelaksanaan tindakan (action), adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan proses pembelajaran di kelas V sekolah dasar negeri 001 Kasikan pada mata pelajaran Matematika melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang dilaksanakan sebanyak dua siklus.
3.      Observasi (observation), kegiatannya ini adalah melaksankan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses obsservasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.
4.      Evaluasi (evaluation), dilakukan pada setiap akhir siklus.  Evaluasi bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar matematika siswa dapat meningkat atau tidak dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD.
5.      Refleksi (reflection), pada tahap ini akan dilihat apakah telah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator  kinerja.  Jika belum, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.  Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada siklus berikutnya. 

C.                      Deskripsi Persiklus
Siklus I
1.      Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
a.       Membuat rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPP)
b.      Penyiapan bahan ajar, sumber dan bahan untuk belajar kooperatif.
c.       Menyiapkan buku paket matematika kelas V semester 2 tentang sifat-sifat bangun datardan bangun ruang untuk pegangan guru dan siswa sebagai sumber dan materi ajar.
d.      Membuat tes atau untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa pada materi itu.
e.       Menyiapkan lembar observasi guru
f.       Menyiapkan lembar observasi siswa
g.       Menyiapkan lembar APKG
2.      Pelaksanaan (action)
Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tahapan ini adalah:
a.       Kegiatan awal (10 menit)
1.)    Salam, doa, membaca ayat pendek dan mengabsen siswa
2.)    Mengkondisikan kelas dan  siswa
3.)    Memberikan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi fifat-sifat bangun datar dan bangun ruang
4.)    Memberikan motivasi siswa dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
5.)    Menyampaikan tujuan pembelajaran
b.      Kegiatan inti (50 menit)
1.)    Guru menginformasikan secara singkat tentang materi dan kegiatan yang akan dilakukan
2.)    Siswa memperhatikan dan merespon penjelasan guru.
3.)    Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok.
4.)    Setiap kelompok diberi LKS.
5.)    Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan dan menjawab soal LKS.
6.)    Masing-masing kelompok mengutus perwakilannya untuk menyampaikan hasil kerja kelompok yang telah didiskusikan ke depan kelas.
7.)    Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi.
8.)    Guru membenahi jawaban siswa atau memberi penguatan.
9.)    Guru melakukan tanya jawab atas materi yang kurang dipahami oleh siswa.
c.       Kegiatan akhir (10 menit)
1.)    Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2.)    Siswa secara individu mengerjakan lembar soal atau post test yang telah di siapkan oleh guru secara tertulis.
3.)    Memberikan pekerjaan rumah (RP)
4.)    Guru memberikan informasi pelajaran yang akan datang
5.)    Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama siswa
Siklus II
1.      Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
a.    Membuat rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPP)
b.    Penyiapan bahan ajar, sumber dan  bahan untuk belajar kooperatif.
c.    Menyiapkan buku paket matematika kelas V semester 2 yaitu  tentang jaring-jaring bangun datar dan bangun ruang sederhana untuk pegangan guru dan siswa sebagai sumber dan materi ajar.
d.    Membuat tes  untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa pada materi itu.
e.    Menyiapkan lembar observasi guru
f.     Menyiapkan lembar observasi siswa
g.    Menyiapkan lembar APKG
2.      Pelaksanaan (action)
Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tahapan ini adalah:
a)    Kegiatan awal (10 menit)
1)   Salam, doa membaca ayat pendek dan mengabsen siswa
2)   Mengkondisikan kelas dan  siswa
3)   Memberikan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang materi sifat-sifat bangun datar bdan bangun ruang sederhana.
4)   Memberikan motivasi siswa dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
5)   Menyampaikan tujuan pembelajaran
b)   Kegiatan inti (50 menit)
1)   Guru menginformasikan secara singkat tentang materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
2)   Siswa memperhatikan dan merespon penjelasan guru.
3)   Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok.
4)   Setiap kelompok diberi LKS.
5)   Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan dan menjawab soal LKS.
6)   Masing-masing kelompok mengutus perwakilannya untuk menyampaikan hasil kerja kelompok yang telah didiskusikan ke depan kelas.
7)   Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi.
8)   Guru membenahi jawaban siswa atau memberi penguatan.
9)   Guru melakukan tanya jawab atas materi yang belum diketahui atau di kuasai siswa.
c)    Kegiatan akhir (10 menit)
1)   Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2)   Siswa secara individu mengerjakan lembar soal atau post test secara tertulis.
3)   Memberikan pekerjaan rumah (RP)
4)   Guru memberikan informasi pelajaran yang akan datang
5)   Pengamatan atau teknik pengumpulan data
Pengamatan ini dilakukan untuk menilai aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses perbaikan berlangsung. teknik pengumpulan data yaitu dengan pengukuran kemampuan siswa melalui ulangan harian 1 (UH 1) dan 2 (UH 2). instrumen yang digunakan adalah soal ulangan harian 1 dan soal ulangan harian 2 serta lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
Refleksi
Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus 1 selesai, peneliti dibimbing oleh supervisor 2 untuk melakukan refleksi terhadap hasil pembelajaran siklus 1 untuk menemukan kelemahan dan kelebihan dalam menggunakan metode kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V, yang akan dijadikan acuan perbaikan pada siklus berikutnya.

D.                     Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu model pembelajaran perlu diadakan analisis data,  adapun teknis analisis data yang digunakan pada penelitian ini  adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu model penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh, adapun hasil yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus.

a.       Daya serap
 


Daya serap =

Daya serap siswa dianalisis dengan menggunakan kategori sebagai berikut:
% Interval
Kategori
85-100
Baik sekali
75-84
Baik
65-74
Cukup
55-64
Kurang
< 54
Kurang sekali


b.      Ketuntasan Individu
Dalam penelitian ini KKM yang digunakan adalah 65 dan dihitung dengan menggunakan rumus:

Ketuntasan =

c.       Aktivitas siswa
Sedangkan rumus yang digunakan untuk memperoleh data aktivitas siswa digunakan rumus:
 


Aktivitas siswa =
Aktifitas guru selama perbaikan dinyatakan berhasil apabila rata-rata persentase skor yang diperoleh mencapai  95 %. Sedangkan untuk keberhasilan aktifitas siswa dengan rata-rata persentase  skor yang diperoleh mencapai 85 %.
































HASIL DAN PEMBAHASAN

A.                 Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Siklus 1
1.    Perencanaan
Kegiatan Perencanaan dilakukan sebelum melaksanakan tindakan perbaikan. Adapun yang direncanakan dalam tahap perbaikan pada siklus I adalah  menetapkan prioritas masalah yang akan diteliti, kemudian menetapkan tindakan alternatif pemecahan masalah, menentukan tugas supervisor 2 selama proses perbaikan pembelajaran, menyusun RPP perbaikan, menyusun kisi-kisi UH 1  dan menyiapkan instrumen yang dibutuhkan serta menentukan teknik menganalisa data yang akan diperoleh.
2.    Pelaksanaan
a.    Pertemuan 1 hari senin tanggal 14 April 2014
  Pelaksanaan dikelompokkan menjadi tiga tahap adapun tahapan yang akan dilalui pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:
o  Kegiatan awal, guru memulai kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menyuruh siswa mengucapkan salam, berdoa bersama yang dilanjutkan dengan pembacaan ayat pendek bagi siswa yang beragama Islam selanjutnya guru mengabsen siswa. pada pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir 40 orang dengan persentase 100%. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab sebagai bentuk apersepsi dan terdapat 5 orang anak yang tidak semangat. Kemudian guru memberikan motivasi  agar siswa semangat untuk mengikuti pelajaran dan seterusnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. hal ini perlu dilakukan agar siswa dapat mengetahui apa maafaat dari pelajaran tersebut sehingga timbul keinginan yang kuat dan tinggi untuk mempelajari materi tersebut.
o  Kegiatan inti, guru menyampaikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan kepada siswa dan tentang materi yang akan dipelajari. kemudian guru mengelompokkan siswa menjadi delapan kelompok yang mana setiap kelompok terdiri dari 5 anggota. Kemudian guru memberikan tugas kepada kelompok tersebut  berupa LKS serta menyuruh masing-masing kelompok untuk mendiskusikan LKS tersebut. selanjutnya guru meminta masing-masing utusan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya ke depan kelas. Selanjutnya guru memberikan kesempatan bagi kelompok lain untuk menanggapinya dan guru membenarkan atau memberi penguatan atas jawaban atau tanggapan yang diberikan siswa setelah perwakilan masing-masing kelompok menyampaikan hasil presentasinya. kemudian guru melakukan tanya jawab sekilas kepada siswa tentang materi yang kurang dipahami.
o  Kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari hari itu. kemudian untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari guru mengadakan evaluasi dengan cara memberikan lembar tugas siswa (post test) yang dikerjakan secara individu. selanjutnya guru memberikan tugas rumah (PR). Kemudian guru memberikan gambaran tentang materi pembelajaran pada pertemuan yang akan datang yang dilanjutkan dengan berdoa bersama untuk menutup kegiatan belajar.
b.    Pertemuan kedua  hari selasa tanggal 15 April 2014
o  Kegiatan awal, siswa mengucapkan salam, berdoa bersama dilanjutkan dengan pembacaan ayat pendek bagi siswa yang beragama Islam selanjutnya guru mengabsen siswa. Siswa yang menghadiri pertemuan kedua sebanyak 40 orang. guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan dan siswa antusias mengikutinya. kemudian guru memberikan motivasi dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran supaya siswa menilai bahwa pembelajaran yang diikuti terasa lebih bermakna atau bermanfaat sehingga siswa merasa tidak sia-sia mempelajari materi tersebut.
o  Kegiatan inti, guru memberikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan yang dilanjutkan dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali itu. kemudian guru mengkondisikan siswa menjadi delapan kelompok belajar yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang siswa. Selanjujtnya guru memberikan tugas berupa LKS kepada masing-masing kelompok dan menyuruh siswa mendiskusikannya serta mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas. Setelah kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kelompok lain diminta untuk menanggapinya dan guru membenarkan atau memberi penguatan atas jawaban atau tanggapan yang diberikan siswa setelah perwakilan masing-masing kelompok menyampaikan hasil presentasinya. kemudian guru melakukan tanya jawab sekilas kepada siswa tentang materi yang kurang dipahami.
o  Kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari hari itu. kemudian untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari guru mengadakan evaluasi dengan cara melakukan ulangan harian (UH 1) yang dikerjakan secara individu. selanjutnya guru memberikan tugas rumah (PR). Kemudian guru memberikan gambaran tentang materi pembelajaran pada pertemuan yang akan datang yang dilanjutkan dengan berdoa bersama untuk menutup kegiatan belajar.
3.    Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan  pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 dengan melalui langkah-langkah pembelajaran mulai dari apersepsi, kegiatan inti hingga penutup untuk penilaian aktifitas siswa menunjukan bahwa siswa yang menunjukan perhatian dan rasa ingin tahu berjumlah 25 orang, selanjutnya siswa yang menunjukkan sikap gigih dan percaya diri 29 orang, siswa bekerja teliti dan rapi berjumlah 23 orang, dan siswa yang berpikir kritis 3 orang dan siswa yang menyelesaikan LKS sebanyak 37 orang. pada pertemuan kedua siswa yang menunjukkan perhatian dan rasa ingin tahu meningkat menjadi 35 orang, sedangkan yang menunjukkan sikap gigih dan percaya diri  menjadi 32 orang, siswa yang bekerja teliti dan rapi berjumlah 30 orang dan siswa yang berpikir kritis 15 orang serta siswa yang mengerjakan LKS 38 orang.
Untuk aktivitas guru berdasarkan hasil pengamatan yaitu pada pertemuan 1 guru telah melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik dan maksimal. pada kegiatan inti yang belum tercapai adalah guru belum melakukan pembimbingan yang merata terhadap siswa dalam melaksanakan tugasnya. tetapi kegiatan inti sudah terlaksana dengan baik. pada pertemuan kedua terjadi peningkatan terhadap aktifitas siswa dan guru.
4.    refleksi
Setelah hasil pengamatan dianalisis bersama bimbingan supervisor 2 maka peneliti merefleksi hasil perbaikan pada siklus 1. Kemudian dari hasil refleksi tersebut maka peneliti menemukan kelemahan dan kekuatan dalam penggunaan metode kooperatif tipe STAD  terhadap pembelajaran.
Siklus II
1.    persiapan
Dengan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus pertama maka peneliti kembali merencanakan tindakan perbaikan untuk diterapkan pada siklus II yaitu menentukan kembali waktu pelaksanaan perbaikan, menyusun RPP perbaikan untuk siklus II, menyusun lembar pengamatan siswa dan guru dan menyusun kisi-kisi UH 2.
2.    pelaksanaan
a.    Pertemuan 3, pada hari Senin tanggal 21 April 2014
o   Kegiatan awal siswa mengucapkan salam, berdoa bersama, Guru menabsen siswa, pada pertemuan ketiga ini semua siswa hadir yaitu sebanyak 40 orang. setelah mengabsen siswa guru memberikan pertanyaan sebagai bentuk apersepsi, semua siswa berusaha untuk menjawab. kemudian dilanjutkan dengan pemberian motivasi kepada siswa. setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
o   Kegiatan inti, guru menjelaskan sekilas tentang materi yang akan dipelajari serta memberi informasi tentang keggiatan  yang akan dilakukan siswa. guru menkondisikan siswa menjadi delapan kelompok. kemudian memberikan LKS daan memberikan tugas supaya siswa mendiskusikan serta mempresentasikan hasil diskusi tersebut ke depan kelas.kelompok lain diminta ntuk memberikan tanggapan.guru membimbing jalannya presentasi dan memberikn penguatan atas jawaban siswa.
o   Kegiatan penutup, untuk menguji pemahaman siswa guru memberikan evaluasi pribadi yaitu mengerjakan LTS. akhirnya guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan.kemudian guru memberikan tugas rumah atau PR.

b.         Pertemuan 4, pada hari selasa 22 April 2014
o   kegiatan awal, siswa mengucapkan salam, guru membimbing siswa berdoa yang dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat pendek, guru mengabsen siswa. pada pertemuan keempat ini semua siswa sebanyak 40 orang hadir. setelah itu guru melakukan apersepsi dengan menadakan tanya jawab kepada siswa. kemudian guru memberikan motivasi dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari- hari. selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Semua siswa bersemangat ketika memberikan jawaban pada proses tanya jawab.
o   Kegatan inti, guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu serta mengelompokkan siswa menjadi delapan kelompok belajar. Guru memberikan LKS dan meminta siswa mendiskusikannya. setelah itu maing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. kelompok lain diminta memberikan tanggapan. guru memberikan penguatan atas jawaban siswa dan menjelaskan materi yang kurang dipahami siswa.
o   Kegiatan penutup, guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa tentang materi yang telah di pelajari hari itu. Setelah itu siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan. selanjutnya guru memberikan tugas di rumah atau PR. guru dan siswa menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.


c.    Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada aktivitas siswa dan guru yang ditandai dari pertemuan 3 dan pertemuan 4 aktivitas siswa  pada menunjukkan rasa ingin tahu, gigih, teliti dan mengerjakan LKS   100 %.
Untuk aktivitas guru pada siklus II sudah mencapai nilai maksimal ditandai dengan kemampuan guru dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode kooperatif pada matematika kelas V.
d.    Refleksi
Dari data yang diperoleh pada siklus II maka peneliti kembali merefleksi hasil perbaikan yang diperoleh pada siklus II. Dengan meningkatnya hasil belajar, aktifitas siswa dan aktifitas guru maka dapat disimpulkan peningkatan perbaikan pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran telah dilakukan dengan baik.


B.       Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.      Hasil belajar
a.    Ketuntasan siklus I
Untuk lebih jelas ketuntasan belajar siswa pada siklus I dari hasil ulangan harian I (UH 1) dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 1. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I
No
Nama Siswa
Indikator
Skor Total
Nilai
I
II
60
40
1.
Siswa 1
40
40
80
80
2.
Siswa 2
40
30
70
70
3.
Siswa 3
50
45
95
95
4.
Siswa 4
45
45
90
90
5.
Siswa 5
45
45
90
90
6.
Siswa 6
65
35
100
100
7.
Siswa 7
50
45
95
95
8.
Siswa 8
40
30
70
70
9.
Siswa 9
55
45
100
100
10.
Siswa 10
40
40
80
80
11.
Siswa 11
45
45
90
90
12.
Siswa 12
45
30
75
75
13.
Siswa 13
65
35
100
100
14.
Siswa 14
60
40
100
100
15.
Siswa 15
50
45
95
95
16.
Siswa 16
35
35
70
70
17.
Siswa 17
40
40
80
80
18.
Siswa 18
40
40
80
80
19.
Siswa 19
45
40
85
85
20.
Siswa 20
35
35
70
70
21.
Siswa 21
35
30
65
65
22.
Siswa 22
35
35
70
70
23.
Siswa 23
35
40
75
75
24.
Siswa 24
45
40
85
85
25.
Siswa 25
45
45
90
90
26.
Siswa 26
45
50
95
95
27.
Siswa 27
30
30
60
60
28.
Siswa 28
40
30
70
70
29.
Siswa 29
45
45
90
90
30.
Siswa 30
45
40
85
85
31.
Siswa 31
45
45
90
90
32.
Siswa 32
45
45
90
90
33.
Siswa 33
45
40
85
85
34.
Siswa 34
40
35
75
75
35.
Siswa 35
45
40
85
85
36.
Siswa 36
30
30
60
60
37.
Siswa 37
45
45
90
90
38.
Siswa 38
50
40
90
90
39.
Siswa 39
50
50
100
100
40.
Siswa 40
35
30
65
65
Rata- rata
83,25
Jumlah Siswa yang tuntas
38 Orang
Persentase
95,00 %
Berdasarkan Tabel 2 di atas rata-rata ulangan harian I pada siklus I adalah 83,25. Jumlah siswa yang tuntas 38 Orang dengan persentase 95 %, sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 2 Orang siswa dengan persentase 5 %. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan pada siklus I ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal sudah tercapai namun belum maksimal. Untuk itu diperlukan usaha atau langkah-langkah perbaikan selanjutnya yang akan diterapakan guna mencapai ketuntasan klasikal 100 %.
b.    Ketuntasan siklus II
Setelah perbaikan dilakukan pada siklus II maka diperoleh hasil belajar siswa pada tabel berikut:
Tabel 2. ketuntasan belajar siswa pada siklus II
No
Nama Siswa
Indikator
Skor Total
Nilai
I
II
60
40
1.
Siswa 1
50
45
95
95
2.
Siswa 2
45
35
80
80
3.
Siswa 3
55
45
100
100
4.
Siswa 4
50
45
95
95
5.
Siswa 5
50
45
95
95
6.
Siswa 6
60
40
100
100
7.
Siswa 7
55
45
100
100
8.
Siswa 8
45
45
90
90
9.
Siswa 9
60
40
100
100
10.
Siswa 10
55
40
95
95
11.
Siswa 11
55
45
100
100
12.
Siswa 12
40
50
90
90
13.
Siswa 13
65
35
100
100
14.
Siswa 14
60
40
100
100
15.
Siswa 15
60
40
100
100
16.
Siswa 16
50
35
85
85
17.
Siswa 17
50
40
90
90
18.
Siswa 18
50
40
90
90
19.
Siswa 19
50
40
90
90
20.
Siswa 20
50
35
85
85
21.
Siswa 21
40
40
80
80
22.
Siswa 22
50
30
80
80
23.
Siswa 23
50
40
90
90
24.
Siswa 24
50
40
90
90
25.
Siswa 25
50
45
95
95
26.
Siswa 26
50
50
100
100
27.
Siswa 27
35
35
70
70
28.
Siswa 28
40
45
85
85
29.
Siswa 29
50
45
95
95
30.
Siswa 30
50
40
90
90
31.
Siswa 31
50
45
95
95
32.
Siswa 32
50
50
100
100
33.
Siswa 33
60
40
100
100
34.
Siswa 34
50
40
90
90
35.
Siswa 35
45
50
95
95
36.
Siswa 36
40
35
75
75
37.
Siswa 37
50
45
95
95
38.
Siswa 38
55
40
95
95
39.
Siswa 39
60
40
100
100
40.
Siswa 40
40
35
75
75
Rata- rata
91,87
Jumlah Siswa yang tuntas
40 Orang
Persen Tase
100 %
Pada Tabel 3 di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II. Hal ini di buktikan dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 40 Orang dengan persentase 100 %, rata-rata yang diperoleh yaitu 91,87. Ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II lebih baik dari pada siklus I. Dengan keberhasilan guru dalam mencapai ketuntasan belajar klasikal 100 %.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Hasil belajar siswa SDN 001 Kasikan
Keterangan
Prasiklus
UH 1 (Siklus 1)
UH 2 (Siklus 2)
 Siswa yang mencapai KKM
31 siswa
38 siswa
40 siswa
Persentase siswa yang mencapai KKM
77,5 %
95 %
100 %
Rata- rata
70,12
83,25
91,87
Secara keseluruhan frekuensi siswa yang memiliki nilai ≥ 65 pada skor dasar sebanyak 31 siswa (88,72 %), pada UH 1 siklus I terjadi peningkatan siswa yang mencapai KKM sebanyak 38 orang siswa (95 %), selanjutnya UH 2 siklus II hasil yang diperoleh memuaskan dengan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 40 orang siswa (100 %).
Tabel 4 Frekuensi Nilai Matematika kelas V SDN 001 Kasikan
No
Nilai
Kategori
Prasiklus
Suklus 1
Siklus 2
1
85-100
 Baik Sekali
4   (10,%)
22 (55%)
35 (87,5%)
2
75-84
 Baik 
8   (20,%)
8   (20%)
4   (10%)
3
65-74
 Cukup
19 (47,5%)
8   (20%)
1   (2,5%)
4
55-64
 Kurang
6   (15,%)
2   (5%)
0   (0%)
5
≤ 54
 Kurang Sekali
3   (7,5%)
0   (0%)
0   (0%)
Jumlah Murid
40 (100%)
40 (100%)
40 (100%)
Rata-rata nilai
70,12
83,25
91,87
Kategori
Kurang
Cukup
Baik
Tabel 5 Ketuntasan Nilai Matematika kelas V SDN 001 Kasikan
No
Kategori
Data Awal
Siklus 1
Siklus 2
1.
Tuntas
31 (77,5%)
38 (95%)
40 (100%)
2.
Tidak Tuntas
9 (22,5%)
2 (5%)
0 (0%)
Jumlah
40
40
40

Berdasarkan persentase hasil belajar siswa pada siklus 1 dan 2 diatas menunjukkan bahwa setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD hasil belajar menjadi meningkat.
2.      Aktifasi siswa
Selama perbaikan berlangsung aktivitas siswa diamati oleh pengamat dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas siswa belum semuanya semangat sehingga hasil belum maksimal.
Namun pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas yang ditunjukkan dengan semua siswa mengerjakan LKS dan meningkatnya siswa yang berpikir kritis. Dengan demikian aktivitas siswa pada siklus II dinyatakan berhasil dengan aktifitas siswa yang meningkat.
3.      Aktifitas Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa aktivitas guru pada siklus I telah berhasil meskipun masih ada beberapa aspek yang belum tampak dalam aktifitas yang dilakukan oleh guru pada siklus I. Pada siklus II aktivitas guru telah mengalami peningkatan yang signifikan.































SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT

A.                 Simpulan

Setelah menganalisa hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan mulai dari siklus I pertemuan 1 dan 2 sampai dengan siklus II pertemuan 1 dan 2 maka penulis menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 001 Kasikan tahun pelajaran 2013/2014.

B.                 Saran tindak lanjut

Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan pada penelitian peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN 001 Kasikan tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa oleh sebab itu guna untuk meningkatkan hasil belajar siswa hendaknya  majelis guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat dan membawa siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran serta tidak monoton dalam proses belajar mengajar.    




























Daftar Pustaka

Abdul Karim Muchtar, dkk. (2011). Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Anggoro M. Toha, dkk. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Anitah W. Sri, dkk. (2010). Strategi Pembelajaran di SD Jakarta: Universitas Terbuka
Muhsetyo Gatot, dkk. (2012). Pembelajaran matematika SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Satori Djaman,dkk. (2012). Profesi Keguruan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Setiawan Budi. (2013). Penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar matematika  siswa kelas V SDN 010 Kasikan. Tapung Hulu.
Suryanto Adi, dkk. (2011). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumantri Mulyani. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Takari Enjah. (2008). Penelitian tindakan kelas. Bandung : Genesindo.
Taufik A, Hera, L, Mikasa, Puji, L, Prianto. (2012). Pendidikan Anak di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
 Tim FKIP. (2013). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wardani I.G.A.K, dkk. (2012). Teknik menulis karya Ilmiah. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Wardani I.G.A.K, dkk. (2012). Penelitian tindakan kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.


{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment