Postingan ini masih dalam tindak lanjut pada postingansebelumnya juga merupakan jawaban atas pertanyaan dari para sahabat. lele sangkuriang dan Kolam terpal ini merupakan sebuah judul yang isinya membicarakan soal ikan lele dan juga kolam terpal. Mengapa lele sangkuriang dan kolam terpal???
Iya tentu saja karena pada umumnya masyarakat disekitar kita lebih suka, dan sering kita lihat dimana-mana pada umumnya ikan lele seperti sangkuriang ini banyak dipelihara di kolam terpal, Walupan sebenarnya banyak juga yang dipelihara dikolam tanah biasa atau dari jenis semen beton. Dan sebenarnya dalam pemeliharaan ikan di kolam Terpal juga bukan hanya ikan lele sangkuriang saja, bahkan Ikan lainnya pun bisa dipelihara baik ikan inila, Gurami, Bawal, mujair atau ikan patin. Hanya kebanyakan dimana ada kolam terpal biasanya ada ikan lele, tapi tidak juga semuanya begitu.
Hal Yang Perlu diperhatikan dalam Usaha Budidaya Ikan di kolam terpal
Usaha Pembesaran Ikan dengan menggunakan Terpal memang sudah cukup berkembang dan banyak digemari oleh masyarakat, karena selain praktis dan murah, juga merupakan salah satu alternatip usaha yang dapat menghasilkan ekonomi sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Dalam pelaksanaannya sistim kolam terpal ini bermacam-macam. Ada yang dibuat diatas tanah dengan lapisan terpal disertai kayu atau bambu sebagai penahan dinding, ada juga yang dilakukan sistim didalam kolam itu sendiri atau dalam tanah yang dilapisi terpal, dan itu disesuaikan dengan situasi, kondisi dan selera para pelaku masing-masing. Hanya ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan bagi pelaku usaha tersebut, khususnya yang menggunakan kolam yg dilapisi terpal.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam sistim Budidaya dengan Kolam terpal antara lain:
- Sebaiknya Usahakan lahan yang digunakan sedikit agak rindang, tapi jangan langsung dibawah pohon.
- Terpal ukuran 6 x 8 meter (terpal jenis A3 lebih tebal), saat pemasangan sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan agar dapat dibentuk sesuai rangka/patok,
- Untuk yang menggunakan sistim dalam Tanah yg membentuk kolam dengan cara digali, maka sistimnya dengan kedalaman ± 70 cm, dan lebar 4 x 6 m2 untuk menempatkan posisi terpal.
- Keliling kolam terpal harus di pagar dengan waring atau lainnya yang serupa, Tujuannya untuk menghindari gangguan hewan ternak, mengantisipasi lele melompat, dan semata-mata untuk menjaga keamanan lingkungan kolam.
- Pada Kolam terpal sistim dalam tanah, untuk menguatkan posisi terpal dibibir kolam sebaiknya di pasang karung atau sejenisnya yang diisi dengan tanah sepanjang keliling kolam.
Alat Penunjang
Beberapa jenis alat yang diperlukan sistim pemeliharaan ikan di kolam terpal diantaranya adalah timbangan, alat tangkap (serok/lambit),ember dll. Alat-alat tersebut biasanya dipakai untuk memanen ikan atau pada saat kegiatan sampling pertumbuhan bobot tubuh ikan
Persiapan Kolam
Sebelum ikan akan kita pelihara dalam koam terpal tersebut, sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan planton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gr/m2 atau dalam ukuran 4 x 6 m2 sebanyak 16 Kg. Dan dapat juga dilakukan penambahan urea 15 gr/m2. Tahapan pemupukannya adalah mula-mula kolam diisi air setinggi 3 -5 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai wana air kolam berubah coklat atau kehijauan, yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami. Kemudian secara bertahap ketinggian air ditambah hingga minggu ke dua sebelum benih lele ditebar.
Sistim Penebaran benih
- Sebelum benih ditebar, sebaiknya benih dibebaskan dari gangguna hama Penyakit terlebih dahulu dengan cara melakukan perendaman didalam larutan KMNO4 (Kalium Permangat) atau PK dengan dosis 35 gr/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5 -10 menit
- Waktu yang baik untuk melakukan sistim Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari.
- Dilakukan pada pagi atau sore hari karena pada kedua kondisi waktu tersebut ada perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam tidak terlalu besar.
- Hindari penebaran benih pada kondisi terik matahari secara langsung.
- Untuk Kedalam air kolam disesuaikan dengan jumlah dan ukuran benih.
- Jumlah padat tebar benih 75-100 ekor/m2 yang berukuran 5 - 8 cm. Kedalaman air pada benih diterbarkan ± 30 cm, dan dilakukan secara berangsur-angsur untuk disesuaikan supaya stabil dengan ukuran besar kecilnya ikan.
Sistim Pemberian Pakan
Pada dasarnya Lele Sangkuriang merupakan ikan yang bersifat omnivora.Makanan yang diberikan bisa makanan alami yang bisa diperoleh dari sekitar kolam atau tempat tinggal kita. Pemberian makanan tambahan berupa pellet bisa diberikan jika tidak mau repot mencari makanan alami. Dalam Budi Daya Lele Sangkuriang jumlah besar cara ini lebih praktis dilaksanakan. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Cara menghitungnya dengan mengambil sampel beberapa Lele Sangkuring kemudian ditimbang. Untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pemberian pakan, makanan dicampurkan dengan probiotik. Menurut pengamatan beberapa petani dan peneliti probiotik mampu meningkatkan efisiensi pencernakan makanan sehingga ikan lele menjadi cepat besar dan bobot bertambah.
Pemberian pakan frekuensinya 3 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
Dan untuk diketahui juga bahwa Pemberian pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berukuran 2 minggu berupa bentuk serbuk halus. Kemudian setelah itu berangsur-angsur digunakan pelet diameter 1 milimeter barulah kemudian beralih ke pellet ukuran 2 milimeter (sesuai umur ikan lele). Hal ini dimaksud agar pellet dapat dicerna lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir terjadinya variasi ukuran lele selama pertumbuhannya.
Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein berkisaran antara 28 – 33 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan dosis 3-5% dari bobot total ikan dan pemberian sebanyak 3 x sehari (pagi,siang dan sore)
Demikian sampai disini dulu, selamat mencoba semoga berhasil
Sumber referensi:
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jendral Budidaya perikanan
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment