PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAINS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING PADA SISWA KELAS IV KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

Bookmark and Share
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAINS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING PADA SISWA KELAS IV KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

ADE NELSI
NIM. 819218036

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking dalam meningkatkan hasil belajar Sains pada materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan siswa kelas IV SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Sains pada siswa kelas IV Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan dengan penerapan Strategi Pembelajaran  Guided Note Taking. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Sains siswa dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 15 orang (88,24%) dengan rata-rata 77,65. Kemudian pada aktifitas siswa dan aktifitas guru juga menunjukkan adanya peningkatan. Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking dapat meningktkan hasil belajar Sains siswa.

Kata kunci : sains, strategi pembelajaran guided note taking, hasil belajar.


















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Strategi pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam penyampaikan materi pelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak bisa terlepas dari penerapan strategi pembelajaran. Karena strategi pembelajaran tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Diharapkan penyampaian materi pelajaran tersebut, dapat diserap dan dipahami oleh siswa siswa. Karena hal ini berdampak terhadap tujuan yang hendak dicapai proses pembelajaran. Tujuan proses pembelajaran tersebut adalah tercapainya hasil belajar yang diinginkan atau di atas standar minimum.
Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu cara atau seperangkat cara atau teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap.
Strategi pembelajaran sangat berguna, baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses pembelajaran. Kemudian diharapkan strategi pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sehingga seorang guru disadari atau tidak, harus memilih strategi tertentu agar pelaksanaan proses pembelajaran di kelas berjalan lancar dan hasilnya optimal. Tidak ada seorangpun guru yang tidak mengharapkan demikian, karena setiap individu guru masih mempunyai nurani yang peka terhadap anak didiknya. Tidak ada guru yang menginginkan kondisi proses pembelajaran yang kacau dengan hasil belajar yang jelek, sehingga setiap guru pasti akan mempersiapkan strategi pembelajaran yang matang dan tepat, agar hasil belajar siswa terus meningkat dengan baik.
Agar kegiatan belajar dan pembelajaran berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan pelajaran yaitu hasil belajar, Nana Sudjana menjelaskan hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran harus nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (komprehensif) yang terdiri atas unsur kognitif, efektif, dan psikomotor secara terpadu pada diri siswa, ataukah hasil belajar yang bersifat tunggal (single facts) dan terlepas satu sama lain, sehingga tidak membentuk satu integritas pribadi.
Di kelas IV SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar guru telah berusaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains, khususnya pada materi perpangkatan dan akar sederhana, yaitu sebagai berikut :
1.      Kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
2.      Menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran
3.      Guru selalu memberikan umpan balik kepada siswa saat proses pembelajaran dengan cara selalu bertanya kepada siswa.
4.      Guru telah mengevaluasi belajar siswa.
Namun pada kenyataan, hasil belajar siswa belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya, hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut:
1.      Hasil belajar siswa masih dengan rata-rata kelas 55 atau masih terdapat 65% di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65
2.      Sebagaian besar siswa tidak mampu menjawab umpan balik yang diberikan guru tentang materi yang baru diajarkan.
3.      Guru cendrung menggunakan metode ceramah, akibatnya materi pelajaran yang disampaikan guru sulit dipahami siswa
4.      Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan gejala-gejala di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains tergolong rendah. Hal ini dimungkinkan terjadi karena cara mengajar guru yang belum mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Perlu pembelajaran yang mengusung sifat aktif, inofatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan guna mengatasi masalah di atas. Salah satunya adalah dengan penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking.  
Strategi pembelajaran Guided Note Taking merupakan strategi yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan ketika guru menyampaikan materi pelajaran dengan menyiapkan suatu bagan, skema atau melalui peta konsep.
Berdasarkan keunggulan strategi pembelajaran Guided Note Taking di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan sebagai upaya dalam melakukan perbaikan terhadap pembelajaran dengan judul ” Meningkatkan Hasil Belajar Sains Melalui Strategi Pembelajaran Guided Note Taking Pada Siswa Kelas IV SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar”.
B.     Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking dalam meningkatkan hasil belajar Sains pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan siswa kelas IV SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.
C.    Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan permasalahan dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking dalam meningkatkan hasil belajar Sains pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan siswa kelas IV SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. 
D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat antara lain:
a.       Bagi Peneliti
1)          Menambah pengetahuan penulis terutama dalam bidang perbaikan pembelajaran.
2)          Menambah wawasan penulis tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penelitian tindakan kelas.
b.      Bagi siswa
1)      Dapat meningkatkan interaksi dan hasil belajar siswa.
2)      Memberikan pengalaman baru bagi siswa berkaitan dengan proses belajar mengajar di kelas.
3)      Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam mengembangkan daya pikir dan menumbuhkan sikap aktif belajar.
c.       Bagi guru
1)      Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah pengambilan tindakan perbaikan selanjutnya.
2)      Untuk meningkatkan minerja guru agar lebih professional
3)      Untuk membantu guru dalam memperbaiki pembelajaran Sains.
d.      Bagi Sekolah
1)      Meningkatkan mutu pembelajaran Sains pada SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.
2)      Meningkatkan prestasi sekolah yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
                                                                              
A.    Hasil Belajar Sains
Aunurrahman (2009:35) menjelaskan hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sobry Sutikno (2009:4) menjelaskan hasil belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu proses usaha perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari defenisi tersebut, menunjukkan bahwa hasil belajar ditandai dengan adanya “perubahan”, yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas tertentu.
Lebih lanjut Sobry Sutikno menjelaskan ada beberapa rahasia yang dapat dilakukan guru untuk mewujudkan hasil belajar yang efektif dan menyenangkan, yaitu sebagai berikut :
  1. Awali dengan membaca doa
  2. Selalui kosentrasi penuh waktu mendengarkan pelajaran di sekolah.
  3. Jangan bosan untuk mengulang kembali pelajaran yang telah anda dapat
  4. Menyalin ulang catatan pelajaran ke dalam komputer atau menulis dalam buku kecil (buku khusus).
  5. Membaca ulang catatan pelajaran kemudian buat kesimpulan dengan kata-kata sendiri.
  6. Ringkaslah materi dalam bentuk bagan, tabel atau peta konsep yang bisa membuat daya ingat lebih kuat.
  7. Membelajarkan materi yang baru diulang kepada teman agar selalu ingat akan materi tersebut.
  8. Usahakan belajar sambil mendengarkan musik. Pilihlah musk yang tenang tapi mengugah.

  9. 5
     
    Usahakan untuk selalui rileks dalam belajar.
  10. Seringlah bertanya, jika ada materi yang tidak dipahami.
  11. Setelah selesai belajar, jangan lupa berdoa kembali.
Sedangkan Bloom dalam Abdorrahkman Gintings (2008:35) berpendapat bahwa hasil belajar dapat dibedakan atas tiga ranah (Domain), yaitu pengetahuan (Cognitive), keterampilan (Psychomotoric), dan ranah sikap (Affective). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 1 : Ketiga Ranah Tingkah Laku (Hasil Belajar ) Menurut Bloom
Hal senada yang dinyatakan Agus Suprijono (2009) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Selanjutnya Agus menjelaskan hasil belajar itu berupa :
  1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
  2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
  3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
  4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e.   Sikap adalah kemampuan menerima objek tertentu. Objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standard perilaku.
Menurut Dimyati dan Mujiono (2002:3) hasil belajar adalah:
”Hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar”
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kompetensi yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dalam bentuk angka-angka atau skor dan hasil tes setelah proses pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kompetensi yang dicapai atau dimiliki siswa dalam bentuk angka-angka atau skor dari hasil tes setelah mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa setelah mengiuti proses pembelajaran dilakukan evaluasi hasil belajar..
B.     Hakikat Pembelajaran Sains
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Robertus Angkowo (2007:50) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% di pengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Salah satu faktor lingkungan yang paling dominan mempengerahui hasil belajar adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan instruksional (Ibid : halaman 51)
Selain faktor dari dalam diri siswa dan faktor lingkungan, ada faktor lain yang turut menentukan hasil belajar siswa yaitu faktor pendekatan pengajaran (approach to learning). Ini berkaitan dengan upaya belajar yang dilakukan yang meliputi strategi dan metode pengajaran. Ketiga faktor ini dalam banyak hal saling berkaitan dan saling mempengaruhui satu dengan yang lain. (Ibid : halaman 51)
Berdasarkan pendapat Robertus Angkowo di atas, dapat dipahami salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor pendekatan pengajaran, yaitu berkaitan dengan penerapan strategi pengajaran. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, maka peneliti akan menerapkan strategi pembelajaran Guided Note Taking.
C.    Strategi Pembelajaran Guided Note Taking   
Strategi pembelajaran Guided Note Taking merupakan strategi yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan ketika guru menyampaikan materi pelajaran dengan menyiapkan suatu bagan, skema atau melalui peta konsep (Hisyam Zaini dkk: 2007). Selanjutnya ada beberapa langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam strategi ini, yaitu sebagai berikut :
  1. Guru memberikan motivasi siswa dalam belajar.
  2. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
  3. Guru menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran sebelumnya.
  4. Guru membagikan panduan ajar yang beruapa catatan terbimbing yang akan diisi siswa.
  5. Guru menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa.
  6. Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu yang berhubungan tentang hal-hal yang berkaitan dengan perpangkatan dan akar sederhana. (pada tahab ini guru meminta siswa jangan mengisi panduan belajar yang kosong).
  7. Setelah selesai menyampaikan materi pelajaran, guru meminta siswa untuk mengisi panduan belajar yang telah dikosongkan.
  8. Guru meminta siswa untuk membacakan hasil catatannya.
  9. Guru memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.
  10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami.
  11. Guru mengadakan evaluasi/mengerjakan soal ulangan.[1]
Melvin L. Silbermen (2009:109) menjelaskan ada beberapa variasi yang dapat diterapkan dalam strategi pembelajaran Guided Note Taking, yaitu sebagai berikut ;
  1. Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topik utama dari materi yang akan diajarkan. Kosongkan sejumlah bagian kalimat untuk membantu catatan.
  2. Buatlah penyajian materi pelajaran menjadi beberapa bagian. Perintahkan siswa untuk mendengarkan dengan cermat sewaktu guru berbicara, namun jangan membuat catatan. Sebagai gantinya, perintahkan mereka untuk menulis catatan selama jeda waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis ceramah.

 


D. Keunggulan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking   
Melvin L. Silbermen (2009:249)  menjelaskan keunggulan strategi pembelajaran Guided Note Taking yang tampak dalam proses pembelajaran, yaitu :
  1. Salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran.
  2. Materi yang telah di bahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak di bahas.
  3. Menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak.
  4. Mengurangi kegagalan siswa dalam belajar  dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk membantu siswa menilai apa yang kini mereka pelajari, apa yang kini dapat mereka kerjakan, dan sikap apa yang sekarang mereka pegang
E. Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan uraian teori, yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking, maka hasil belajar Sains pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan siswa kelas IV SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar dapat ditingkatkan.  
Adapun indikator kinerja aktivitas guru melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking adalah sebagai berikut :
  1. Guru memberikan motivasi siswa dalam belajar.
  2. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
  3. Guru menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran sebelumnya.
  4. Guru membagikan panduan ajar yang beruapa catatan terbimbing yang akan diisi siswa.
  5. Guru menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa.
  6. Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu yang berhubungan tentang hal-hal yang berkaitan dengan fungsi akar bagi tumbuhan, bagian-bagian akar dan fungsinya, jenis-jenis akar, dan menjelaskan hubungan antara struktur akar dengan fungsinya. (pada tahab ini guru meminta siswa jangan mengisi panduan belajar yang kosong).
  7. Setelah selesai menyampaikan materi pelajaran, guru meminta siswa untuk mengisi panduan belajar yang telah dikosongkan.
  8. Guru meminta siswa untuk membacakan hasil catatannya.
  9. Guru memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.
  10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami.
  11. Guru mengadakan evaluasi/mengerjakan soal ulangan.
Silbermen (2009) menjelaskan ada beberapa variasi yang dapat diterapkan dalam strategi pembelajaran Guided Note Taking, yaitu sebagai berikut ;
  1. Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topik utama dari materi yang akan diajarkan. Kosongkan sejumlah bagian kalimat untuk membantu catatan.
  2. Buatlah penyajian materi pelajaran menjadi beberapa bagian. Perintahkan siswa untuk mendengarkan dengan cermat sewaktu guru berbicara, namun jangan membuat catatan. Sebagai gantinya, perintahkan mereka untuk menulis catatan selama jeda waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis ceramah.
Adapun indikator kinerja aktivitas siswa melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking adalah sebagai berikut :
  1. Siswa membaca materi pelajaran yang akan dipelajari ketika guru mempersiapkan panduan belajar.
  2. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah.
  3. Siswa mengisi panduan belajar yang telah dikosongkan.
  4. Siswa membacakan hasil catatan yang dikerjakan didepan kelas.
  5. Siswa membuat kesimpulan pelajaran yang telah dipelajari.
  6. Siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah dipelajari
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan sebesar 75% (Mulyasa, 2008:257)





BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.    Subjek, Tempat dan waktu Penelitian, Pihak yang membantu
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 014 Kuok Kecamatan Kuok pada siswa kelas IV  semester 1 tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 17 orang. Yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Waktu penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan rincian yaitu untuk Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 1 Oktober 2013. Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 4 Oktober 2013. UH 1 pada hari jum;at tanggal 4 Oktober 2013. Sedangkan siklus II pertemuan 3 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 8 Oktober 2013 dan siklus II pertemuan 4 dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 11 Oktober 2013 dan UH 2 pada hari Jum’at tanggal 11 Oktober 2013.
. Adapun yang mengamati aktifitas siswa dan guru pada saat perbaikan pembelajaran adalah CITRA NORITA, S.Pd.SD selaku supervisor 2. Kemudian dalam menemukan masalah-masalah serta mencari alternatif pemecahan masalah dibimbing oleh SYUKRI, S.Pd selaku supervisor 1.
B.     Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh karena itu, maka rancangan penelitian dilakukan dengan 2 siklus. Siklus pertama dilaksanakan sebanyak 2 kali tatap muka dan siklus kedua yang dilaksanakan juga dengan 2 tatap muka sehingga 2 siklus yaitu 4 kali tatap muka. Untuk mendapatkan pemahaman awal siswa tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan, maka dilakukan tes awal yang hasilnya dijadikan sebagai tolok ukur dalam menetapkan tindakan.

SIKLUS I
1.      Perencanaan
Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, dilaksanakan oleh guru dan peneliti. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 
  1. Menyusun rencana pembelajaran, dengan standar kompetensi memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya. Sedangkan yang menjadi kompetensi dasar yang dicapai adalah mendeskripsikan hubungan antara struktur akar dan batang dengan fungsinya.
  2. Meminta teman sejawat untuk menjadi observer.
  3. Mempersiapkan lember observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking.
2.      Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal (± 10 menit)
1. Salam, do’a dan mengabsen siswa
2. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
3. Guru menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran  sebelumnya.
4. Guru membagikan panduan ajar yang beruapa catatan terbimbing yang akan diisi siswa.
5. Guru menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa.
b. Kegiatan Inti (± 45 menit)
1.   Guru membagikan panduan ajar yang beruapa catatan terbimbing yang akan diisi siswa.
2.   Guru menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa.
3.   Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu yang berhubungan tentang hal-hal yang berkaitan dengan fungsi akar dan batang bagi tumbuhan, bagian-bagian akar dan batang serta fungsinya, jenis-jenis akar, dan menjelaskan hubungan antara struktur akar dengan fungsinya. (pada tahab ini guru meminta siswa jangan mengisi panduan belajar yang kosong).
4.   Setelah selesai menyampaikan materi pelajaran, guru meminta siswa untuk mengisi panduan belajar yang telah dikosongkan.
5.   Guru meminta siswa untuk membacakan hasil catatannya.
6.   Guru memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.
7.   Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami.
c. Kegiatan Penutup (± 15 menit)
1.  Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2.  Guru mengadakan evaluasi/mengerjakan soal ulangan.
3.  Guru memberikan Pekerjaan Rumah
4.  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
3.      Pengamatan /teknik pengumpulan data/instrumen
Pengamatan dilakukan untuk menilai aktifitas siswa dan aktifitas guru selama proses perbaikan berlangsung. Teknik pengumpulan data yaitu dengan pengukuran kemampuan siswa melalui ulangan harian 1 dan 2. Instrumen yang digunakan adalah soal ulangan harian 1 dan soal ulangan harian 2 serta lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
4.      Refleksi
Tahapan ini dicapai setelah melakukan observasi langsung. Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi atau analisis yang dilakukan peneliti dengan cara berdiskusi kepada siswa terhadap berbagai masalah yang muncul di kelas. Penelitian yang diperoleh dari analisa data sebagai bentuk dari pengaruh tindakan yang dirancang atau dari hasil pembelajaran dalam penelitian ini, sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada refleksi hasil penelitian siklus I, maka akan ditentukan oleh peniliti apakah tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah maka peneliti menentukan keputusan untuk melalukan siklus lanjutan ataukah berhenti melakukan tindakan karena masalah atau hasi penelitian sudah mencapai hasil yang diharapkan.


SIKLUS II
1.   Perencanaan
Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, dilaksanakan oleh guru dan peneliti. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 
a. Menyusun rencana pembelajaran, dengan standar kompetensi memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya. Sedangkan yang menjadi kompetensi dasar yang dicapai adalah mendeskripsikan hubungan antara daun dan bunga dengan fungsinya.
b.   Meminta teman sejawat untuk menjadi observer.
c.   Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking.
2.   Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal (± 10 menit)
1. Salam, do’a dan mengabsen siswa
2. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
3. Guru menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran  sebelumnya.
4. Guru membagikan panduan ajar yang beruapa catatan terbimbing yang akan diisi siswa.
5. Guru menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa.
b. Kegiatan Inti (± 45 menit)
1. Guru membagikan panduan ajar yang beruapa catatan terbimbing yang akan diisi siswa.
2. Guru menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa.
3. Guru menyampaikan materi pelajaran yaitu yang berhubungan tentang hal-hal yang berkaitan dengan fungsi daun dan bunga bagi tumbuhan, bagian-bagian daun dan bunga serta fungsinya, dan menjelaskan hubungan antara daun dan bunga dengan fungsinya. (pada tahab ini guru meminta siswa jangan mengisi panduan belajar yang kosong).
4. Setelah selesai menyampaikan materi pelajaran, guru meminta siswa untuk mengisi panduan belajar yang telah dikosongkan.
5. Guru meminta siswa untuk membacakan hasil catatannya.
6. Guru memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami.
c. Kegiatan Penutup (± 15 menit)
1.  Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2.  Guru mengadakan evaluasi/mengerjakan soal ulangan.
3.  Guru memberikan Pekerjaan Rumah
4.  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

3.   Pengamatan /teknik pengumpulan data/instrumen
Pengamatan dilakukan untuk menilai aktifitas siswa dan aktifitas guru selama proses perbaikan berlangsung. Teknik pengumpulan data yaitu dengan pengukuran kemampuan siswa melalui ulangan harian 2. Instrumen yang digunakan adalah soal ulangan harian 2 serta lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.

4.   Refleksi
Setelah perbaikan pembelajaran Siklus II selesai, peneliti dengan bimbingan supervisor untuk melakukan Refleksi terhadap hasil pembelajaran Siklus I. Dari hasil Refleksi ditemukan peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik, namun masih ada beberapa orang siswa yang masih belum tuntas, bagi siswa yang belum tuntas akan diberikan Remedial untuk perbaikan nilai.

C.    Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
            Pada penelitian ini jenis data yang diperoleh yaitu jenis data kualitatif dan data kuantitatif, yang terdiri dari :

1.   Aktivitas Pembelajaran
Yaitu data tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking diperoleh melalui lembar observasi 
2.   Hasil Belajar
Yaitu data tentang hasil belajar siswa setelah tindakan pada siklus I dan Siklus II yang diperoleh melalui tes hasil belajar.
              Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data tentang:
1. Observasi
a)      Untuk mengetahui aktivitas guru selama pembelajaran melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking.
b)      Untuk mengetahui aktivitas Siswa selama pembelajaran melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking.
2.  Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah tindakan pada siklus I dan Siklus II yang diperoleh melalui tes hasil belajar.

D.    Teknik Analisis Data
1.      Aktivitas Guru
Karena indikator pelaksanaan aktivitas guru melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking adalah 11, dengan pengukuran masing-masing 1 sampai dengan 5 (5 untuk sangat sempurna, 4 sempurna, 3 cukup sempurna, 2 kurang sempurna dan 1 tidak sempurna), berarti skor maksimal yang diperoleh adalah 55 ( 11 x 5) dan skor minimal adalah 11 (11 x 1). Menentukan 5 klasifikasi tingkat kesempurnaan guru, dapat dihitung dengan cara:     
a.       Menentukan interval (I), yaitu: I = 55 – 11          =  8,8
 5
b.       Menentukan tabel klasifikasi standar penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking (Gimin, 2008 : 10) yaitu:       
Sempurna                         37,4     −          45,2
Cukup Sempurna              28,6     −          36,4
Kurang Sempurna                        19,8     −          27,6
Tidak Sempurna               11        −          18,8
2.      Aktivitas Siswa
Pengukuran terhadap instrumen “Aktivitas siswa” ini dilakukan = 1, tidak dilakukan = 0. Aktivitas siswa yang diamati berjumlah 6 aspek, sehingga apabila semua siswa melakukan seperti harapan pada semua komponen, maka skor maksimal sebesar 102 (1 x 6 x 17). Sedangkan semua siswa tidak melakukan seperti harapan pada semua komponen, maka skor minimal sebesar 0 (0 x 6 x 17). Menentukan 4 klasifikasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking, dapat dihitung dengan cara:   
a.       Interval (I), yaitu: I = Skor max – Skor min= 102 – 0  = 25,5
4                         4
b.      Menentukan tabel klasifikasi standar pelaksanaan strategi pembelajaran Guided Note Taking, yaitu: [2]  
Tinggi ,              apabila 51 – 75,5
Rendah ,            apabila 25,5 – 50
Sangat rendah, apabila  0 – 24,5   

3.      Hasil Belajar
Ketuntasan belajar siswa pada setiap pembelajaran dan seluruh individu dihitung dengan rumus :
KBSI = ketuntasan belajar siswa secara individu.(Rusdin P, 2007:74)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Siklus I
1.   Perencanaan
            Perencanaan dilakukan sebelum melaksanakan tindakan perbaikan. Adapun yang direncanakan untuk penelitian perbaikan pada satu siklus, pertama adalah dengan menetapkan prioritas masalah yang akan diteliti, menetapkan tindakan alternative pemecahan masalah, menetukan tugas Supervisor 2 selama proses perbaikan pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan, menyusun kisi-kisi Ulangan Harian 1 serta menyiapkan instrumen dan menentukan teknik menganalisis data yang akan diperoleh.
2.   Pelaksanaan
  1. Pertemuan Pertama ( Tangal 01 Oktober 2013)
Kegiatan awal, guru memulai kegiatan perbaikan pembelajaran dengan menyuruh siswa mengucapkan salam, berdo’a dan mengabsen siswa. Pada pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir 17 orang dengan persentase 100%. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dilanjutkan dengan member motivasi kepada siswa dengan cara menyebutkan fungsi akar bagi tumbuhan, menyebutkan bagian-bagian akar dan fungsi. Pada saat motivasi siswa masih diam dan belum menunjukkan timbulnya semangat untuk mengikuti pelajaran. Guru melakukan Tanya jawab sebagai bentuk apersepsi namun hanya 2 orang siswa yang mampu menjawab pertanyaan. Kemudian guru menyajikan informasi secara garis besar mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa dilanjutkan dengan menyajikan gambar sekilas materi yang akan disampaikan yaitu struktur akar dan fungsinya. Guru mempersiapkan bahan atau alat peraga. Guru membagikan panduan ajar yang berupa catatan terbimbing yang akan diisi siswa. Kemudian guru menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa.
Kegiatan inti, guru meminta siswa untuk mengamati akar tumbuhan yang dibawa oleh siswa. Kemudian memminta siswa mengamati gambar bagian-bagian akar dan jenis-jenis akar yang ditempelkan guru di papan tulis. Guru menjelaskan bagian-bagian akar dan jenis-jenis akr. Setelah menyampaikan materi pelajaran, guru meminta siswa untuk mengisi panduan belajar yang telah dikosongkan. Guru meminta beberapa orang siswa untuk membacakan hasil catatannya. Kemudian guru memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami. Selanjutnya guru memberikan lembaran tugas kepada siswa, dengan bimbingan guru akhirnya tugas dapat diselesaikan. Untuk menguji pemahaman siswa maka guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil tugasnya di depan kelas.
Kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang sudah disajikan kemudian guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran dengan memberikan soal secara tertulis. Bagi siswa yang tidak dapat menyelesaikan dengan tepat waktu maka guru memberikan Pekerjaan Rumah dan diakhiri dengan memberikan informasi pelajaran yang akan datang.
  1. Pertemuan Kedua ( Tangal 04 Oktober 2013)
Kegiatan awal, siswa mengucapkan salam do’a dan mengabsen siswa yang hadir pada pertemuan kedua. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menuliskan di papan tulis. Selanjutnya memotivasi siswa dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Setelah itu guru membagikan panduan ajar yang berupa catatan terbimbing yang diisi siswa. Guru kembali menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pelajaran yaitu yang berhubungan tentang perbedaan dan kesamaan struktur dikotil dan monokotil. Pada tahap ini guru meminta siswa jangan mengisi panduan belajar yang kosong. Guru meminta siswa untuk mengamati batang tumbuhan dikotil dan monokotil yang dibawa oleh siswa. Guru meminta siswa mengamati gambar batang melintang dan membujur dari tumbuhan dikotil dan monokotil yang ditempelkan guru di papan tulis.
Setelah selesai menyampaikan materi pelajaran, guru meminta siswa untuk mengisi panduan belajar yang telah dikosongkan. Kemudian guru meminta beberapa orang siswa untuk membacakan hasil catatannya. Guru memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kegiatan akhir guru memberikan soal ulangan kepada siswa.
3.   Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat pada siklus I pertemuan 1 untuk penilaian aktifitas siswa menunjukkan bahwa siswa yang menunjukkan perhatian dan rasa ingin tahu berjumlah 10 orang, selanjutnya siswa menunjukkan sikap gigih dan percaya diri hanya 5 orang, siswa bekerja teliti dan rapi berjumlah 6 orang, dan siswa yang berfikir kritis 3 orang, serta siswa yang menyelesaikan LKS sebanyak 17 orang. Pada pertemuan 2 siswa yang menunjukkan perhatian dan rasa ingin tahu meningkat menjadi 14 orang dan siswa yang menunjukkan sikap gigih dan percaya diri hanya 10 orang dan siswa yang bekerja teliti dan rapi berjumlah 11 orang, siswa yang berfikir kritis sebanyak 7 orang serta siswa yang menyelesaikan LKS sebanyak 17 orang.
Untuk aktifitas guru berdasarkan hasil pengamatan yaitu pertemuan 1 guru telah melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik, namun pada melakukan motivasi siswa belum terlaksana dengan maksimal. Pada kegiatan inti yang belum tercapai adalah guru belum melakukan pembimbingan yang merata terhadap siswa dalam menyelesaikan tugas LKS. Pada kegiatan inti sudah terlaksana dengan baik. Pada pertemuan 2 terjadi peningkatan terhadap aktifitas guru karena guru telah menguasai strategi pembelajaran “Guided Note Taking” dengan baik. Hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan yang diperoleh pada pertemuan 2 menunjukkan terlaksananya seluruh indicator aktifitas guru.
4.   Refleksi    
Setelah dilaksanakan tindakan melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking pada Siklus I dan diamati oleh supervisor 2, selanjutnya peneliti melakukan refleksi yang tujuannya untuk memperbaiki kesalahan dan kelemahan yang terjadi pada pertemuan kedua. Berdasarkan hasil pembahasan peneliti dan supervisor 2 pada Siklus I, diketahui kelemahan-kelamahan dan kekuatan dalam menggunakan strategi pembelajaran Guided Note Taking.
Adapun keberhasilan penggunaan strategi pembelajaran Guided Note Taking adalah sebagai berikut :
1.   Adanya kecendrungan peningkatan motivasi siswa terhadap pembelajaran.
2.   Adanya peningkatan hasil belajar siswa antara skor dasar dengan nilai ulangan harian 1.
Kelemahan yang perlu dibenahi adalah :  
1)      Guru belum menguasai strategi pembelajaran Guided Note Taking dengan maksimal ditandai dengan rata-rata nilai aktifitas guru pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Siklus II
1.     Persiapan
            Dengan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I maka peneliti kembali merencanakan tindakan perbaikan untuk diterapkan pada siklus II yaitu menentukan kembali waktu pelaksanaan perbaikan, menyusun RPP Perbaikan untuk siklus II, menyusun lembar pengamatan siswa dan guru.
2.   Pelaksanaan
c.   Pertemuan Ketiga ( Tangal 08 Oktober 2013)
Kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam, membimbing siswa berdoa dan mengabsen siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, kemudidan guru menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran sebelumnya.
Guru membagikan panduan ajar yang berupa catatan terbimbing yang akan diisi siswa dan guru kembali menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami poleh siswa.
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi pelajaran yaitu yang berhubungan tentang fungsi struktur batang tumbuhan, hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya, bagian daun serta fungsinya, dan hubungan antara struktur bagian daun dengan fungsinya. Pada tahap ini guru meminta siswa jangan mengisi panduan belajar yang kosong. Setelah guru selesai menyampaikan materi pelajaran guru meminta siswa untuk mengisi panduan belajar yang telah diberikan guru.
Kemudian guru meminta siswa untuk membacakan hasil catatannya. Guru memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswwa untuk bertanya. Kegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi dan Tanya jawab.
d.   Pertemuan Keempat ( Tangal 11 Oktober 2013)
Kegiatan awal, guru memberikan salam dan mengabsen siswa. Guru memberikan motivasi siswa dalam belajar. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, guru menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran sebelumnya.
Guru membagikan panduan ajar yang berupa catatan terbimbing yang akan diisi siswa dan guru kembali menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami oleh siswa.
Kegiatan inti, guru menyampaikan materi pelajaran yaitu yang berhubungan tentang bunga sempurna dan tidak sempurna serta hubungan antara struktur bunga dengan fungsinya. Pada tahap ini guru meminta siswa jangan mengisi panduan belajar yang kosong. Guru meminta siswa untuk membandingkan bagian-bagian bungan sempurna dan tidak sempurna. Guru menyuruh siswa untuk membuat tabel hasil perbandingan bagian-bagian bunga sempurna dan tidak sempurna. Setelah selesai menyampaikan materi pelajaran guru meminta siswa untuk mengisi panduan belajar yang telah dikosongkan. Kemudian guru meminta siswa untuk membacakan hasil catatannya. Guru memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Kegiatan akhir siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan, guru melakukan evaluasi dan PR.

3.   Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada aktifitas siswa dan guru yang ditandai dari pertemuan 3 dan pertemuan 4. Aktifitas siswa pada menunjukkan rasa ingin tahu, gigih dan teliti serta mengerjakan LKS sudah 100%. Namun pada berpikir kritis peningkatan sebanyak 4 orang dari siklus I.
Untuk aktifitas guru pada siklus II sudah mencapai nilai maksimal ditandai dengan kemampuan guru dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan strategi pembelajaran Guided Note Taking pada sains kelas IV.
4.   Refleksi    
Dari data yang diperoleh pada siklus II maka peneliti kembali merefleksikan hasil perbaikan yang diperoleh pada siklus II. Pada siklus II guru telah memberikan motivasi siswa dalam belajar. Telah menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai secara keseluruhan. Kemudian guru telah menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran sebelumnya. Guru telah membagikan panduan ajar yang beruapa catatan terbimbing yang akan diisi siswa dengan memanggil perwakilan dari siswa, sehingga tidak kelas menjadi tenang. Kemudian guru telah menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa. Guru telah menyampaikan materi pelajaran dengan baik. Guru telah mengawasi siswa ketika mengisi panduan belajar, sehingga tidak terdapat lagi siswa yang menyontek dengan temannya. Kemudian guru telah telah meminta siswa untuk membacakan hasil catatannya dengan baik dan tertib. Guru telah memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan secara keseluruhan. Kemudian guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami. Dan telah mengadakan evaluasi/mengerjakan soal ulangan dengan baik, sehingga hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indicator keberhasilan yang diharapkan, yaitu 75%



Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel1. Hasil belajar siswa

Skor Dasar
UH1 (SiklusI)
UH2 (SiklusII)
Jumlah siswa yang mencapai KKM
6
11
15
Persentase siswa yang mencapai KKM
35,29%
64,71%
88,24%
Rata-rata
65,29%
70,00
77,65

Secara keseluruhan frekuensi siswa yang memiliki nilai ≥ 65 pada skor dasar 6 (35,29%), pada UH1 siklus 1 terjadi peningkatan siswa yang mencapai KKM sebanyak 5 orang siswa menjadi 11 orang (70,00), selanjutnya pada UH2 siklus II hasil yang diperoleh memuaskan dengan jumlah siswa yang  mencapai nilai KKM sebanyak 15 orang (88,24%). Dari hasil persentase siswa diatas menunjukkan bahwa setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran “Guided Note Taking” hasil belajar menjadi meningkat.
B.     Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.     Hasil belajar
a.     Ketuntasan siklus I
        Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dari hasil ulangan harian 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1
No
Nama Siswa
Indikator
Skor Total
Nilai
I
II
60
40
1
Siswa 1
40
30
70
70
2
Siswa 2
40
20
60
60
3
Siswa 3
60
20
80
80
4
Siswa 4
50
20
70
70
5
Siswa 5
40
30
70
70
6
Siswa 6
50
20
70
70
7
Siswa 7
40
20
60
60
8
Siswa 8
60
20
80
80
9
Siswa 9
60
30
90
90
10
Siswa 10
40
20
60
60
11
Siswa 11
50
30
80
80
12
Siswa 12
40
30
70
70
13
Siswa 13
40
20
60
60
14
Siswa 14
40
40
80
80
15
Siswa 15
40
20
60
60
16
Siswa 16
30
20
50
50
17
Siswa 17
60
20
80
80
Rata-rata
70,00
Jumlah siswa yang tuntas
11 orang
Persentase
64,71%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada siklus I hanya 11 orang yang mencapai ketuntasan secara individual. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal adalah  . Sedangkan siswa yang tidak tuntas secara klasikal adalah . Hal ini berarti ketuntasan belajar siswa kela IV SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar secara klasikal belum 75% mencapai Kriteria Minimal yang telah ditetapkan, yaitu 65. Untuk itu penelitian ini peneliti akan memperbaiki kegagalan yang alammi siswa melalui penelitian tindakan kelas dengan melakukan tindakan pada siklus II.


b.     Ketuntasan siklus II
        Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dari hasil ulangan harian 1 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 2
No
Nama Siswa
Indikator
Skor Total
Nilai
I
II
60
40
1
Siswa 1
40
40
80
80
2
Siswa 2
50
20
70
70
3
Siswa 3
60
30
90
90
4
Siswa 4
50
30
80
80
5
Siswa 5
60
20
80
80
6
Siswa 6
50
30
80
80
7
Siswa 7
40
30
70
70
8
Siswa 8
50
40
90
90
9
Siswa 9
60
40
100
100
10
Siswa 10
40
20
60
60
11
Siswa 11
50
30
80
80
12
Siswa 12
40
30
70
70
13
Siswa 13
50
20
70
70
14
Siswa 14
40
40
80
80
15
Siswa 15
40
30
70
70
16
Siswa 16
40
20
60
60
17
Siswa 17
40
20
60
60
Rata-rata
777,65
Jumlah siswa yang tuntas
15 orang
Persentase
88,24 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada siklus II terdapat 15 orang yang mencapai ketuntasan secara individual. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal adalah  . Sedangkan siswa yang tidak tuntas secara klasikal adalah
Hal ini berarti ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar secara klasikal telah 75% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan, yaitu 65. Untuk itu peneliti tidak akan melakukan tindakan pada siklus berikutnya, karena sudah jelas hasil belajar siswa yang diperoleh.
Dari tabel di atas, jumlah siswa yang tuntas adalah 15 orang siswa atau ketuntasan belajar siswa mencapai 88,24%, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas berjumlah 2 orang siswa atau 11,76%. Penyebab terdapat 2 orang siswa yang tidak tuntas adalah mereka sering bermain dengan teman sebangku ketika guru menyampaikan materi pelajaran, kemudian ketika guru mempersiapkan panduan belajar, siswa malah sibuk bercerita dengan teman sebangku bukan membaca materi yang akan dipelajari.
2.     Aktivitas siswa
            Setelah dilakukan dua kali tindakan siklus I yaitu pada pertemuan pertama dan kedua, maka dapat di analisis guru masih kurang memberikan semangat siswa dalam belajar, sehingga terlihat siswa belum termotivasi mengikuti proses pembelajaran. Guru masih belum menjelaskan tujuan pembelajaran secara keseluruhan, sehingga arah pelajaran belum terlihat secara maksimal. Guru masih kurang dalam memberikan penjelasan cara mengisi panduan belajar, sehingga siswa masih sulit dan belum memahami secara keseluruhan cara mengisi panduan belajar tersebut.
Namun Pada siklus II terjadi peningkatan aktifitas yang ditunjukkan dengan semua siswa mengerjakan LKS dan meningkatnya siswa yang berpikir kritis. Dengan demikian aktifitas siswa pada siklus 2 Sebagaimana diketahui ketuntasan belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 15 orang (88,24%) siswa yang tuntas. Sedangkan 2 orang siswa (11,76%) belum tuntas, artinya hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan sebesar 75%, adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dalam penelitian ini adalah 65. Untuk itu, peneliti sekaligus sebagai guru tidak perlu melakukan siklus berikutnya, kerena sudah jelas hasil belar siswa pada mata pelajaran Sains yang diperoleh.
3.     Aktivitas guru
            Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada siklus 1 telah berhasil walaupun masih ada beberapa aspek yang belum tampak dalam aktifitas yang dilakukan guru pada siklus 1. Pada siklus 2 aktifitas guru sudah mengalami peningkatan dimana pada siklus 2 guru telah memberikan motivasi siswa dalam belajar. Telah menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai secara keseluruhan. Kemudian guru telah menghubungkan materi pelajaran hari ini dengan materi pelajaran sebelumnya. Guru telah membagikan panduan ajar yang beruapa catatan terbimbing yang akan diisi siswa dengan memanggil perwakilan dari siswa, sehingga tidak kelas menjadi tenang. Kemudian guru telah menjelaskan tata cara pengisian panduan belajar dengan bahasa yang mudah dan dapat dipahami siswa. Guru telah menyampaikan materi pelajaran dengan baik. Guru telah mengawasi siswa ketika mengisi panduan belajar, sehingga tidak terdapat lagi siswa yang menyontek dengan temannya. Kemudian guru telah telah meminta siswa untuk membacakan hasil catatannya dengan baik dan tertib. Guru telah memberikan kesimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan secara keseluruhan. Kemudian guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami. Dan telah mengadakan evaluasi/mengerjakan soal ulangan dengan baik, sehingga hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indicator keberhasilan yang diharapkan, yaitu 75%.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT

A.     Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di jelaskan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus pertama siswa yang tuntas adalah 11 orang siswa atau ketuntasan masih mencapai 64,71%. Setelah dilakukan tindakan perbaikan yaitu pada siklus II ternyata ketuntasan siwa mencapai 15 orang siswa atau dengan persentase 88,24%.   
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking dapat meningkatkan hasil belajar Sains pada materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan siswa kelas IV SDN 014 Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.    

B.     Saran Tindak Lanjut
Bertolak dari pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, berkaitan dengan penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:   
1.       Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Sains diharapkan kepada Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran Guided Note Taking dalam proses pembelajaran.        
2.       Untuk siswa agar lebih serius dalam pembelajaran Sains. 
Oval: 32Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih dalam tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains demi kesempurnaan penelitian selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Abdorrahkman Gintings, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Humaniro, 2008

Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yagyakarta: Pustaka Pelajar, 2009

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasnya, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008

Depdiknas, Rambu-Rambu Penetapan Ketuntasan Belajar Minimum  dan Analisis Hasil Pencapaian Standar Ketuntasan Belajar, Jakarta: 2004

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Gimin, Instrumen dan Pelaporan Hasil Dalam Penelitian Tindakan Kelas, Pekanbaru: UNRI Pers, 2008

Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2007

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009

Melvin L. Silbermen, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusamedia, 2009

__________________, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Bandung: Insan Madani, 2009

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.Rosdakarya, 2008

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Algesindo, 2009

Robertus Angkowo, Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian, Jakarta: PT. Grasindo, 2007

Rusdin P, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Lanarka Pibilisher, 2007

Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Prospect, 2009

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. 1998
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rineka Cipta,  2007
 Vx cxm
Syaiful Bahri Djamarah,  Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Tulus Tu’u. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:  Grasindo, 2004
Werkanis, Strategi Mengajar Dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Riau: Sutra Benta Perkasa, 2005






{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment