BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup serta kelancaran operasinya. Hal ini tentunya bisa tercapai dengan mengaktifkan dan mengefisienkan kerja perusahaan.
Sebagaimana kita ketahui, dunia usaha sekarang ini banyak menghadapi adanya persaingan. Persaingan antar perusahaan sejenis baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Oleh karena itu perusahaan yang ingin hidup dan berkembang harus memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi serta memuaskan kebutuhan konsumen, khususnya disini pelayanan. Dengan semakin ketatnya persaingan dan semakin selektifnya konsumen dalam memilih produk yang tersedia di pasar, perusahaan harus semakin bekerja keras untuk dapat meraih targetnya.
Dengan banyaknya pesaing, perusahaan dituntut untuk mendapatkan pangsa pasar dengan jalan menentukan dan memilih langkah-langkah yang tepat di dalam hal pemasaran. Dengan adanya persaingan seperti ini perusahaan-perusahaan harus mampu memilih strategi yang tepat untuk memasarkan hasil produknya, sehingga setiap perusahaan harus berkompetisi dalam menentukan kebijakan yang akan diambil dan dilakukan untuk memenangkan pasar. Untuk mencapai tujuan hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen baik dalam bidang produksi, keuangan maupun pemasaran. Karena suatu keputusan yang diambil oleh pihak perusahaan akan menentukan bagi jalannya suatu perusahaan. Keputusan yang tepat akan menunjang operasional dalam mencapai tujuan dan sebaliknya keputusan yang tidak tepat dapat menghambat tujuan perusahaan atau bahkan dapat menghancurkan perusahaan itu sendiri. Maka dengan melakukan saluran distribusi dan advertising yang efektif akan banyak memberikan pengaruh pada tingkat penjualan bagi perusahaan, dan tentunya membawa hasil yang optimal.
Dengan memiliki saluran distribusi yang baik dan memadai diharapkan penyalur barang akan berjalan dengan lancar sampai ke konsumen sehingga penjualan produk akan dapat terus ditingkatkan. Selain saluran distribusi, advertisng juga memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan pemasaran perusahaan. Tujuan dari advertising adalah mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan kata lain untuk menunjukan dan memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membelinya sehingga volume penjualan dapat meningkat.
Perusahaan Limun “Segar” Jombang dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang ketat, dimana bermunculan perusahaan sejenis yang menawarkan produk-produk baru. Maka dengan mengetahui pengaruh saluran distribusi dan advertising terhadap volume penjualan, perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat yang menyangkut saluran distribusi dan advertising sehingga akan banyak membawa hasil dan peranan yang penting dalam menyampaikan produk perusahaan ke konsumen, karena bidang pemasaran khususnya saluran distribusi dan advertising merupakan hal yang terpenting dalam menentukan realisasi penjualan supaya target dalam penjualan dapat tercapai.
Untuk itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai saluran distribusi dan advertisng suatu produk, khususnya produk minuman segar. Maka disini penulis mengambil judul “Pengaruh Saluran Distribusi dan Advertising Guna Meningkatkan Penjualan Pada Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut::
1. Bagaimana Pengaruh Saluran distribusi dan advertising terhadap penjualan pada Perusahaan Limun “Segar” Jombang?
2. Diantara variabel saluran distribusi dan advertising manakah yang berpengaruh dominan terhadap penjualan produk minuman segar Perusahaan Limun “Segar” Jombang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari Saluran distribusi dan advertising terhadap penjualan pada Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
2. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap penjualan produk minuman segar Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi perusahaan
Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang timbul dan menentukan kebijaksanaan yang tepat di masa yang akan datang.
2. Bagi penulis
Sebagai kerangka dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan penulis.
3. Bagi pihak lain
Memberi informasi lebih lanjut sebagai input atau acuan bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian serupa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Yang Melandasi Permasalahan
Dalam upaya untuk memberikan jalan keluar masalah yang dihadapi perusahaan, maka peneliti akan mengemukakan dasar-dasar teori berhubungan dengan masalah. Tujuannya adalah sebagai titik tolak untuk mencari kebenaran atau kaitannya dengan suatu masalah.
Adapun teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian pemasaran
Pemasaran mengandung arti yang luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa.
Menurut Kotler (2007:9) yang diterjemahkan Ancellawati: “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
Proses pertukaran melibatkan kerja. Penjual harus mencari pembeli, mengenali kebutuhan mereka, merancang produk yang tepat, mempromosikan produk tersebut, menyimpan dan mengangkutnya, menetapkan harganya, memberikan layanan purna jual dan sebagainya. Kegiatan seperti pengembangan produk, penelitian, komunikasi, distribusi, penetapan harga dan layanan merupakan inti kegiatan pemasaran.
Lebih lanjut mengenai pengertian manajemen pemasaran didefinisikan oleh Kotler (2007:10): “Penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai sasaran perusahaan”
Apabila kedua definisi di atas dibandingkan maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa pada dasarnya kegiatan manajemen pemasaran meliputi proses penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam hubungannya dengan produk barang dan jasa untuk memperoleh apa yang diinginkan.
2. Pengertian Bauran Pemasaran
Pada dasarnya bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai perusahaan dalam kegiatan pemasarannya. Banyak pendapat dari para ahli yang menegaskan hal tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong (2006:18): “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran”.
Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Saladin (2005:6): “Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat elemen pokok (product-price-place-promotion) yang terdapat dalam program pemasaran”
Jadi program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen bauran pemasaran menjadi program yang rekoordinasi yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran memberlakukan sarana taktis perusahaan untuk membangun posisi yang kuat di dalam pasar sasaran.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dinyatakan bahwa variabel-variabel dalam bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam program pemasaran.
3. Tinjauan Tentang Saluran Distribusi (Place)
a. Pengertian saluran distribusi
Dalam proses kegiatan pemasaran dimana suatu perusahaan menyalurkan produknya kepada konsumen penting untuk diperhatikan tentang pola distribusi yang akan dilakukan, pemilihan perantara dan pemilihan saluran distribusi itu sendiri. Saluran distribusi menghubungkan pemasok dan produsen dengan pengguna akhir barang atau jasa.
Saluran distribusi yang efektif dan efisien memberikan keunggulan strategis yang penting bagi para anggota organisasi atau saluran-saluran pesaingnya. Strategi distribusi itu sendiri berkenaan dengan bagaimana sebuah perusahaan menjangkau pasar sasarannya. Sebagian produsen memasarkan produknya secara langsung kepada pengguna akhir barang dan jasa tersebut, sedangkan sebagian lagi memasarkan melalui satu atau lebih saluran distribusi.
Menurut Carvens (2003:28) saluran distribusi itu sendiri mempunyai arti: “Jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir”.
Jadi saluran distribusi itu sendiri terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan yang bersama-sama menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir.
b. Fungsi-fungsi Saluran Distribusi
Suatu perusahaan didalam menentukan pemilihan saluran distribusi haruslah memakai fungsi-fungsi tertentu yang dapat memberikan adanya manfaat bagi perusahaan. Menurut Basu Swastha (2006:60) fungsi saluran distribusi dikelompokkan menjadi 3 golongan: “1) Fungsi pertukaran, 2) Fungsi penyediaan fisik dan 3) Fungsi penunjang”.
Berikut akan diuraikan tentang fungsi saluran distrbusi di atas menurut Basu Swastha (2006:60):
1) Fungsi pertukaran
Beberapa fungsi pertukaran adalah:
a) Pembelian
Fungsi pembelian merupakan usaha memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual lagi atau digunakan sendiri dengan harga layanan dari penjualan dan kualitas tertentu.
b) Penjualan
Penjualan dilakukan oleh pedagang besar sebagai alat pemasaran bagi produsennya, fungsi ini sangat penting karena bertujuan menjual barang atau jasa yang diperlukan sebagai sumber pendapatan.
c) Pengambilan resiko
Fungsi ini menghindari dan mengurangi resiko terhadap semua masalah dalam pemasaran, sehingga akan mengakibatkan fungsi lainnya.
2) Fungsi penyediaan fisik
Yaitu fungsi perpindahan barang-barang secara fisik dari produsen sampai ke konsumen termasuk didalamnya:
a) Fungsi pengumpulan
Sebagai alat penyaluran perantara melakukan fungsi pengumpulan barang-barang dari beberapa sumber atau beberapa macam barang dari sumber yang sama.
b) Fungsi penyampaian
Fungsi ini menciptakan faedah atau kegunaan waktu karena melakukan penyesuaian antara penawaran dan permintaan.
c) Fungsi pemilihan
Fungsi ini dilakukan oleh penyalur dengan cara menggolongkan, memeriksa dan menentukan jenis dan mutu dari barangnya, jenis barang konsumsi akan mempunyai saluran distribusi yang berbeda dengan barang distribusi.
d) Fungsi pengangkutan
Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang dari perusahaan sampai ke konsumen. Pengangkutan yang baik memungkinkan perluasan pasar dan memungkinkan pula spesifikasi dalam industri yang akan berkaitan dengan produksi secara besar-besaran.
3) Fungsi penunjang
Fungsi ini bersifat membantu untuk menunjang terlaksananya fungsi-fungsi yang lain.
a) Pelayanan sesudah pembelian
Untuk barang tahan lama seperti mobil, gergaji listrik dan sebagainya memerlukan perawatan atau jaminan setelah barang tersebut dibeli.
b) Pembelanjaan
Untuk memiliki sebuah barang, apakah konsumen penyalur atau produsen diperlukan sejumlah dana.
c) Penyebaran informasi
Dengan sejumlah informasi dapat diukur seberapa jauh kepentingan pembeli, penjualan atau lembaga lainnya dalam saluran distribusi.
d) Koordinasi saluran
Koordinasi digunakan mengorganisir semua lembaga yang terlibat dengan saluran distribusi, fungsi koordinasi ini sangat berkaitan dengan fungsi penyebaran informasi dengan pengkoordinasian yang disertai penyediaan informasi akan memudahkan untuk melaksanakan mengembangkan pelaksanaan atau teknik dalam penyaluran.
c. Tingkat-tingkat saluran distribusi
Saluran distribusi digambarkan oleh jumlah tingkat saluran yang terlibat. Tingkat saluran menurut Kotler dan Amstrong (2006:7) adalah: “Merupakan setiap lapisan perantara pemasaran yang melaksanakan semacam tugas dalam membawa produk dan kepemilikan lebih dekat kepada pembeli akhir”.
Ada dua macam tingkat saluran yaitu:
1) Saluran pemasaran langsung
Yakni tidak mempunyai perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual langsung kepada konsumen.
2) Saluran pemasaran tidak langsung
Yakni terdiri dari satu tingkat perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual melalui perantara kepada konsumen.
Menurut Carvens (2003:29) terdapat dua tingkat saluran distribusi yang dipakai oleh produsen dalam kegiatan pendistribusiannya yaitu meliputi:
1) saluran distribusi untuk produk-produk konsumen
a) Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi yang paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara.
b) Produsen – Pengecer – konsumen
Pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen.
c) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
d) Produsen – Agen – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi ini, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar, yang selanjutnya menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlibat dalam saluran distribusi ini , terutama agen penjualan.
e) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi ini produsen menggunakan agen penjualan sebagai perantara atau penyalur produksinya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil atau pengecer kecil.
2) Saluran distribusi untuk produk-pruduk industri
a) Produsen – Pemakai produk industri
Saluran distribusi ini dari produsen ke pemakai industri, ini merupakan saluran yang paling pendek dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industri relatif besar.
b) Produsen – Distributor produk industri (Dealer) – Pemakai produk industri
Produsen yang menggunakan saluran ini terutama untuk barang-barang jenis operating supples dan accessories equipment kecil dapat menggunakan distributor industri atau mencapai pasarnya.
c) Produsen – Agen – Pemakai Produk Industri
Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh perusahaan yang tidak mempunyai departemen pemasaran juga untuk perusahaan yang ingin memasuki daerah pemasaran baru.
d) Produsen – Agen – Distributor industri – Pemakai industri
Saluran distribusi semacam ini dapat dipakai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung atau mungkin memerlukan penyimpanan pada penyalur.
d. Jenis Perantara Dalam Pemasaran
Secara umum perantara terbagi atas merchant midleman dan agent midleman (Tjiptono 2007:185). Merchant middleman adalah perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual kembali, sedangkan yang dimaksud dengan agent middlemant (broker) adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan, dan melakukan transaksi atas nama produsen. Jadi ia tidak memiliki sendiri barang yang di negosiasikan, contohnya broker real estate dan sales agent.
Dua bentuk utama dari mercant midleman adalah:
1) Wholesaler (disebut juga distributor atau jober)
Yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan wholesaling. Wholesaling adalah segala kegiatan produk dalam kuantitas besar kepada pembeli non-konsunen akhir untuk tujuan dijual kembali atau untuk pemakai bisnis.
2) Retailer (Dealer)
Adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga. Penekanan pada fungsi utama tertentu ini menunjukkan bahwa retailer merupakan lembaga yang dapat berdiri sendiri.
4. Tinjauan Tentang Advertising
a. Pengertian advertising
Pengertian advertising menurut Kotler dan AB. Susanto (2006:814) adalah: “Bentuk penyajian tidak personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang memerlukan bayaran”.
Pengertian advertising menurut Kotler dan Amstrong (2006:153) adalah: “Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan barang atau jasa”.
Pengertian advertising menurut E. Catur Rismiati dan Bondan Suratno (2006:225) adalah: “Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu”.
b. Tujuan Advertising
Tujuan advertising menurut Kotler dan AB. Susanto (2006:817) adalah:
1) Untuk menginformasikan
a) Memberikan pasar mengenai suatu produk baru
b) Mengusulkan kegunaan baru suatu produk
c) Memberitahukan pasar mengenai perubahan harga
d) Menjelaskan bagaimana cara kerja suatu produk
e) Menjelaskan pelayanan yang tersedia
f) Mengkoreksi kesan yang salah
g) Mengurangi kecemasan pembeli
h) Membangun citra perusahaan
2) Untuk membujuk
a) Membentuk preferensi merk
b) Mendorong pengalihan ke merk anda
c) Masalah persepsi pembeli mengenai atribut produk
d) Membujuk pembeli untuk membeli sekarang
e) Membujuk pembeli untuk menerima telepon penjualan
3) Untuk mengingatkan
a) Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan kemudian
b) Mengingatkan pembeli dimana dapat membeli
c) Menjaga agar pembeli tetap ingat walaupun sedang tidak musimnya
d) Mempertahankan kesadaran produk
c. Fungsi-fungsi advertising
Fungsi-fungsi advertising menurut Basu Swastha (2006:246) adalah sebagai berikut:
1) Memberikan informasi
Periklanan dapat menambah nilai pada barang dengan memberikan informasi kepada konsumen. Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak dari pada lainnya, baik tentang barangnya, harganya ataupun informasi lain.
2) Membujuk atau mempengaruhi
Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik daripada produk yang lain.
3) Menciptakan kesan (image)
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai kesan tertentu tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini, pemasangan iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya, misalnya dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan lay out yang menarik.
4) Memuaskan keinginan
Periklanan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan.
Periklanan merupakan salah satu komunikasi yang sangat efisien bagi penjual. Mereka harus menggunakannya untuk melayani orang lain, masyarakat dan mereka sendiri. Dalam hal ini dapatlah dikatakan bahwa:
a) Periklanan merupakan alat pemasaran yang memudahkan komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran
b) Informasi dan persuasi merupakan aspek-aspek penting tentang berita periklanan yang efektif
c) Tujuan periklanan adalah menciptakan pertukaran yang efisien melalui komunikasi
d) Kesalahan dalam periklanan dapat mempengaruhi pertukaran yang saling memuaskan.
5) Periklanan merupakan alat komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.
d. Peranan advertising
Peranan periklanan dalam pemasaran menurut Swastha (2006:192) adalah: “Usaha untuk membangun kesadaran akan produk, untuk menambah pengetahuan pelanggan akan produk, untuk membantu membujuk pelanggan supaya membeli dan untuk mendeferensiasikan jasa dari perusahaan-perusahaan yang lain”.
e. Macam-macam advertising
Menurut Basu Swastha (2006:294) beberapa macam cara dalam periklanan dapatlah digolongkan atas dasar penggunaannya oleh pimpinan, karena perbedaan tersebut tergantung pada tujuan perusahaan dalam program periklanan. Di sini, periklanan dibagi ke dalam:
1) Periklanan barang (product advertising)
Dalam periklanan produk, pemasang iklan menyatakan kepada pasar tentang produk yang ditawarkannya. Periklanan produk ini dapat dibagi lagi ke dalam:
a) Primary demand advertising
Merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebutkan mereka atau nama produsennya.
b) Selective demand advertising
Selective demand advertising ini hampir sama dengan primary demand advertising, hanya bedanya dalam selective demand advertising disebutkan merk barang yang ditawarkan
Selain primary demand advertising dan selective demand advertising periklanan produk ini juga dapat dikelompokkan ke dalam periklanan langsung dan periklanan tidak langsung
Dalam kegiatan periklanan yang langsung, penjual menginginkan adanya tanggapan yang cepat terhadap iklannya. Sedangkan kegiatan periklanan yang tidak langsung dibuat untuk mendorong permintaan dalam periode waktu yang lebih lama. Iklan ini dibuat untuk menyatakan kepada konsumen bahwa produk tersebut ada dan menguntungkan.
2) Periklanan kelembagaan (institusional advertising)
Periklanan kelembagaan atau disebut juga corporate image advertising, dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan goodwil kepada perusahaan. Periklanan kelembagaan ini dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
a) Patronage institutional advertising
Dalam periklanan ini penjual berusaha memikat konsumen dengan menyatakan suatu motif membeli pada penjual tersebut dan bukannya motif membeli produk tertentu.
b) Public relations intitutional advertising
Disini periklanan dipakai untuk membuat pengertian yang baik tentang perusahaan kepada karyawan, pemilik perusahaan atau masyarakat umum.
c) Public service institutional
Periklanan ini menggambarkan tentang suatu dorongan kepada masyarakat untuk menggunakan kendaraan dengan hati-hati. Disini perusahaan asuransi jiwa dapat membantu dengan memberikan petunjuk kepada masyarakat dalam memilih kendaraan.
3) Periklanan Nasional, Regional dan Lokal
Periklanan juga dapat digolongkan menurut daerah geografis dimana kegiatan periklanan tersebut difokuskan.
a) Periklanan nasional
Periklanan nasional (nasional advertising), sering juga disebut general advertising, merupakan periklanan yang biasanya disponsori oleh produsen dengan distribusi secara nasional. Jadi pasar yang dituju sebagai sasaran adalah pasar nasional.
b) Periklanan regional
Periklanan regional (regional advertising), adalah periklanan yang hanya terbatas di daerah tertentu dari suatu negara.
c) Periklanan lokal
Periklanan lokal (local advertising ), disebut juga retail advertising, biasanya dilakukan oleh pengecer dan ditujukan kepada pasar lokal saja. Apabila periklanan ini dilakukan oleh produsen, maka lebih dipentingkan merk produknya. Tetapi kalau periklanan itu dilakukan oleh pengecer maka lebih dipentingkan nama tokonya. Oleh karena itu, periklanan lokal ini sering dilakukan secara bersama-sama antara produsen dan pengecernya.
4) Periklanan pasar
Penggolongan periklanan yang lain adalah penggolongan yang didasarkan pada jenis atau sifat pasarnya. Oleh karena itu, jenis iklannya tergantung pada sasaran yang dituju. Apakah konsumen, perantara dagang, atau pemakai industri. Jenis periklanan tersebut adalah:
a) Consumer advertising, ditujukan kepada konsumen
b) Trade advertising, ditujukan kepada perantara pedagang, terutama pengecer.
Industrial advertising, ditujukan kepada pemakai industri.
Langkah-langkah penyusunan advertising
Menurut Soehardi Sigit (2007:57), agar dapat efektif dan efisien, langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan di dalam perancangan advertensi adalah sebagai berikut:
1) Rumuskanlah maksud dan tujuan advertensi
2) Tentukanlah siapa yang harus menggunakan atau memakai barang yang diadvertensikan
3) Tentukanlah kepada siapa ditujukan hal-hal yang akan dimuat dalam advertensi itu, tempat, jumlahnya, kebiasaannya dan sebagainya.
4) Tentukanlah dengan menggunakan apa atau bagaimana supaya menarik produknya, digunakan alasan-alasan yang menarik
5) Persiapkan kata-kata, gambar, layout. Dan ujilah apakah advertensi yang seperti itu dapat diterima.
6) Memilih media tempat advertensi itu akan dimuat
Tentukanlah biaya pemasangan itu. Harus ada keseimbangan antara biaya dan hasil yang akan dicapai.
5. Konsep Penjualan
Menurut Sigit (2007:55): “Penjualan adalah sasaran inti di antara kegiatan-kegiatan lainnya, sebab disini dilakukan perundingan persetujuan tentang serah terima barang serta pembayaran”.
“Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen jika diabaikan biasanya tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Karena itu organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.” (Kotler, 2002:16).
Konsep ini mengasumsikan bahwa konsumen malas atau enggan melakukan pembelian dan untuk itu harus didorong. Juga diasumsikan bahwa perusahaan memiliki cara penjualan dan peralatan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.
Kegiatan penjualan atau selling adalah merupakan kegiatan terakhir dari kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya. Tetapi bagian terpenting dalam pemasaran bukanlah menjual. Menjual hanyalah puncak dari gunung es pemasaran. Seseorang dapat mengasumsikan bahwa penjualan selalu tetap dibutuhkan, namun tujuan pemasaran adalah membuat kegiatan menjual berjalan lancar. Dalam hal ini adalah mengetahui dan memahami para pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan cocok dengan mereka dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap untuk membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produk atau jasa tersebut tersedia.
6. Hubungan antara Saluran Distribusi dan advertising dengan volume Penjualan
Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan dalam kegiatan pemasarannya, seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong (2006:18) “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran”.
Sedangkan konsep penjualan sendiri adalah bahwa konsumen jika diabaikan biasanya tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Karena itu organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promisi yang agresif.” (Kotler, 2007:16).
Dengan demikian hubungan antara bauran pemasaran yang berupa saluran distribusi dan advertising sangat berperan untuk kelangsungan penjualan perusahaan karena penjualan tanpa adanya bauran pemasaran tidak akan terjadi suatu penjualan.
B. Hipotesis
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
Menurut Sugiyono (2006:57) : “Hipotesa adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya”. Dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis yang dikemukakan nantinya bukanlah suatu jawaban yang benar secara mutlak, tetapi dipakai sebagai jalan untuk mengatasi permasalahan yang ada, dan masih harus dibuktikan kebenarannya.
Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga bahwa saluran distribusi dan advertising secara bersama-sama berpengaruh terhadap penjualan produk limun Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
2. Diduga bahwa variabel saluran distribusi yang berpengaruh paling dominan terhadap penjualan produk limun Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup serta kelancaran operasinya. Hal ini tentunya bisa tercapai dengan mengaktifkan dan mengefisienkan kerja perusahaan.
Sebagaimana kita ketahui, dunia usaha sekarang ini banyak menghadapi adanya persaingan. Persaingan antar perusahaan sejenis baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Oleh karena itu perusahaan yang ingin hidup dan berkembang harus memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi serta memuaskan kebutuhan konsumen, khususnya disini pelayanan. Dengan semakin ketatnya persaingan dan semakin selektifnya konsumen dalam memilih produk yang tersedia di pasar, perusahaan harus semakin bekerja keras untuk dapat meraih targetnya.
Dengan banyaknya pesaing, perusahaan dituntut untuk mendapatkan pangsa pasar dengan jalan menentukan dan memilih langkah-langkah yang tepat di dalam hal pemasaran. Dengan adanya persaingan seperti ini perusahaan-perusahaan harus mampu memilih strategi yang tepat untuk memasarkan hasil produknya, sehingga setiap perusahaan harus berkompetisi dalam menentukan kebijakan yang akan diambil dan dilakukan untuk memenangkan pasar. Untuk mencapai tujuan hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen baik dalam bidang produksi, keuangan maupun pemasaran. Karena suatu keputusan yang diambil oleh pihak perusahaan akan menentukan bagi jalannya suatu perusahaan. Keputusan yang tepat akan menunjang operasional dalam mencapai tujuan dan sebaliknya keputusan yang tidak tepat dapat menghambat tujuan perusahaan atau bahkan dapat menghancurkan perusahaan itu sendiri. Maka dengan melakukan saluran distribusi dan advertising yang efektif akan banyak memberikan pengaruh pada tingkat penjualan bagi perusahaan, dan tentunya membawa hasil yang optimal.
Dengan memiliki saluran distribusi yang baik dan memadai diharapkan penyalur barang akan berjalan dengan lancar sampai ke konsumen sehingga penjualan produk akan dapat terus ditingkatkan. Selain saluran distribusi, advertisng juga memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan pemasaran perusahaan. Tujuan dari advertising adalah mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan kata lain untuk menunjukan dan memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membelinya sehingga volume penjualan dapat meningkat.
Perusahaan Limun “Segar” Jombang dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang ketat, dimana bermunculan perusahaan sejenis yang menawarkan produk-produk baru. Maka dengan mengetahui pengaruh saluran distribusi dan advertising terhadap volume penjualan, perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat yang menyangkut saluran distribusi dan advertising sehingga akan banyak membawa hasil dan peranan yang penting dalam menyampaikan produk perusahaan ke konsumen, karena bidang pemasaran khususnya saluran distribusi dan advertising merupakan hal yang terpenting dalam menentukan realisasi penjualan supaya target dalam penjualan dapat tercapai.
Untuk itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai saluran distribusi dan advertisng suatu produk, khususnya produk minuman segar. Maka disini penulis mengambil judul “Pengaruh Saluran Distribusi dan Advertising Guna Meningkatkan Penjualan Pada Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut::
1. Bagaimana Pengaruh Saluran distribusi dan advertising terhadap penjualan pada Perusahaan Limun “Segar” Jombang?
2. Diantara variabel saluran distribusi dan advertising manakah yang berpengaruh dominan terhadap penjualan produk minuman segar Perusahaan Limun “Segar” Jombang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari Saluran distribusi dan advertising terhadap penjualan pada Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
2. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap penjualan produk minuman segar Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi perusahaan
Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang timbul dan menentukan kebijaksanaan yang tepat di masa yang akan datang.
2. Bagi penulis
Sebagai kerangka dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan penulis.
3. Bagi pihak lain
Memberi informasi lebih lanjut sebagai input atau acuan bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian serupa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Yang Melandasi Permasalahan
Dalam upaya untuk memberikan jalan keluar masalah yang dihadapi perusahaan, maka peneliti akan mengemukakan dasar-dasar teori berhubungan dengan masalah. Tujuannya adalah sebagai titik tolak untuk mencari kebenaran atau kaitannya dengan suatu masalah.
Adapun teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian pemasaran
Pemasaran mengandung arti yang luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa.
Menurut Kotler (2007:9) yang diterjemahkan Ancellawati: “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
Proses pertukaran melibatkan kerja. Penjual harus mencari pembeli, mengenali kebutuhan mereka, merancang produk yang tepat, mempromosikan produk tersebut, menyimpan dan mengangkutnya, menetapkan harganya, memberikan layanan purna jual dan sebagainya. Kegiatan seperti pengembangan produk, penelitian, komunikasi, distribusi, penetapan harga dan layanan merupakan inti kegiatan pemasaran.
Lebih lanjut mengenai pengertian manajemen pemasaran didefinisikan oleh Kotler (2007:10): “Penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai sasaran perusahaan”
Apabila kedua definisi di atas dibandingkan maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa pada dasarnya kegiatan manajemen pemasaran meliputi proses penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam hubungannya dengan produk barang dan jasa untuk memperoleh apa yang diinginkan.
2. Pengertian Bauran Pemasaran
Pada dasarnya bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai perusahaan dalam kegiatan pemasarannya. Banyak pendapat dari para ahli yang menegaskan hal tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong (2006:18): “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran”.
Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Saladin (2005:6): “Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat elemen pokok (product-price-place-promotion) yang terdapat dalam program pemasaran”
Jadi program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen bauran pemasaran menjadi program yang rekoordinasi yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran memberlakukan sarana taktis perusahaan untuk membangun posisi yang kuat di dalam pasar sasaran.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dinyatakan bahwa variabel-variabel dalam bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam program pemasaran.
3. Tinjauan Tentang Saluran Distribusi (Place)
a. Pengertian saluran distribusi
Dalam proses kegiatan pemasaran dimana suatu perusahaan menyalurkan produknya kepada konsumen penting untuk diperhatikan tentang pola distribusi yang akan dilakukan, pemilihan perantara dan pemilihan saluran distribusi itu sendiri. Saluran distribusi menghubungkan pemasok dan produsen dengan pengguna akhir barang atau jasa.
Saluran distribusi yang efektif dan efisien memberikan keunggulan strategis yang penting bagi para anggota organisasi atau saluran-saluran pesaingnya. Strategi distribusi itu sendiri berkenaan dengan bagaimana sebuah perusahaan menjangkau pasar sasarannya. Sebagian produsen memasarkan produknya secara langsung kepada pengguna akhir barang dan jasa tersebut, sedangkan sebagian lagi memasarkan melalui satu atau lebih saluran distribusi.
Menurut Carvens (2003:28) saluran distribusi itu sendiri mempunyai arti: “Jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir”.
Jadi saluran distribusi itu sendiri terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan yang bersama-sama menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir.
b. Fungsi-fungsi Saluran Distribusi
Suatu perusahaan didalam menentukan pemilihan saluran distribusi haruslah memakai fungsi-fungsi tertentu yang dapat memberikan adanya manfaat bagi perusahaan. Menurut Basu Swastha (2006:60) fungsi saluran distribusi dikelompokkan menjadi 3 golongan: “1) Fungsi pertukaran, 2) Fungsi penyediaan fisik dan 3) Fungsi penunjang”.
Berikut akan diuraikan tentang fungsi saluran distrbusi di atas menurut Basu Swastha (2006:60):
1) Fungsi pertukaran
Beberapa fungsi pertukaran adalah:
a) Pembelian
Fungsi pembelian merupakan usaha memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual lagi atau digunakan sendiri dengan harga layanan dari penjualan dan kualitas tertentu.
b) Penjualan
Penjualan dilakukan oleh pedagang besar sebagai alat pemasaran bagi produsennya, fungsi ini sangat penting karena bertujuan menjual barang atau jasa yang diperlukan sebagai sumber pendapatan.
c) Pengambilan resiko
Fungsi ini menghindari dan mengurangi resiko terhadap semua masalah dalam pemasaran, sehingga akan mengakibatkan fungsi lainnya.
2) Fungsi penyediaan fisik
Yaitu fungsi perpindahan barang-barang secara fisik dari produsen sampai ke konsumen termasuk didalamnya:
a) Fungsi pengumpulan
Sebagai alat penyaluran perantara melakukan fungsi pengumpulan barang-barang dari beberapa sumber atau beberapa macam barang dari sumber yang sama.
b) Fungsi penyampaian
Fungsi ini menciptakan faedah atau kegunaan waktu karena melakukan penyesuaian antara penawaran dan permintaan.
c) Fungsi pemilihan
Fungsi ini dilakukan oleh penyalur dengan cara menggolongkan, memeriksa dan menentukan jenis dan mutu dari barangnya, jenis barang konsumsi akan mempunyai saluran distribusi yang berbeda dengan barang distribusi.
d) Fungsi pengangkutan
Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang dari perusahaan sampai ke konsumen. Pengangkutan yang baik memungkinkan perluasan pasar dan memungkinkan pula spesifikasi dalam industri yang akan berkaitan dengan produksi secara besar-besaran.
3) Fungsi penunjang
Fungsi ini bersifat membantu untuk menunjang terlaksananya fungsi-fungsi yang lain.
a) Pelayanan sesudah pembelian
Untuk barang tahan lama seperti mobil, gergaji listrik dan sebagainya memerlukan perawatan atau jaminan setelah barang tersebut dibeli.
b) Pembelanjaan
Untuk memiliki sebuah barang, apakah konsumen penyalur atau produsen diperlukan sejumlah dana.
c) Penyebaran informasi
Dengan sejumlah informasi dapat diukur seberapa jauh kepentingan pembeli, penjualan atau lembaga lainnya dalam saluran distribusi.
d) Koordinasi saluran
Koordinasi digunakan mengorganisir semua lembaga yang terlibat dengan saluran distribusi, fungsi koordinasi ini sangat berkaitan dengan fungsi penyebaran informasi dengan pengkoordinasian yang disertai penyediaan informasi akan memudahkan untuk melaksanakan mengembangkan pelaksanaan atau teknik dalam penyaluran.
c. Tingkat-tingkat saluran distribusi
Saluran distribusi digambarkan oleh jumlah tingkat saluran yang terlibat. Tingkat saluran menurut Kotler dan Amstrong (2006:7) adalah: “Merupakan setiap lapisan perantara pemasaran yang melaksanakan semacam tugas dalam membawa produk dan kepemilikan lebih dekat kepada pembeli akhir”.
Ada dua macam tingkat saluran yaitu:
1) Saluran pemasaran langsung
Yakni tidak mempunyai perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual langsung kepada konsumen.
2) Saluran pemasaran tidak langsung
Yakni terdiri dari satu tingkat perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual melalui perantara kepada konsumen.
Menurut Carvens (2003:29) terdapat dua tingkat saluran distribusi yang dipakai oleh produsen dalam kegiatan pendistribusiannya yaitu meliputi:
1) saluran distribusi untuk produk-produk konsumen
a) Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi yang paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa menggunakan perantara.
b) Produsen – Pengecer – konsumen
Pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen.
c) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
d) Produsen – Agen – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi ini, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar, yang selanjutnya menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlibat dalam saluran distribusi ini , terutama agen penjualan.
e) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi ini produsen menggunakan agen penjualan sebagai perantara atau penyalur produksinya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil atau pengecer kecil.
2) Saluran distribusi untuk produk-pruduk industri
a) Produsen – Pemakai produk industri
Saluran distribusi ini dari produsen ke pemakai industri, ini merupakan saluran yang paling pendek dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industri relatif besar.
b) Produsen – Distributor produk industri (Dealer) – Pemakai produk industri
Produsen yang menggunakan saluran ini terutama untuk barang-barang jenis operating supples dan accessories equipment kecil dapat menggunakan distributor industri atau mencapai pasarnya.
c) Produsen – Agen – Pemakai Produk Industri
Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh perusahaan yang tidak mempunyai departemen pemasaran juga untuk perusahaan yang ingin memasuki daerah pemasaran baru.
d) Produsen – Agen – Distributor industri – Pemakai industri
Saluran distribusi semacam ini dapat dipakai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung atau mungkin memerlukan penyimpanan pada penyalur.
d. Jenis Perantara Dalam Pemasaran
Secara umum perantara terbagi atas merchant midleman dan agent midleman (Tjiptono 2007:185). Merchant middleman adalah perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual kembali, sedangkan yang dimaksud dengan agent middlemant (broker) adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan, dan melakukan transaksi atas nama produsen. Jadi ia tidak memiliki sendiri barang yang di negosiasikan, contohnya broker real estate dan sales agent.
Dua bentuk utama dari mercant midleman adalah:
1) Wholesaler (disebut juga distributor atau jober)
Yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan wholesaling. Wholesaling adalah segala kegiatan produk dalam kuantitas besar kepada pembeli non-konsunen akhir untuk tujuan dijual kembali atau untuk pemakai bisnis.
2) Retailer (Dealer)
Adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga. Penekanan pada fungsi utama tertentu ini menunjukkan bahwa retailer merupakan lembaga yang dapat berdiri sendiri.
4. Tinjauan Tentang Advertising
a. Pengertian advertising
Pengertian advertising menurut Kotler dan AB. Susanto (2006:814) adalah: “Bentuk penyajian tidak personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang memerlukan bayaran”.
Pengertian advertising menurut Kotler dan Amstrong (2006:153) adalah: “Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan barang atau jasa”.
Pengertian advertising menurut E. Catur Rismiati dan Bondan Suratno (2006:225) adalah: “Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu”.
b. Tujuan Advertising
Tujuan advertising menurut Kotler dan AB. Susanto (2006:817) adalah:
1) Untuk menginformasikan
a) Memberikan pasar mengenai suatu produk baru
b) Mengusulkan kegunaan baru suatu produk
c) Memberitahukan pasar mengenai perubahan harga
d) Menjelaskan bagaimana cara kerja suatu produk
e) Menjelaskan pelayanan yang tersedia
f) Mengkoreksi kesan yang salah
g) Mengurangi kecemasan pembeli
h) Membangun citra perusahaan
2) Untuk membujuk
a) Membentuk preferensi merk
b) Mendorong pengalihan ke merk anda
c) Masalah persepsi pembeli mengenai atribut produk
d) Membujuk pembeli untuk membeli sekarang
e) Membujuk pembeli untuk menerima telepon penjualan
3) Untuk mengingatkan
a) Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan kemudian
b) Mengingatkan pembeli dimana dapat membeli
c) Menjaga agar pembeli tetap ingat walaupun sedang tidak musimnya
d) Mempertahankan kesadaran produk
c. Fungsi-fungsi advertising
Fungsi-fungsi advertising menurut Basu Swastha (2006:246) adalah sebagai berikut:
1) Memberikan informasi
Periklanan dapat menambah nilai pada barang dengan memberikan informasi kepada konsumen. Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak dari pada lainnya, baik tentang barangnya, harganya ataupun informasi lain.
2) Membujuk atau mempengaruhi
Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik daripada produk yang lain.
3) Menciptakan kesan (image)
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai kesan tertentu tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini, pemasangan iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya, misalnya dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan lay out yang menarik.
4) Memuaskan keinginan
Periklanan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan.
Periklanan merupakan salah satu komunikasi yang sangat efisien bagi penjual. Mereka harus menggunakannya untuk melayani orang lain, masyarakat dan mereka sendiri. Dalam hal ini dapatlah dikatakan bahwa:
a) Periklanan merupakan alat pemasaran yang memudahkan komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran
b) Informasi dan persuasi merupakan aspek-aspek penting tentang berita periklanan yang efektif
c) Tujuan periklanan adalah menciptakan pertukaran yang efisien melalui komunikasi
d) Kesalahan dalam periklanan dapat mempengaruhi pertukaran yang saling memuaskan.
5) Periklanan merupakan alat komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.
d. Peranan advertising
Peranan periklanan dalam pemasaran menurut Swastha (2006:192) adalah: “Usaha untuk membangun kesadaran akan produk, untuk menambah pengetahuan pelanggan akan produk, untuk membantu membujuk pelanggan supaya membeli dan untuk mendeferensiasikan jasa dari perusahaan-perusahaan yang lain”.
e. Macam-macam advertising
Menurut Basu Swastha (2006:294) beberapa macam cara dalam periklanan dapatlah digolongkan atas dasar penggunaannya oleh pimpinan, karena perbedaan tersebut tergantung pada tujuan perusahaan dalam program periklanan. Di sini, periklanan dibagi ke dalam:
1) Periklanan barang (product advertising)
Dalam periklanan produk, pemasang iklan menyatakan kepada pasar tentang produk yang ditawarkannya. Periklanan produk ini dapat dibagi lagi ke dalam:
a) Primary demand advertising
Merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebutkan mereka atau nama produsennya.
b) Selective demand advertising
Selective demand advertising ini hampir sama dengan primary demand advertising, hanya bedanya dalam selective demand advertising disebutkan merk barang yang ditawarkan
Selain primary demand advertising dan selective demand advertising periklanan produk ini juga dapat dikelompokkan ke dalam periklanan langsung dan periklanan tidak langsung
Dalam kegiatan periklanan yang langsung, penjual menginginkan adanya tanggapan yang cepat terhadap iklannya. Sedangkan kegiatan periklanan yang tidak langsung dibuat untuk mendorong permintaan dalam periode waktu yang lebih lama. Iklan ini dibuat untuk menyatakan kepada konsumen bahwa produk tersebut ada dan menguntungkan.
2) Periklanan kelembagaan (institusional advertising)
Periklanan kelembagaan atau disebut juga corporate image advertising, dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan goodwil kepada perusahaan. Periklanan kelembagaan ini dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
a) Patronage institutional advertising
Dalam periklanan ini penjual berusaha memikat konsumen dengan menyatakan suatu motif membeli pada penjual tersebut dan bukannya motif membeli produk tertentu.
b) Public relations intitutional advertising
Disini periklanan dipakai untuk membuat pengertian yang baik tentang perusahaan kepada karyawan, pemilik perusahaan atau masyarakat umum.
c) Public service institutional
Periklanan ini menggambarkan tentang suatu dorongan kepada masyarakat untuk menggunakan kendaraan dengan hati-hati. Disini perusahaan asuransi jiwa dapat membantu dengan memberikan petunjuk kepada masyarakat dalam memilih kendaraan.
3) Periklanan Nasional, Regional dan Lokal
Periklanan juga dapat digolongkan menurut daerah geografis dimana kegiatan periklanan tersebut difokuskan.
a) Periklanan nasional
Periklanan nasional (nasional advertising), sering juga disebut general advertising, merupakan periklanan yang biasanya disponsori oleh produsen dengan distribusi secara nasional. Jadi pasar yang dituju sebagai sasaran adalah pasar nasional.
b) Periklanan regional
Periklanan regional (regional advertising), adalah periklanan yang hanya terbatas di daerah tertentu dari suatu negara.
c) Periklanan lokal
Periklanan lokal (local advertising ), disebut juga retail advertising, biasanya dilakukan oleh pengecer dan ditujukan kepada pasar lokal saja. Apabila periklanan ini dilakukan oleh produsen, maka lebih dipentingkan merk produknya. Tetapi kalau periklanan itu dilakukan oleh pengecer maka lebih dipentingkan nama tokonya. Oleh karena itu, periklanan lokal ini sering dilakukan secara bersama-sama antara produsen dan pengecernya.
4) Periklanan pasar
Penggolongan periklanan yang lain adalah penggolongan yang didasarkan pada jenis atau sifat pasarnya. Oleh karena itu, jenis iklannya tergantung pada sasaran yang dituju. Apakah konsumen, perantara dagang, atau pemakai industri. Jenis periklanan tersebut adalah:
a) Consumer advertising, ditujukan kepada konsumen
b) Trade advertising, ditujukan kepada perantara pedagang, terutama pengecer.
Industrial advertising, ditujukan kepada pemakai industri.
Langkah-langkah penyusunan advertising
Menurut Soehardi Sigit (2007:57), agar dapat efektif dan efisien, langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan di dalam perancangan advertensi adalah sebagai berikut:
1) Rumuskanlah maksud dan tujuan advertensi
2) Tentukanlah siapa yang harus menggunakan atau memakai barang yang diadvertensikan
3) Tentukanlah kepada siapa ditujukan hal-hal yang akan dimuat dalam advertensi itu, tempat, jumlahnya, kebiasaannya dan sebagainya.
4) Tentukanlah dengan menggunakan apa atau bagaimana supaya menarik produknya, digunakan alasan-alasan yang menarik
5) Persiapkan kata-kata, gambar, layout. Dan ujilah apakah advertensi yang seperti itu dapat diterima.
6) Memilih media tempat advertensi itu akan dimuat
Tentukanlah biaya pemasangan itu. Harus ada keseimbangan antara biaya dan hasil yang akan dicapai.
5. Konsep Penjualan
Menurut Sigit (2007:55): “Penjualan adalah sasaran inti di antara kegiatan-kegiatan lainnya, sebab disini dilakukan perundingan persetujuan tentang serah terima barang serta pembayaran”.
“Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen jika diabaikan biasanya tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Karena itu organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.” (Kotler, 2002:16).
Konsep ini mengasumsikan bahwa konsumen malas atau enggan melakukan pembelian dan untuk itu harus didorong. Juga diasumsikan bahwa perusahaan memiliki cara penjualan dan peralatan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.
Kegiatan penjualan atau selling adalah merupakan kegiatan terakhir dari kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya. Tetapi bagian terpenting dalam pemasaran bukanlah menjual. Menjual hanyalah puncak dari gunung es pemasaran. Seseorang dapat mengasumsikan bahwa penjualan selalu tetap dibutuhkan, namun tujuan pemasaran adalah membuat kegiatan menjual berjalan lancar. Dalam hal ini adalah mengetahui dan memahami para pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan cocok dengan mereka dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap untuk membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produk atau jasa tersebut tersedia.
6. Hubungan antara Saluran Distribusi dan advertising dengan volume Penjualan
Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan dalam kegiatan pemasarannya, seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong (2006:18) “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran”.
Sedangkan konsep penjualan sendiri adalah bahwa konsumen jika diabaikan biasanya tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Karena itu organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promisi yang agresif.” (Kotler, 2007:16).
Dengan demikian hubungan antara bauran pemasaran yang berupa saluran distribusi dan advertising sangat berperan untuk kelangsungan penjualan perusahaan karena penjualan tanpa adanya bauran pemasaran tidak akan terjadi suatu penjualan.
B. Hipotesis
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
Menurut Sugiyono (2006:57) : “Hipotesa adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya”. Dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis yang dikemukakan nantinya bukanlah suatu jawaban yang benar secara mutlak, tetapi dipakai sebagai jalan untuk mengatasi permasalahan yang ada, dan masih harus dibuktikan kebenarannya.
Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga bahwa saluran distribusi dan advertising secara bersama-sama berpengaruh terhadap penjualan produk limun Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
2. Diduga bahwa variabel saluran distribusi yang berpengaruh paling dominan terhadap penjualan produk limun Perusahaan Limun “Segar” Jombang.
BAB III METODE PENELITIAN...... dst
(MOHON MAAF!! TAMPILAN TABEL, GAMBAR, DAN RUMUS MENGGUNAKAN EQUATION KESULITAN UNTUK BISA DI UPLOAD)
Sumber : http://judul-pemasaran.blogspot.com
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment