BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
SMP Bhakti Praja bukanlah pilihan pertama dari lulusan SD/MI di sekitar Gebog, walau merupakan satu-satunya SMP swasta di kecamatan Gebog. Setelah hasil seleksi SMP negeri diumumkan, siswa yang tidak diterima baru mendaftar di SMP Bhakti Praja Gebog. Dengan demikian input SMP Bhakti Praja Gebog adalah saringan atau sisa dari anak-anak terpilih, dengan motivasi orangtua yang kurang mendukung, latar belakang ekonomi orangtua kebanyakan buruh pabrik, sehingga proses belajar mengajar di SMP Bhakti Praja Gebog, terutama pada mata pelajaran matematika yang bagi sebagian siswa adalah pelajaran yang kurang menarik terasa berat.
Masalah menonjol yang dihadapi oleh pendidikan matematika adalah pada umumnya hasil belajar siswa yang kurang memuaskan, hal ini dikarenakan kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika sehingga tidak sedikit dari mereka yang menganggap bahwa matematika adalah ilmu yang sulit dan tidak menarik. Hal inilah yang perlu mendapat perhatian khusus dari guru selaku pendidik untuk menemukan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan materi dan bahan yang diberikan kepada siswa, karena suatu pembelajaran akan efektif jika metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa. Di samping menguasai metode pembelajarannya seorang guru juga harus menguasai teknik menerangkan,
mengajarkan konsep matematika, cara membangkitkan motivasi siswa, cara
menggunakan alat bantu dan teknik mengevaluasi seberapa jauh proses belajar mengajar dalam kelas telah tercapai.
Oleh karena itu para pendidik matematika perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode, keterampilan dan strategi dalam mengajarkan matematika. Tujuannya antara lain agar dapat menyusun program pengajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa agar mereka belajar dengan antusias. Lebih daripada itu agar siswa merasa benar-benar ikut ambil bagian dan berperan aktif dalam proses kegiatan belajar-mengajar, mengingat metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru matematika yang kebanyakan didominasi oleh guru itu sendiri.
Sistem persamaan linear dua variabel adalah salah satu materi pokok matematika di kelas VIII. Materi pokok yang berkaitan dengan masalah sehari-hari ini terasa sulit dipahami siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog. Indikatornya siswa kurang mampu menyelesaikan soal-soal tentang sistem persamaan linear dua variabel apalagi bila disajikan dalam soal cerita, akibatnya lebih dari 75% siswa belum tuntas belajar dan rata-rata nilai ulangan harian kurang dari 6,00 serta kurang dari 75% siswa yang terlibat aktif ketika proses pembelajaran berlangsung.
Model pembelajaran berbasis masalah dipilih sebagai salah satu alternatif karena model ini merupakan pendekatan pengajaran yang
menggunakan masalah-masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar berpikir kritis dan terampil memecahkan, serta mendapatkan pengetahuan dan konsep-konsep dasar. Ciri-ciri utama pembelajaran berbasis masalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan.
Guru dalam model pembelajaran berbasis masalah, berperan sebagai penyaji masalah, fasilitator, membantu siswa memecahkan masalah dan menjadi salah satu sumber belajar siswa. Selain itu, guru memberikan dukungan, motivasi dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa.
Dalam hal ini guru berperan sebagai pemberi rangsangan, pembimbing kegiatan siswa dan penentu arah belajar mereka. Di samping itu, kegiatan pengembangan model pembelajaran berbasis masalah dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel amatlah strategis, seiring dengan implementasi KBK, sehingga kreativitas guru dapat ditingkatkan, serta ketersediaan berbagai fasilitas yang dimiliki secara terbatas dapat ditingkatkan.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment