MAKALAH
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
PENERAPAN KURIKULUM PENDIDIKAN TERPADU
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
AJARAN AGAMA ISLAM
PADA SEKOLAH DASAR NEGERI NOMOR 007 TANJUNG BERULAK
KECAMATAN KAMPAR
OLEH,
RUSHAN
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KONSENTRASI MANAJEMEN SEKOLAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2008
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Era
globalisasi merupakan suatu zaman yang penuh tantangan, persaingan dan
kompetensi. Setiap negara berlomba-lomba
untuk memenangkan persaingan disegala bidang kehidupan, terutama dibidang
pendidikan. Kalaulah kita bicara tentang pendidikan di Indonesia, kita akan
mengenal dua macam pola pendidikan; yaitu sekolah umum dan sekolah agama.
Sekolah umum selalu berorientasi pada pendidikan yang bersifat umum. Dan
sekolah agama selalu berorientasi pada pendidikan agama. Sekolah umum dikelola
oleh pemerintah sedangkan sekolah agama biasanya dikelola oleh masyarakat, baik
secara perorangan, kelompok maupun dalam bentuk yayasan atau lembaga
kemasyarakatan lainnya.
Disadari
atau tidak kedua pola pendidikan; yaitu pola pendidikan umum dan pola
pendidikan agama telah banyak memberikan kontribusi untuk penyiapan sumber daya
manusia (SDM) di Indonesia. Walaupun
pada sisi lain terdapatnya sisi kelemahan yang berakibat pada kemajuan negara
kita ini. Kenyataan menunjukkan bahwa
pemisahan kedua pola ini akan lebih terasa oleh kita pada saat berkembangnya
generasi penerus yang akan datang. Mereka beranggapan bahwa pendidikan umum
lebih banyak memberikan kontribusi lebih menyakinkan untuk kehidupan lebih
layak di masa datang. Mereka menutup
sebelah mata karena pendidikan agama tidak lagi begitu penting untuk terjun
dalam masyarakat dan menganggap pendidikan agama tidak berdampak langsung dalam
pekerjaan.
Memang
banyak faktor yang dapat menentukan pendidikan.
Disini Penulis hanya dapat mengemukakan dua faktor saja; yaitu faktor penerapan
kurikulum terpadu dan penerapan nilai-nilai keagamaan dalam meningkatkan
pemahaman ajaran agama Islam. Artinya
jika kita ingin meningkatkan kualitas suatu sekolah, seharusnya kita mulai dari
penerapan kurikulum yang tepat serta pembinaan nilai-nilai keagamaan secara
nyata dapat dirasakan dalam dunia pendidikan.
Karena Penulis menyadari proses penerapan kurikulum terpadu merupakan
langkah awal yang sangat menentukan tercapainya suatu keberhasilan pendidikan.
1
Selama kita mengacu pada kurikulum dalam
proses pembelajaran tentunya peserta didik akan kita latih, dibina, dibimbing
untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu.
Apalagi dalam kurikulum terpadu lebih mengarah
kepada pemahaman nilai-nilai keagamaan yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Dalam
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Mengaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan atau semester sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan. Khususnya
Pendidikan Agama Islam tujuannya adalah : “Mewujudkan manusia Indonesia yang taat
beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, disiplin, bertoleransi,
menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah”.
Berdasarkan
apa yang telah dipaparkan di atas, berarti sedemikian padatnya materi
pembelajaran agama sesuai dengan kurikulum Diknas, apa yang akan menjadi
harapan kita mungkin sulit tercapai. Mengapa Penulis katakan demikian, karena
alokasi waktu yang tersedia hanya 3 jam pelajaran dalam 1 minggu ( 3 x 35
menit). Kiranya dengan kurikulum terpadu apa yang menjadi kesenjangan tersebut,
solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi yaitu dengan menerapkan
kurikulum terpadu dalam meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam. Sesuai
dengan pengalaman di lapangan dapat diketahui penyebab timbulnya
masalah-masalah dalam pembahasan ini adalah :
1. Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah penerapan
kurikulum terpadu, yaitu adanya asumsi bahwa kurikulum terpadu tidak perlu
dilaksanakan.
2. Faktor penyebab timbulnya masalah dalam
meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam yaitu sebagian orangtua menganggap
hanya di sekolah saja meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan
di atas menunjukkan bahwa untuk mengurangi masalah-masalah dalam penerapan
kurikulum terpadu dalam rangka meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam, maka
perlu diterapkan penerapan kurikulum terpadu tersebut secara benar dan
sesungguhnya, agar meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam dengan baik.
2
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka rumusan masalah-masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana penerapan kurikulum pendidkan terpadu di
SDN 007 Tanjung Berulak ?
2. Bagaimana meningkatkan pemahaman ajaran agama
Islam di SDN 007 Tanjung Berulak ?
B.PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
I. Penerapan Kurikulum Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses
dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin
terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam
dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dekat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertujuan mengarahkan proses ini
agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Orman Hamalik 2001.79)
Di Indonesia sejak lama telah terjadi
pemisahan antar pendidikan umum dengan pendidikan agama. Selama proses
pendidikan itu berlangsung seakan-akan pendidikan agama tersingkirkan,
dipandang sebelah mata, karena pendidikan agama itu hanya diselenggarakan oleh
masyarakat yang peduli. Memang diakui
pendidikan umum bisa memberikan bekal ilmu pengetahuan, keterampilan dan
menguasai teknologi, tetapi moralnya rendah. Disisi lain pengetahuan agamanya
tinggi, tetapi tidak punya keterampilan.
Sejalan dengan apa yang dipaparkan di
atas, salah satu usaha bagaimana kedua jenis pendidikan tersebut sejalan, maka
solusi terbaik dengan melaksanakan pendidikan terpadu. Secara duniawi
generasi kedepan pintar dan mempunyai moral yang tinggi. Salah satu tujuan
pendidikan terpadu adalah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
mempunyai kepribadian yang sholeh, aqidah yang benar, akhlak yang mulia, akal
cerdas, fisik yang sehat dan kuat serta dekat dan cinta pada Al-Qur’an (Tim
Penyusun Kurikulum Terpadu 2002.1)
Kurikulum ialah suatu program
pendidikan yang berisikan berbagai bahan
ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang
secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman
dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan (H.
Dakir, 2004.3). Tingkat ketercapaian hasil pendidikan tergantung baik tidaknya
kurikulum suatu sekolah.
3
Pasal 7 Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui
muatan dan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetauan
dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. Untuk jelasnya
baiklah kita paparkan Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Sekolah
Dasar Negeri 007 Tanjung Berulak sebagai berikut :
NO
|
KOMPONEN
|
ALOKASI WAKTU
|
|||||
KELAS
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
A.
|
Mata Pelajaran
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Pendidikan Agama
|
SISTEM TEMATIK
|
3
|
3
|
3
|
||
2
|
Pendidikan
Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
|||
3
|
Bahasa Indonesia
|
6
|
6
|
6
|
|||
4
|
Matematika
|
6
|
6
|
6
|
|||
5
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
4
|
4
|
|||
6
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
3
|
3
|
3
|
|||
7
|
Seni Budaya dan
Keterampilan
|
4
|
4
|
4
|
|||
8
|
Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
|
4
|
4
|
4
|
|||
B.
|
Mulok
|
|
|
|
|||
|
a. Arab Melayu
|
2
|
2
|
2
|
|||
|
b. Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
|||
|
c. Teknologi Informasi dan Teknologi
|
-
|
-
|
-
|
|||
C.
|
Pengembangan Diri
|
2
|
2
|
2
|
|||
|
Jumlah
|
30
|
31
|
32
|
36
|
36
|
36
|
Berdasarkan tabel diatas dapat kita buktikan
untuk pelajaran agama yang hanya waktunya 3 jam dalam satu minggu tentu tidak
memadai untuk mencapai tujuan pendidikan terpadu yang telah diutarakan diatas,
selain kelas 1, 2 dan 3 menggunakan sistem tematik.
4
Untuk mengimbangi kurikulum DIKNAS di
atas, maka diterapkanlah kurikulum terpadu, dimana pelaksanaan proses
pembelajarannya berlangsung satu hari penuh (fullday school) dengan isi
kurikulum tambahan pendidikan terpadu yang memuat mata pelajaran sebagai berikut
:
NO
|
KOMPONEN MATA PELAJARAN
|
ALOKASI WAKTU
|
|||||
KELAS
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1
|
Al-Qur’an
|
10
|
10
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Tahfiz
|
4
|
4
|
8
|
8
|
8
|
8
|
3
|
Ibadah Praktis
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
4
|
Cerita Islami/Tarekh
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
5
|
Bahasa Arab
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
6
|
Aqidah Akhlak
|
-
|
-
|
2
|
2
|
2
|
2
|
7
|
Fiqih
|
-
|
-
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
Jumlah
|
20
|
20
|
20
|
20
|
20
|
20
|
II. Meningkatkan Pemahaman Ajaran Agama Islam
1. Peranan guru,
orang tua dan masyarakat harus peduli terhadap pemahaman ajaran agama Islam dan
pendidikan siswa.
1.1. Guru
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu
pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak agar bertaqwa kepada Allah
Subhanahu wata’ala, jika ia sendiri tidak bertaqwa kepada-Nya. Sebab ia adalah
teladan bagi muridnya sebagaimana Rasulullah Sholallohu ‘alaihi wasallam
menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh mana seorang guru mampu memberikan teladan
baik kepada murid-muridnya, sejauh itu pulalah ia diperkirakan akan berhasil
mencetak murid-muridnya agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan
mulia (Zakiah Derajad, 2000.41).
Perilaku guru dalam mengajar harus
mampu mewujudkan perilaku mengajara secara baik dan sempurna, dengan maksud
peserta didik yakin tentang apa yang disampaikan.
5
1.2. Orang Tua
Melihat lingkup tanggug jawab
pendidikan Islam yang meliputi kehidupan dunia dan akhirat dalam arti yang luas,
dapatlah diperkirakan bahwa para orang tua tidak mungkin dapat memikulnya
sendiri tanpa bantuan orang lain. Guru dan masyarakat pun bertanggung jawab.
Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya
harus dilaksanakan dalam rangka :
a. Memberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh peluang untuk
memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat
dicapainya.
b. Membahagiakan
anak baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim
(Zakiah Derajad, 2000.38)
1.3. Masyarakat
Masyarakat turut serta memikul
tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai
kumpulan kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara,
kebudayaan dan agama. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah
terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang
ada didalamnya. Pemimpin muslim tentu saja menghendaki agar setiap anak dididik
menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan
keluarganya, anggota sepermainannya, kelompok kelasnya dan sekolahnya.
(Zakiah Derajad, 2000.44). Sebab kita mengharapkan bila anak besar nanti,
diharapkan dapat menjadi anggota yang baik pula sebagai warga desa, masyarakat
dalam menjalankan ajaran agama Islam.
62. Budaya Sekolah dan Kegiatan Ekstra-Kurikuler.
2.1. Budaya Sekolah
Budaya sekolah adalah kebiasaan atau
aturan yang berlaku di sekolah dan diterapkan bagi seluruh unsur sekolah untuk
mencapai tujuan bersama. Sebab tujuan akhir melaksanakan budaya sekolah yaitu
mempersiapkan siswa memiliki :
a. Aqidah yang shahih (Al-Aqidah Al
Shahihah)
b. Akal yang cerdas (Al Aqlu Al
Dzaqiyah)
c. Akhlak yang mulia (Al Akhlak Al
Karimah)
d. Tubuh yang kuat (Al Jismu Qowiyyun)
Keempat hakikat tersebut adalah
pemaduan antara iman, ilmu dan amal nyata dalam pemahaman ajaran agama Islam.
Budaya sekolah yang dilaksanakan antara lain :
a. Sholat berjama’ah (dzuhur, ashar
dan shubuh)
b. Kedisiplinan
c. Kebersihan
d.
Nilai akhlak Islam, seperti : menegur dan bersalaman.
dan kegiatan pagi, sebelum dan sesudah
belajar.
2.1. Kegiatan Ekstra-Kurikuler
Kegiatan ekstra-kurikuler dilaksanakan
diluar jam pelajaran baik Diknas maupun pendidikan terpadu. Kegiatan ekstra-kurikuler tergantung pada
kesiapan sarana dan kesiapan pembimbing di sekolah. Kegiatan ekstra-kurikuler
yang baru dilaksanakan seperti drum band, rebana, olahraga, tahfiz, pidato
bahasa inggris dan bahasa arab, seni baca Al-Qur’an dan pramuka.
B. Deskripsi
Hasil atau Dampak yang dicapai
I. Penerapan Kurikulum Terpadu
Berdasarkan hasil proses pelaksanaan
penerapan kurikulum pendidikan terpadu di Sekolah Dasar Negeri Nomor 007 Tanjung
Berulak memang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan Kurikulum Pendidikan
Nasional. Pengaruhnya adalah adanya perkembangan nilai berdasarkan data di
lapangan secara signifikan, walaupun terlihat sedikit turun-naik pada nilai
semester. Berikut Penulis sajikan dalam
bentuk tabel, sebagai berikut :
Tabel 1. Rata-Rata
Perolehan Nilai Semester dan UAS
No
|
Tahun Pelajaran
|
Semester I
|
Semester II
|
UAS
|
1
|
2002/2003
|
7,20
|
7,10
|
6,82
|
2
|
2003/2004
|
6,70
|
6,80
|
6,44
|
3
|
2004/2005
|
6,80
|
6,80
|
7,20
|
4
|
2005/2006
|
7,27
|
7,14
|
7,5
|
5
|
2006/2007
|
7,04
|
7,37
|
7,39
|
6
|
2007/2008
|
7,60
|
|
|
Catatan : Standar pencapaian target
UAS 7,0. Disamping itu pernah meraih juara umum 2 kali lomba bidang studi
tingkat Kecamatan Kampar tahun 2005 dan 2006.
Demikian juga penerapan kurikulum
tambahan pada pendidikan terpadu memperlihatkan dampak yang mengembirakan kita
semua. Dalam proses pembelajaran
Al-Qur’an (Qiro’ati) untuk kelas I dan II dapat memperlihatkan hasil sebagai
berikut :
1. Kelas I, 80 % siswa telah tahu huruf Al-Qur’an dan
membacanya.
2. Kelas II, 88 % siswa telah mampu membaca
Al-Qur’an.
3. Kelas III, 100 % siswa telah mampu lancar membaca
Al-Qur’an.
Bagi kelas III, IV, V dan VI hanya
memperhalus bacaan (Tahsinul Qur’an)
Demikian juga dengan Tahfizul Qur’an,
dalam proses, hafalan siswa tentang juz 30 dalam Al-Qur’an sangat berdampak
positif hasilnya. Hal itu dapat digambarkab dalam tabel berikut :
Tabel 2. Hafalan Al-Qur’an Juz ‘Amma
No
|
Kelas
|
Surat yang dihapal
|
% Hasil
|
1
|
I
|
An-Naas s.d At-Takatsur
|
80
|
2
|
II
|
Al-Qori’ah s.d Ad-Duha
|
70
|
3
|
III
|
Al-Lail s.d At-Thaariq
|
80
|
4
|
IV
|
Al-Buruj s.d
Al-Muthaffifin
|
70
|
5
|
V
|
Al-Infithar s.d ‘Abasa
|
60
|
6
|
VI
|
An-Nazi’at s.d An-Naba’
|
70
|
Sedangkan pembelajaran bahasa arab
hanya pengenalan bahasa di lingkungannya. Ibadah praktis siswa adalah praktik
ibadah, cerita islami, aqidah akhlak dan fiqih hanya pembekalan ilmu.
II. Meningkatkan Pemahaman Ajaran Agama Islam
1. Peranan guru, orang tua dan masyarakat harus
peduli terhadap pemahaman ajaran agama Islam.
1.1. Guru
Guru
siap membimbing siswa
1.2. Orang tua
Orang
tua punya perhatian yang kuat mengarahkan anak
1.3. Masyarakat
Masyarakat
siap membantu siswa
2. Budaya sekolah dan kegiatan ekstra-kurikuler
Budaya sekolah tentu mempunyai peranan
penting dalam meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam, hal ini dapat
diwujudkan dengan :
2.1.
Sholat berjama’ah : siswa sholat berjama’ah Zuhur, Ashar di sekolah, sedangkan
Maghrib, Isya dan Shubuh di Masjid.
2.2. Siswa terbiasa disiplin.
2.3. Siswa bertanggung jawab terhadap kebersihan
kelas, sekolah dan lingkungan.
9
2.4.
Siswa membiasakan menegur, bersalaman dengan teman, guru dan orang tua di
rumah.
2.5. Sebelum belajar dan sesudah belajar biasa
berdo’a.
Demikian
juga dalam kegiatan ekstra-kurikuler ada beberapa prestasi yang diperoleh
siswa, seperti tabel berikut :
Tabel 3. Prestasi
Siswa pada Kegiatan Ekstra-Kurikuler
No
|
Jenis Kegiatan
|
Hasil
|
Penyelenggara
|
Tahun
|
1.
|
Gerak jalan Tingkat
Kabupaten Kampar Putri
|
Juara II
|
PP. Islamic Centre
Kampar
|
2005
|
2.
|
Gerak Jalan Tingkat
Kecamatan Kampar
|
Juara III
|
Cab. Disdikpora Kec.
Kampar
|
2006
|
3.
|
Lomba Tingkat
Penggalang Putri
|
Juara III
|
Kwarran Kampar
|
2006
|
4.
|
Festival Drum Band
Propinsi Riau
|
Juara III
|
Badan Narkoba Prop.
Riau
|
2006
|
5.
|
Festival Drum Band
Tingkat SD Propinsi Riau
|
Juara Harapan II
|
PP. As-Shofa Pekanbaru
|
2007
|
6.
|
Perlombaan Sekolah
Terpadu se Kab. Kampar
|
|
|
|
|
a. Cerdas Cermat
|
Juara II
|
SDN 007 Tg. Berulak
|
2007
|
|
b. Shalawat Badar
|
Juara III
|
SDN 007 Tg. Berulak
|
2007
|
|
c. Tahfizul Qur’an
|
Juara III
|
SDN 007 Tg. Berulak
|
2007
|
|
d. Syarhil Qur’an
|
Juara III
|
SDN 007 Tg. Berulak
|
2007
|
|
e. Pidato Bahasa Arab
|
Juara I
|
SDN 007 Tg. Berulak
|
2007
|
|
f. Pidato Bahasa Inggris
|
Juara I
|
SDN 007 Tg. Berulak
|
2007
|
7.
|
a. Tahfiz Qur’an
|
Juara I
|
SMP Muhammadiyah
Bangkinang
|
2007
|
|
b. Cerdas Cermat
|
Juara II
|
SMP Muhammadiyah
Bangkinang
|
2007
|
8.
|
Tahfizul Qur’an
|
Juara I
|
PP. Anshor Al-Sunnah
Airtiris
|
2007
|
9.
|
Pidato
|
Juara I
|
Tim Penggerak PKK Kab.
Kampar
|
2007
|
10
C. Kendala-Kendala
Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Strategi
I. Penerapan Kurikulum Terpadu
1. Sarana dan Prasarana
1.1. Ruang pustaka tidak ada
1.2. Ruang labor tidak ada
1.3. Ruang serba guna tidak ada
1.4. Mushollah tidak ada
2. Guru
2.1. Waktu luang guru untuk membina anak kurang
2.2. Kebanyakan guru tamatan SLTA dan D II.
Tamatan S1 sedikit.
II. Meningkatkan Pemahaman terhadap Ajaran Agama
Islam
1. Kurang kepedulian orang tua mengajak anak
untuk sholat berjama’ah ke masjid.
2. Ekonomi orang tua tidak mendukung
III. Sulit melaksanakan seleksi tes masuk sekolah,
karena anak tempatan harus diterima.
D. Faktor
Pendukung
1. Guru cukup
2. Perhatian masyarakat cukup tinggi
3. Komite sekolah mau bekerja sama
E. Alternatif
Solusi
1. Diusahakan kerjasama dengan masyarakat,
Pemerintah Daerah Kabupaten, dan Pemerintah Propinsi Riau untuk melengkapi
sarana dan prasarana.
2. Dibina kerja sama yang baik antara guru,
orang tua, masyarakat dan komite sekolah
dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.
11
C. PENUTUP
A.
Ringkasan
Konsep pendidikan terpadu diharapkan mampu merobah
paradigma peserta didik. Apabila mereka mengajar atau belajar matematika, maka
mereka mengatakan bahwa mereka sedang mengajar atau belajar Islam. Begitu juga
dengan pelajaran yang lainnya. Untuk mewujudkan konsep ini, tidak hanya
ditentukan oleh kurikulum yang terpadu, tetapi juga oleh tenaga pendidik yang
akan mengajarkan kurikulum tersebut harus memiliki kemampuan dan wawasan yang
terpadu.Para pendidik harus paham dengan Islam dalam kehidupannya. Karena dalam
kehidupannya akan digugu dan ditiru. Seandainya mereka orang yang sholeh,
insya-Allah akan menularkan kesholehannya kepada anak didiknya sesuai kurikulum
yang telah dirancang sebelumnya.
Pendidikan di SDN 007 Tanjung Berulak menggunakan
dua kurikulum yaitu kurikulum diknas dan kurikulum pendidikan terpadu. Kurikulum
terpadu yang dilaksanakan di sekolah ini
bertujuan sebagai antisipasi kurikulum diknas yang muatan pelajaran agama hanya
tiga jam seminggu, sehingga diperlukanlah penambahan jam pelajaran agam
sebanyak 20 jam untyuk masing-masing kelas, mulai dari kelas satu sampai dengan
kelas enam. Adapaun penambahan jam pelajaran itu alah pelajaran Alquran,
tahfizul Quran, ibadah praktis, cerita islami, bahasa arab, aqidah akhlak serta
fiqih ( jumlah jam tertera pada tabel yang telah dipaparkan sebelum ini ). Kedua
kurikulum di atas telah dapat diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan
peserta didik dan tenaga pendidik yag tersedia. Apa sebab demikian karena dalam
Islam tidak pernah mengenal adanya pemisahan antara pendidikan umum dan
pendidikan agama ( Quran 96:1-5 ) mengisyaratkan kepada kaum muslimin agar
mereka mempelajari hal yang belum mereka ketahui.
Untuk
meningkatkan pemahaman terhadap ajaran agama Islam berupaya mengoptimalkan :
1.
Peranan guru, orang tua dan masyarakat dalam rangka memberi contoh
kepada siswa terhadap pemahaman ajaran agama
2.
Melaksanakan kegiatan budaya sekolah yang bersifat keagamaan seperti:
sholat berjemaah (Zuhur, Ashar dan Shubuh ),
kedisiplinan, kebersihan, penanaman nilai akhlaq (menegur dan bersalaman dengan
siapa saja), pelaksanaan kegiatan pagi sebelum dan sesudah belajar (bacaan
sholat, ayat-ayat pendek dan muhadhoro).
12
3. Melaksanakan
kegiatan exstrakurikuler (tahfizul Quran, pidato bahasa arab, sholat badar dan
sharhil Quran.
B.
Pendapat Akhir Penulis
Berdasarkan hasil pembahasan makalah
yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penerapan
kurikulum terpadu pada tahap implementasinya menggunakan dua kurikulum, yaitu
kurikulum Diknas dan kurikulum terpadu itu sendiri. Kurikulum terpadu dapat memberikan output
yang mengembirakan dalam dunia pendidikan
yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa dibina, dan
digembleng satu hari penuh ( full day school) oleh para guru. Pelajaran yang cukup padat dapat
mengurangi masa bermain siswa di rumah.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap
ajaran agama Islam
merupakan senjata ampuh untuk membina dan membimbing anak dalam usia dini.
Peranan guru, orang tua, dan masyarakat sekitar diharapkan dapat memberikan
contoh yang baik dalam berbagai hal. Bagi siswa itu sendiri tidak
sulit untuk diarahkan untuk meningkatkan pemahaman ajaran agama, karena
telah terbiasa dengan penerapan budaya sekolah, antara lain:
a. Membiasakan sholat berjama’ah
b. Menanamkan sikap disiplin
c. Membiasakan hidup bersih
d. Membiasakan berperilaku baik, seperti menegur dan berbudaya bersalaman.
e. Membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah belajar
f. Adanya motivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan
ekstra-kurikuler
Yang bersifat keagamaan.
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan diatas,
sudah sewajarnya saat
Semua pihak untuk memikirkan penambahan jam pelajaran agama, apakah dalam
bentuk pendidikan terpadu, pendidikan model dan sebagainya. Hal itupun tidak
terbatas pada sekolahg swasta tapi juga sekolah negeri yang dikelolah
pemerintah. Semoga pendidikan di Indonesia mampu menciptakan insan-insan yang
intelektual dan beriman dimasa datang.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dakir, (2004), Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum,
Jakarta : Rineka Cipta
Oemar Hamalik,
(2001), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta
Slameto, (2003), Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta.
Theo Riyanto FIC,
(2004), Pendidikan pada Usia Dini, Jakarta : Grasindo
Thohirin, (2006), Psikologi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Grapindo
Persada
Zakiah Derajat dkk,
(2000), Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta : Bumi Aksara
.............................., (2002), Tim Kurikulum Terpadu, Kampar
14
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment