Respon Konsumen Terhadap Mie Instan Produk Indofood (Studi Kasus di Pasar Atas Cimahi) (PM-11)

Bookmark and Share
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi saat ini sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan. Kesadaran ini dipengaruhi oleh semakin majunya teknologi informasi di bidang pangan, sehingga masyarakat atau konsumen lebih aware terhadap segala perubahan yang ada. Perubahan-perubahan ini ternyata secara tidak langsung mengubah selera dan kebiasaan masyarakat akan produk pangan yang dikonsumsinya.


Kebiasaan masyarakat dalam mengkongsumsi produk pangan ini juga dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat yang sudah semakin dinamis dikarenakan tuntutan pekerjaan atau customer yang semakin tinggi. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat melakukan upaya-upaya yang lebih keras untuk menutupi kebutuhannya tersebut. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami dalam mencari nafkah.
Seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami akan mengakibatkan berkurangnya waktu yang tersedia untuk menyiapkan kebutuhan keluarga. Hal ini bukan dianggap suatu kendala bagi suatu rumah tangga karena dengan semakin banyaknya anggota yang bekerja di luar, maka tingkat pendapatan keluarga pun akan turut meningkat. Kebutuhan-kebutuhan yang muncul, seperti kebutuhan konsumsi yang semakin tinggi dikarenakan keterbatasan waktu untuk keluarga tersebut tetap dapat dipenuhi oleh keluarga tersebut. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi dari suatu keluarga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Tingginya aktivitas masyarakat yang didorong oleh semakin tingginya kebutuhan masyarakat ini menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup, juga menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola konsumsi. Misalnya, orang zaman sekarang semakin sibuk dengan jam kerja lebih panjang, mendorong mereka untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis tapi tetap beragam. Perkembangan konsumsi makanan instan yang berbasis gandum ini dari tahun ke tahun memperlihatkan tren yang positif dan semakin berkembang. Hal ini diperlihatkan pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Perkembangan Tingkat konsumsi produk gandum/kapita/tahun
Daerah/makanan
Kota
1993
1996
1999
2002
Terigu (kg) 1,1 1,0 0,9 1,4
Mie instan (kg) 0,16 2,61 2,05 2,82
Mie basah (kg) - 0,3 0,2 0,3
Mie bakso/rebus/ goreng (porsi) - 28,5 26,2 26,7
Desa
Terigu (kg) 0,6 0,8 0,6 1,0
Mie instan (kg) 0,07 1,18 1,49 1,5
Mie basah (kg) - 0,2 0,1 0,2
Mie bakso/rebus/ goreng (porsi) - 13,6 12,7 13,2
Sumber: Data Susenas, 1993, 1996, 1999, 2002 (diolah)


Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Salah satu produsen mie instan terbesar di Indonesia saat ini adalah Indofood. Perusahaan ini menguasai hampir 80 % dari produksi mie instan di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan rumah tangga, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie memang luwes, tidak hanya sebagai pangan pokok, tetapi dapat pula berperan sebagai lauk-pauk sehingga sering dijumpai masyarakat yang makan nasi dengan lauk mie goreng atau mie kuah.
Hal ini dimungkinkan karena mie dapat diproses dengan mudah, disajikan dengan praktis dan dapat memenuhi selera sebagian besar masyarakat, baik orang dewasa maupun anak-anak. Selain itu, variasi jenis makanan dari gandum ini sangat banyak, ada mie goreng, mie rebus, mie bakso, mie kering, dan mie instan. Jenis makanan asal gandum selain mie seperti roti dan kue juga tersedia dalam berbagai jenis dan bentuk. Promosi mie dengan berbagai jenis produk, ukuran dan harga sangat intensif di berbagai tempat sehingga produk mie baru cepat dikenal oleh masyarakat.
Berkembangnya bisnis di bidang makanan instan, merupakan keadaan yang mendukung kondisi permientaan mie instan di pasar domestik dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi permientaan mie domestik yang tinggi dan adanya orientasi ekspor ke pasar luar negeri telah menciptakan lahan investasi yang lebih terbuka lebar untuk industri pengolahan mie instan, termasuk perluasan modernisasi industri yang sudah ada. Diversifikasi produk dilakukan para produsen dalam rangka menyesuaikan dengan keinginan pasar sehingga tidak mengherankan jika pasar domestik mudah ditemukan berbagai produk mie instan dengan berbagai ukuran dan cita rasa.
Semakin banyaknya jenis maupun merek mie instan yang beredar di pasar, maka keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk saja, tetapi sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat diketahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing segmen.
PT. Indofood Sukses Makmur bergerak di bidang usaha industri pengolahan makanan yang hampir seluruh produknya menguasai pasar di Indonesia. Produk yang dihasilkan termasuk miee instant (Indomie, Sarimi, Supermi, Cup Noodles, Pop Mie, Intermie, Sakura). Indofood merupakan produsen mie instant terbesar dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus per tahun. Selain itu Indofood juga mempunyai jaringan distribusi terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (2004-2006), perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2006 sempat mengalami suatu penurunan produksi. Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang.

Tabel 2 Perkembangan Produksi Mie Instan, Tahun 2004-2006
Tahun Produksi (Ton) Bungkus (Juta) Perubahan (%)
2004
2005
2006
650.109,00
738.320,00
817.149,70 9.287,30
10.547,4
11.673,60 -
13,60
10,6
Sumber : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Mie instant merupakan salah satu makanan yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Mie instant sering dikonsumsi sebagai makanan alternatif pengganti makanan pokok. Sejalan dengan perkembangan produksi mie instan produksi tepung terigu juga mengalami peningkatan. Hal ini karena bahan baku dasar mie instan adalah tepung terigu. Peningkatan produksi tepung terigu rata-rata tiap tahunnya meningkat dengan laju 2,4 %, seperti yang diperlihatkan pada tabel 3 berikut ini
Tabel 3 Perkembangan Produksi Tepung Terigu, Tahun 2004-2006
Tahun Produksi (Ton) Perubahan (%)
2004
2005
2006 2.914.513
2.399.331
2.585.486 -
7,7
10,5
Rata-rata - 2,8
Sumber : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT. Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin tinggi.

Tingkat persaingan yang tinggi ini dapat menyebabkan pergeseran loyalitas konsumen miee instan produk indofood kepada mie instan produk yang lain. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk senantiasa melakukan riset pemasaran yang dilakukan terhadap konsumen, sehingga dapat diketahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk mie. Tingginya pangsa pasar mie instant mengharuskan perusahaan-perusahaan yang ada untuk berhati-hati, sehingga perusahaan dituntut harus selalu mengevaluasi dan mematangkan strategi pemasaran yang dijalankannya.

Perusahaan ingin mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian mie instan, agar menghasilkan analisis pemasaran yang cermat sehingga perusahaan tidak dirugikan karena terjadinya kekeliruan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, perlu diketahui respon konsumen terhadap produk miee instan tersebut. Untuk dapat menentukan respon konsumen, terlebih dahulu perlu diidentifikasi faktor-faktor dalam proses keputusan. Mengetahui faktor-faktor tersebut akan memudahkan perusahaan dalam mengambil langkah dalam kegiatan pemasaran yang akan dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat kepuasan dari konsumen mie instan terhadap kegiatan pemasaran yang telah dilakukan perusahaan.

Oleh karena itu saya merasa tertarik untuk mengetahui respon konsumen saat ini terhadap mie instan produk indofood. Konsumen yang dipilih adalah konsumen yang membeli mie instan di Pasar atas Cimahi. Lokasi ini dipilih karena lokasinya yang berdekatan dengan perusahaan Indofood. Kedekatan jarak ini membuat indofood tidak pernah melakukan analisis terhadap respon konsumen di lokasi ini, karena menganggap masyarakat atau konsumen di sekitar pabrik Indofood telah memiliki respon yang baik terhadap produk mie instan mereka. Pasar Atas ini merupakan salah satu pasar besar yang ada di kota Cimahi selain Pasar Antri. Perbedaan dari kedua pasar ini adalah komoditi yang dijualnya. Pasar Antri lebih fokus pada penjualan komoditi sandang, sedangkan Pasar Atas lebih fokus menjual komoditi Pangan. Hal inilah yang mendorong saya untuk melakukan penelitian mengenai respon konsumen terhadap mie instan produk Indofood di Pasar Atas Cimahi.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi respon konsumen terhadap produk mie instan
2. Bagaimana respon konsumen terhadap produk mie instan Indofood di Pasar Atas Cimahi.

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment