MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PENERAPAN KURIKULUM PENDIDIKAN TERPADU UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN AJARAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH DASAR NEGERI NOMOR 007 TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR

Bookmark and Share


MAKALAH

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
PENERAPAN KURIKULUM PENDIDIKAN TERPADU
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
AJARAN AGAMA ISLAM
PADA SEKOLAH DASAR NEGERI NOMOR 007 TANJUNG BERULAK
KECAMATAN KAMPAR





http://media2.picsearch.com/is?6fofneVDG2-FGvRj_SvFMMUQHCCqd6E11c7ep6NVB5w




OLEH,
RUSHAN




PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KONSENTRASI MANAJEMEN SEKOLAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2008

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
         Era globalisasi merupakan suatu zaman yang penuh tantangan, persaingan dan kompetensi.  Setiap negara berlomba-lomba untuk memenangkan persaingan disegala bidang kehidupan, terutama dibidang pendidikan. Kalaulah kita bicara tentang pendidikan di Indonesia, kita akan mengenal dua macam pola pendidikan; yaitu sekolah umum dan sekolah agama. Sekolah umum selalu berorientasi pada pendidikan yang bersifat umum. Dan sekolah agama selalu berorientasi pada pendidikan agama. Sekolah umum dikelola oleh pemerintah sedangkan sekolah agama biasanya dikelola oleh masyarakat, baik secara perorangan, kelompok maupun dalam bentuk yayasan atau lembaga kemasyarakatan lainnya.
         Disadari atau tidak kedua pola pendidikan; yaitu pola pendidikan umum dan pola pendidikan agama telah banyak memberikan kontribusi untuk penyiapan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.  Walaupun pada sisi lain terdapatnya sisi kelemahan yang berakibat pada kemajuan negara kita ini.  Kenyataan menunjukkan bahwa pemisahan kedua pola ini akan lebih terasa oleh kita pada saat berkembangnya generasi penerus yang akan datang. Mereka beranggapan bahwa pendidikan umum lebih banyak memberikan kontribusi lebih menyakinkan untuk kehidupan lebih layak di masa datang.  Mereka menutup sebelah mata karena pendidikan agama tidak lagi begitu penting untuk terjun dalam masyarakat dan menganggap pendidikan agama tidak berdampak langsung dalam pekerjaan.
         Memang banyak faktor yang dapat menentukan pendidikan.  Disini Penulis hanya dapat mengemukakan dua faktor saja; yaitu faktor penerapan kurikulum terpadu dan penerapan nilai-nilai keagamaan dalam meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam.  Artinya jika kita ingin meningkatkan kualitas suatu sekolah, seharusnya kita mulai dari penerapan kurikulum yang tepat serta pembinaan nilai-nilai keagamaan secara nyata dapat dirasakan dalam dunia pendidikan.  Karena Penulis menyadari proses penerapan kurikulum terpadu merupakan langkah awal yang sangat menentukan tercapainya suatu keberhasilan pendidikan.


1
          Selama kita mengacu pada kurikulum dalam proses pembelajaran tentunya peserta didik akan kita latih, dibina, dibimbing untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu.
Apalagi dalam kurikulum terpadu lebih mengarah kepada pemahaman nilai-nilai keagamaan yang harus dimiliki oleh peserta didik.
         Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Mengaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.  Khususnya Pendidikan Agama Islam tujuannya adalah : “Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, disiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah”.
         Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, berarti sedemikian padatnya materi pembelajaran agama sesuai dengan kurikulum Diknas, apa yang akan menjadi harapan kita mungkin sulit tercapai. Mengapa Penulis katakan demikian, karena alokasi waktu yang tersedia hanya 3 jam pelajaran dalam 1 minggu ( 3 x 35 menit). Kiranya dengan kurikulum terpadu apa yang menjadi kesenjangan tersebut, solusi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi yaitu dengan menerapkan kurikulum terpadu dalam meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam. Sesuai dengan pengalaman di lapangan dapat diketahui penyebab timbulnya masalah-masalah dalam pembahasan ini adalah :
1.      Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah penerapan kurikulum terpadu, yaitu adanya asumsi bahwa kurikulum terpadu tidak perlu dilaksanakan.
2.      Faktor penyebab timbulnya masalah dalam meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam yaitu sebagian orangtua menganggap hanya di sekolah saja meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa untuk mengurangi masalah-masalah dalam penerapan kurikulum terpadu dalam rangka meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam, maka perlu diterapkan penerapan kurikulum terpadu tersebut secara benar dan sesungguhnya, agar meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam dengan baik.
2
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah-masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Bagaimana penerapan kurikulum pendidkan terpadu di SDN 007 Tanjung Berulak ?
2.      Bagaimana meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam di SDN 007 Tanjung Berulak ?



























B.PEMBAHASAN

A.     Deskripsi Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
I. Penerapan Kurikulum Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dekat dalam kehidupan masyarakat.  Pengajaran bertujuan mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Orman Hamalik 2001.79)
Di Indonesia sejak lama telah terjadi pemisahan antar pendidikan umum dengan pendidikan agama. Selama proses pendidikan itu berlangsung seakan-akan pendidikan agama tersingkirkan, dipandang sebelah mata, karena pendidikan agama itu hanya diselenggarakan oleh masyarakat yang peduli.  Memang diakui pendidikan umum bisa memberikan bekal ilmu pengetahuan, keterampilan dan menguasai teknologi, tetapi moralnya rendah. Disisi lain pengetahuan agamanya tinggi, tetapi tidak punya keterampilan.
Sejalan dengan apa yang dipaparkan di atas, salah satu usaha bagaimana kedua jenis pendidikan tersebut sejalan, maka solusi terbaik dengan melaksanakan pendidikan terpadu. Secara duniawi generasi kedepan pintar dan mempunyai moral yang tinggi. Salah satu tujuan pendidikan terpadu adalah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang mempunyai kepribadian yang sholeh, aqidah yang benar, akhlak yang mulia, akal cerdas, fisik yang sehat dan kuat serta dekat dan cinta pada Al-Qur’an (Tim Penyusun Kurikulum Terpadu 2002.1)
Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai  bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan (H. Dakir, 2004.3). Tingkat ketercapaian hasil pendidikan tergantung baik tidaknya kurikulum suatu sekolah.
3

Pasal 7 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetauan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. Untuk jelasnya baiklah kita paparkan Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Sekolah Dasar Negeri 007 Tanjung Berulak sebagai berikut :

NO
KOMPONEN
ALOKASI WAKTU
KELAS
1
2
3
4
5
6
A.
Mata Pelajaran






1
Pendidikan Agama
SISTEM TEMATIK
3
3
3
2
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3
Bahasa Indonesia
6
6
6
4
Matematika
6
6
6
5
Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
6
Ilmu Pengetahuan Sosial
3
3
3
7
Seni Budaya dan Keterampilan
4
4
4
8
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
4
4
4
B.
Mulok




a. Arab Melayu
2
2
2

b. Bahasa Inggris
2
2
2

c.  Teknologi Informasi dan Teknologi
-
-
-
C.
Pengembangan Diri
2
2
2

Jumlah
30
31
32
36
36
36

Berdasarkan tabel diatas dapat kita buktikan untuk pelajaran agama yang hanya waktunya 3 jam dalam satu minggu tentu tidak memadai untuk mencapai tujuan pendidikan terpadu yang telah diutarakan diatas, selain kelas 1, 2 dan 3 menggunakan sistem tematik.
4
Untuk mengimbangi kurikulum DIKNAS di atas, maka diterapkanlah kurikulum terpadu, dimana pelaksanaan proses pembelajarannya berlangsung satu hari penuh (fullday school) dengan isi kurikulum tambahan pendidikan terpadu yang memuat mata pelajaran sebagai berikut :

NO
KOMPONEN MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
KELAS
1
2
3
4
5
6
1
Al-Qur’an
10
10
2
2
2
2
2
Tahfiz
4
4
8
8
8
8
3
Ibadah Praktis
2
2
2
2
2
2
4
Cerita Islami/Tarekh
2
2
2
2
2
2
5
Bahasa Arab
2
2
2
2
2
2
6
Aqidah Akhlak
-
-
2
2
2
2
7
Fiqih
-
-
2
2
2
2

Jumlah
20
20
20
20
20
20

II. Meningkatkan Pemahaman Ajaran Agama Islam                   
1. Peranan guru, orang tua dan masyarakat harus peduli terhadap pemahaman ajaran agama Islam dan pendidikan siswa.
1.1. Guru
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak agar bertaqwa kepada Allah Subhanahu wata’ala, jika ia sendiri tidak bertaqwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi muridnya sebagaimana Rasulullah Sholallohu ‘alaihi wasallam menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh mana seorang guru mampu memberikan teladan baik kepada murid-muridnya, sejauh itu pulalah ia diperkirakan akan berhasil mencetak murid-muridnya agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan mulia (Zakiah Derajad, 2000.41).
Perilaku guru dalam mengajar harus mampu mewujudkan perilaku mengajara secara baik dan sempurna, dengan maksud peserta didik yakin tentang apa yang disampaikan.



5
1.2. Orang Tua
Melihat lingkup tanggug jawab pendidikan Islam yang meliputi kehidupan dunia dan akhirat dalam arti yang luas, dapatlah diperkirakan bahwa para orang tua tidak mungkin dapat memikulnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Guru dan masyarakat pun bertanggung jawab. Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka :
a. Memberi pengajaran dalam arti yang luas,  sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
b. Membahagiakan anak baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim (Zakiah Derajad, 2000.38)
1.3. Masyarakat
Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada didalamnya. Pemimpin muslim tentu saja menghendaki agar setiap anak dididik menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan keluarganya, anggota sepermainannya, kelompok kelasnya dan sekolahnya. (Zakiah Derajad, 2000.44). Sebab kita mengharapkan bila anak besar nanti, diharapkan dapat menjadi anggota yang baik pula sebagai warga desa, masyarakat dalam menjalankan ajaran agama Islam.
62. Budaya Sekolah dan Kegiatan Ekstra-Kurikuler.                     
2.1. Budaya Sekolah
Budaya sekolah adalah kebiasaan atau aturan yang berlaku di sekolah dan diterapkan bagi seluruh unsur sekolah untuk mencapai tujuan bersama. Sebab tujuan akhir melaksanakan budaya sekolah yaitu mempersiapkan siswa memiliki :
a. Aqidah yang shahih (Al-Aqidah Al Shahihah)
b. Akal yang cerdas (Al Aqlu Al Dzaqiyah)
c. Akhlak yang mulia (Al Akhlak Al Karimah)
d. Tubuh yang kuat (Al Jismu Qowiyyun)
Keempat hakikat tersebut adalah pemaduan antara iman, ilmu dan amal nyata dalam pemahaman ajaran agama Islam. Budaya sekolah yang dilaksanakan antara lain :
a. Sholat berjama’ah (dzuhur, ashar dan shubuh)
b. Kedisiplinan
c. Kebersihan
            d. Nilai akhlak Islam, seperti : menegur dan bersalaman.
dan kegiatan pagi, sebelum dan sesudah belajar.


2.1. Kegiatan Ekstra-Kurikuler
Kegiatan ekstra-kurikuler dilaksanakan diluar jam pelajaran baik Diknas maupun pendidikan terpadu.  Kegiatan ekstra-kurikuler tergantung pada kesiapan sarana dan kesiapan pembimbing di sekolah. Kegiatan ekstra-kurikuler yang baru dilaksanakan seperti drum band, rebana, olahraga, tahfiz, pidato bahasa inggris dan bahasa arab, seni baca Al-Qur’an dan pramuka.
B.     Deskripsi Hasil atau Dampak yang dicapai
I. Penerapan Kurikulum Terpadu
Berdasarkan hasil proses pelaksanaan penerapan kurikulum pendidikan terpadu di Sekolah Dasar Negeri Nomor 007 Tanjung Berulak memang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Nasional. Pengaruhnya adalah adanya perkembangan nilai berdasarkan data di lapangan secara signifikan, walaupun terlihat sedikit turun-naik pada nilai semester.  Berikut Penulis sajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut :
Tabel 1. Rata-Rata Perolehan Nilai Semester dan UAS
No
Tahun Pelajaran
Semester I
Semester II
UAS
1
2002/2003
7,20
7,10
6,82
2
2003/2004
6,70
6,80
6,44
3
2004/2005
6,80
6,80
7,20
4
2005/2006
7,27
7,14
7,5
5
2006/2007
7,04
7,37
7,39
6
2007/2008
7,60



Catatan : Standar pencapaian target UAS 7,0. Disamping itu pernah meraih juara umum 2 kali lomba bidang studi tingkat Kecamatan Kampar tahun 2005 dan 2006.

Demikian juga penerapan kurikulum tambahan pada pendidikan terpadu memperlihatkan dampak yang mengembirakan kita semua.  Dalam proses pembelajaran Al-Qur’an (Qiro’ati) untuk kelas I dan II dapat memperlihatkan hasil sebagai berikut :
1.      Kelas I, 80 % siswa telah tahu huruf Al-Qur’an dan membacanya.
2.      Kelas II, 88 % siswa telah mampu membaca Al-Qur’an.
3.      Kelas III, 100 % siswa telah mampu lancar membaca Al-Qur’an.
Bagi kelas III, IV, V dan VI hanya memperhalus bacaan (Tahsinul Qur’an)

Demikian juga dengan Tahfizul Qur’an, dalam proses, hafalan siswa tentang juz 30 dalam Al-Qur’an sangat berdampak positif hasilnya. Hal itu dapat digambarkab dalam tabel berikut :

Tabel 2.  Hafalan Al-Qur’an Juz ‘Amma
No
Kelas
Surat yang dihapal
% Hasil
1
I
An-Naas s.d At-Takatsur
80
2
II
Al-Qori’ah s.d Ad-Duha
70
3
III
Al-Lail s.d At-Thaariq
80
4
IV
Al-Buruj s.d Al-Muthaffifin
70
5
V
Al-Infithar s.d ‘Abasa
60
6
VI
An-Nazi’at s.d An-Naba’
70

Sedangkan pembelajaran bahasa arab hanya pengenalan bahasa di lingkungannya. Ibadah praktis siswa adalah praktik ibadah, cerita islami, aqidah akhlak dan fiqih hanya pembekalan ilmu.
II. Meningkatkan Pemahaman Ajaran Agama Islam
1. Peranan guru, orang tua dan masyarakat harus peduli terhadap pemahaman ajaran agama Islam.

1.1. Guru
       Guru siap membimbing siswa
1.2. Orang tua
       Orang tua punya perhatian yang kuat mengarahkan anak
1.3. Masyarakat
        Masyarakat siap membantu siswa
2. Budaya sekolah dan kegiatan ekstra-kurikuler
Budaya sekolah tentu mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam, hal ini dapat diwujudkan dengan :
2.1. Sholat berjama’ah : siswa sholat berjama’ah Zuhur, Ashar di sekolah, sedangkan Maghrib, Isya dan Shubuh di Masjid.
2.2. Siswa terbiasa disiplin.
2.3. Siswa bertanggung jawab terhadap kebersihan kelas, sekolah dan lingkungan.

9
2.4. Siswa membiasakan menegur, bersalaman dengan teman, guru dan orang tua di rumah.
2.5. Sebelum belajar dan sesudah belajar biasa berdo’a.
          Demikian juga dalam kegiatan ekstra-kurikuler ada beberapa prestasi yang diperoleh siswa, seperti tabel berikut :
Tabel 3. Prestasi Siswa pada Kegiatan Ekstra-Kurikuler
No
Jenis Kegiatan
Hasil
Penyelenggara
Tahun
1.
Gerak jalan Tingkat Kabupaten Kampar Putri
Juara II
PP. Islamic Centre Kampar
2005
2.
Gerak Jalan Tingkat Kecamatan Kampar
Juara III
Cab. Disdikpora Kec. Kampar
2006
3.
Lomba Tingkat Penggalang Putri
Juara III
Kwarran Kampar
2006
4.
Festival Drum Band Propinsi Riau
Juara III
Badan Narkoba Prop. Riau
2006
5.
Festival Drum Band Tingkat SD Propinsi Riau
Juara Harapan II
PP. As-Shofa Pekanbaru
2007
6.
Perlombaan Sekolah Terpadu se Kab. Kampar




a. Cerdas Cermat
Juara II
SDN 007 Tg. Berulak
2007

b. Shalawat Badar
Juara III
SDN 007 Tg. Berulak
2007

c. Tahfizul Qur’an
Juara III
SDN 007 Tg. Berulak
2007

d. Syarhil Qur’an
Juara III
SDN 007 Tg. Berulak
2007

e. Pidato Bahasa Arab
Juara I
SDN 007 Tg. Berulak
2007

f.  Pidato Bahasa Inggris
Juara I
SDN 007 Tg. Berulak
2007
7.
a. Tahfiz Qur’an
Juara I
SMP Muhammadiyah Bangkinang
2007

b. Cerdas Cermat
Juara II
SMP Muhammadiyah Bangkinang
2007
8.
Tahfizul Qur’an
Juara I
PP. Anshor Al-Sunnah Airtiris
2007
9.
Pidato
Juara I
Tim Penggerak PKK Kab. Kampar
2007

10

C.     Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Strategi
I.    Penerapan Kurikulum Terpadu
1.   Sarana dan Prasarana
1.1.   Ruang pustaka tidak ada
1.2.   Ruang labor tidak ada
1.3.   Ruang serba guna tidak ada
1.4.   Mushollah tidak ada
2.   Guru
2.1.   Waktu luang guru untuk membina anak kurang
2.2.   Kebanyakan guru tamatan SLTA dan D II. Tamatan S1 sedikit.
II.  Meningkatkan Pemahaman terhadap Ajaran Agama Islam
1.   Kurang kepedulian orang tua mengajak anak untuk sholat berjama’ah ke masjid.
2.   Ekonomi orang tua tidak mendukung
III. Sulit melaksanakan seleksi tes masuk sekolah, karena anak tempatan harus diterima.

D.     Faktor Pendukung
1.   Guru cukup
2.   Perhatian masyarakat cukup tinggi
3.   Komite sekolah mau bekerja sama

E.     Alternatif Solusi
1.   Diusahakan kerjasama dengan masyarakat, Pemerintah Daerah Kabupaten, dan Pemerintah Propinsi Riau untuk melengkapi sarana dan prasarana.
2.   Dibina kerja sama yang baik antara guru, orang tua, masyarakat dan komite sekolah  dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.

                                             
                                                  


11
   C. PENUTUP
A.   Ringkasan
         Konsep pendidikan terpadu diharapkan mampu merobah paradigma peserta didik. Apabila mereka mengajar atau belajar matematika, maka mereka mengatakan bahwa mereka sedang mengajar atau belajar Islam. Begitu juga dengan pelajaran yang lainnya. Untuk mewujudkan konsep ini, tidak hanya ditentukan oleh kurikulum yang terpadu, tetapi juga oleh tenaga pendidik yang akan mengajarkan kurikulum tersebut harus memiliki kemampuan dan wawasan yang terpadu.Para pendidik harus paham dengan Islam dalam kehidupannya. Karena dalam kehidupannya akan digugu dan ditiru. Seandainya mereka orang yang sholeh, insya-Allah akan menularkan kesholehannya kepada anak didiknya sesuai kurikulum yang telah dirancang sebelumnya.
          Pendidikan di SDN 007 Tanjung Berulak menggunakan dua kurikulum yaitu kurikulum diknas dan kurikulum pendidikan terpadu. Kurikulum terpadu yang dilaksanakan  di sekolah ini bertujuan sebagai antisipasi kurikulum diknas yang muatan pelajaran agama hanya tiga jam seminggu, sehingga diperlukanlah penambahan jam pelajaran agam sebanyak 20 jam untyuk masing-masing kelas, mulai dari kelas satu sampai dengan kelas enam. Adapaun penambahan jam pelajaran itu alah pelajaran Alquran, tahfizul Quran, ibadah praktis, cerita islami, bahasa arab, aqidah akhlak serta fiqih ( jumlah jam tertera pada tabel yang telah dipaparkan sebelum ini ). Kedua kurikulum di atas telah dapat diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan peserta didik dan tenaga pendidik yag tersedia. Apa sebab demikian karena dalam Islam tidak pernah mengenal adanya pemisahan antara pendidikan umum dan pendidikan agama ( Quran 96:1-5 ) mengisyaratkan kepada kaum muslimin agar mereka mempelajari hal yang belum mereka ketahui.
         Untuk meningkatkan pemahaman terhadap ajaran agama Islam berupaya mengoptimalkan :
         1. Peranan guru, orang tua dan masyarakat dalam rangka memberi contoh  
             kepada siswa terhadap pemahaman ajaran agama
         2. Melaksanakan kegiatan budaya sekolah yang bersifat keagamaan seperti:
            sholat berjemaah (Zuhur, Ashar dan Shubuh ), kedisiplinan, kebersihan, penanaman nilai akhlaq (menegur dan bersalaman dengan siapa saja), pelaksanaan kegiatan pagi sebelum dan sesudah belajar (bacaan sholat, ayat-ayat pendek dan muhadhoro).

12
3. Melaksanakan kegiatan exstrakurikuler (tahfizul Quran, pidato bahasa arab, sholat badar dan sharhil Quran.


B.   Pendapat Akhir Penulis
Berdasarkan hasil pembahasan makalah yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penerapan kurikulum terpadu pada tahap implementasinya menggunakan dua kurikulum, yaitu kurikulum Diknas dan kurikulum terpadu itu sendiri.  Kurikulum terpadu dapat memberikan output yang mengembirakan dalam dunia pendidikan  yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa dibina, dan digembleng satu hari penuh ( full day school) oleh  para guru. Pelajaran yang cukup padat dapat mengurangi masa bermain siswa di rumah.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap ajaran agama Islam
merupakan senjata ampuh untuk membina dan membimbing anak dalam usia dini. Peranan guru, orang tua, dan masyarakat sekitar diharapkan dapat memberikan contoh yang baik dalam berbagai hal. Bagi siswa itu sendiri tidak
sulit untuk diarahkan untuk meningkatkan pemahaman ajaran agama, karena telah terbiasa dengan penerapan budaya sekolah, antara lain:

a.       Membiasakan sholat berjama’ah
b.      Menanamkan sikap disiplin
c.       Membiasakan hidup bersih
d.      Membiasakan berperilaku baik, seperti  menegur dan berbudaya bersalaman.
e.       Membiasakan berdo’a sebelum dan sesudah belajar
f.       Adanya motivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan ekstra-kurikuler
Yang bersifat keagamaan.
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan diatas, sudah sewajarnya saat
Semua pihak untuk memikirkan penambahan jam pelajaran agama, apakah dalam bentuk pendidikan terpadu, pendidikan model dan sebagainya. Hal itupun tidak terbatas pada sekolahg swasta tapi juga sekolah negeri yang dikelolah pemerintah. Semoga pendidikan di Indonesia mampu menciptakan insan-insan yang intelektual dan beriman dimasa datang.

                                                                                                              13
DAFTAR PUSTAKA

Dakir, (2004),  Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : Rineka Cipta

Oemar Hamalik, (2001), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta.
Theo Riyanto FIC, (2004), Pendidikan pada Usia Dini, Jakarta : Grasindo
Thohirin, (2006), Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Grapindo
                              Persada

Zakiah Derajat dkk, (2000),    Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara
.............................., (2002),     Tim Kurikulum Terpadu, Kampar




















14




{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment