Bahkan dalam sebuah penelitian menghasilkan data yang cukup mengagetkan bahwa resiko kematian karena penyakit jantung meningkat sampai dengan 3,9 kali pada seseorang yang sedang mengalami dan menderita depresi dibandingkan dengan yang tidak mengidapnya. Kembali mengulas mengenai depresi seperti yang pernah dimuat dalam artikel mengenai Tanda gejala dan Penyebab Depresi tahun yang lalu.
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan. Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik seperti halnya rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik seperti halnya : anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun. Demikian kurang lebih dari apa yang dimaksud dengan pengertian definisi depresi itu sendiri.
Depresi menyerang organ jantung melalui dua cara yaitu :
- Pengaruh Depresi terhadap kehidupan sosial dan kebiasaan sehari-hari. Penderita depresi mudah terjebak dengan kebiasaan buruk merokok, dan rokok itu sendiri adalah merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner. Pasien hipertensi (tekanan darah tinggi) yang mengalami gejala tanda depresi akan cenderung malas untuk minum obat. Penderita diabetes mellitus (Kencing Manis) tidak bisa mengontrol pola makan dan cenderung melupakan anjuran dokter dalam meminum obat secara teratur. Dan pada ujungnya penderita sakit jantung dengan depresi akan melupakan obat-obatan jantung yang seharusnya rutin untuk diminumnya.
- Pengaruh Terhadap Tubuh. Depresi akan membuat kadar hormon kortisol meningkat, dan hal ini akan menyebabkan gangguan fungsi trombosit (Sel darah yang berfungsi dalam pembekuan darah). Perpaduan antara keduanya ini yaitu peningkatan kadar kortisol dan juga gangguan fungsi pembekuan sel darah akan memicu penyempitan pembuluh darah jantung. Akibat pengaruh depresi juga akan bisa menyebabkan dan meningkatkan resiko reaksi peradangan (infeksi) pada tubuh yang akhirnya akan bisa menjadi salah satu penyebab dan juga faktor resiko jantung koroner.
- Menyebabkan terganggunya fungsi otonom tubuh. Fungsi otonom ini digambarkan lewat variabilitas denyut jantung. Pada orang normal, frekuensi denyut jantung yang rendah saat istirahat, kemampuan jantung untuk segera meningkatkan denyutnya saat beraktivitas dan secepatnya menurunkan frekuensi denyut setelah aktivitas berakhir, hal ini menunjukkan fungsi otonom tersebut masih baik. Depresi mengganggu pertahanan alamiah jantung. Akibatnya, jantung mudah mengalami gangguan irama, dan bisa mengakibatkan kematian mendadak.
Terutama bila memang ada penyebab yang patut disedihkan, serta tidak berlarut-larut. Dan kesedihan seharusnya bisa dikurangi, meski sedikit demi sedikit, dengan dukungan atau simpati. Tapi bila sahabat tetap merasa sedih sampai berlarut-larut, maka patut mulai curiga pada diri sendiri.
Nafsu makan yang menurun dalam jangka waktu lama juga bisa menjadi gejala dari depresi. Tubuh mengurus, dan tiap saat merasa lesu dan mudah lelah. Sulit tidur, sulit konsentrasi dan berpikir. Juga bila sahabat mulai kehilangan minat terhadap kegiatan yang dulunya bisa dinikmati, seperti halnya rutinitas pekerjaan di kantor, hubungan antara suami istri, hobi memancing misalnya, atau pun hanya dengan sekadar ngobrol dengan keluarga. Atau entah mengapa selalu ada perasaan bersalah dalam diri sendiri.
Tapi perlu diingat bahwasannya penyakit jantung tidak akan menunggu hingga gejala depresi menghebat. Salah satu sisi dari depresi, yakni hilang harapan alias putus asa, ternyata berhubungan dengan terjadinya kematian mendadak. Jadi ada baiknya sahabat untuk bisa banyak tersenyum, serta juga sekedar tertawa untuk menghilangkan kesedihan.
Jika ternyata tetap kesedihan ini mengendap dan enggan menghilang pula, maka segeralah mencari pertolongan. Baik itu kepada orang tua, pasangan, sahabat, saudara dekat, pemuka agama, psikolog, yang mungkin bisa membantu dalam rangka penyelesaian masalah depresi yang sedang melanda. Tetapi bila terus menghebat dan berkelanjutan, janganlah ragu dan segan untuk menghubungi dokter dan tenaga medis yang berkompeten dalam hal ini.
Suatu penelitian terhadap 5.007 wanita dan 2.889 pria menemukan bahwa wanita yang depresi memiliki risiko terkena penyakit jantung 73% lebih besar ketimbang wanita yang tidak depresi dan bahwa pria yang depresi berpeluang 71% lebih besar terkena penyakit jantung ketimbang pria yang tidak depresi.
Kendati risiko meninggal akibat penyakit jantung terhadap wanita yang depresi tidak meningkat, pria yang depresi memiliki peluang 2,3 kali lebih besar untuk meninggal akibat penyakit ini ketimbang pria yang tidak depresi. Penelitian lain menunjukkan bahwa depresi yang bekepanjangan adalah predikotor kuat bagi terjadinya serangan jantung untuk kedua kali.
Amy Thompson, salah seorang perawat jantung senior di British Heart Foundation mengatakan bahwa olahraga teratur serta mengkonsumsi makanan sehat dan tidak berlebih-lebihan dalam menyantap makanan, dapat membantu sahabat dalam menghindari resiko ini. Dan agar depresi tidak mendatangi sahabat, ternyata melaksanakan ibadah secara rutin dan teratur setiap hari serta mendekatkan diri pada Tuhan, merupakan obat yang ampuh dalam menghindari munculnya depresi.
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment