Bismillah,
س نتعامل مع أناس ليس لهم دين يعبدون النار ثم البقر وقد قال الله فيهم إنهم رجس ونجس . ما ماهية النجاسة ؟ فهل نبتعد عنهم ولا نصافحهم ثم كيف إذا كانوا هم نجسًا فكيف التعامل معهم ، وهل تنجس الأشياء التي يمسونها بأيدهم ؟ علمًا أنهم يعملون فب المحلات التجارية ثم لهم صلة بالجمهور . أرجو الإفادة ؟
Kami bergaul dengan orang-orang yang tidak memiliki agama. Diantara mereka ada yang menyembah api, ada juga yang menyembah sapi. Dan Allah Ta’ala telah menyebut mereka rijs dan najis. Apa maksud najis di sini? Apakah kami harus menjauhi mereka dan tidak bersalaman dengan mereka? Jika mereka memang najis, lalu bagaimana kami bergaul dengan mereka? Lalu apakah benda yang mereka sentuh juga menjadi najis? Padahal mereka menjual barang di toko-toko dan muamalah yang mereka lakukan berhubungan dengan kepentingan orang banyak. Mohon penjelasannya.
س نتعامل مع أناس ليس لهم دين يعبدون النار ثم البقر وقد قال الله فيهم إنهم رجس ونجس . ما ماهية النجاسة ؟ فهل نبتعد عنهم ولا نصافحهم ثم كيف إذا كانوا هم نجسًا فكيف التعامل معهم ، وهل تنجس الأشياء التي يمسونها بأيدهم ؟ علمًا أنهم يعملون فب المحلات التجارية ثم لهم صلة بالجمهور . أرجو الإفادة ؟
Kami bergaul dengan orang-orang yang tidak memiliki agama. Diantara mereka ada yang menyembah api, ada juga yang menyembah sapi. Dan Allah Ta’ala telah menyebut mereka rijs dan najis. Apa maksud najis di sini? Apakah kami harus menjauhi mereka dan tidak bersalaman dengan mereka? Jika mereka memang najis, lalu bagaimana kami bergaul dengan mereka? Lalu apakah benda yang mereka sentuh juga menjadi najis? Padahal mereka menjual barang di toko-toko dan muamalah yang mereka lakukan berhubungan dengan kepentingan orang banyak. Mohon penjelasannya.
Syaikh Abdullah Ibnu Jibrin rahimahullah menjawab :
ج قال الله تعالى { إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ } . وقال في المنافقين { فَأَعْرِضُوا عَنْهُمْ إِنَّهُمْ رِجْسٌ } . والرجس نجس . لكن نجاستهم معنوية وهي ضررهم وشرهم وفسادهم . فأما أبدانهم إذا كانت نظيفة فلا يقال إنها نجسة نجاسة حسية . وعلى هذا يجوز لبس ثيابهم التي قد لبسوها إذا عُلم طهارتها إلا أن تكون مما يلي عوراتهم إذا كانوا لا يَتَوَقَّوْن البول سيما وهم غير مختننين ، وهكذا إن كانوا يباشرون النجاسة كطبخ الخنزير وصنع الخمر والعمل فيها ،
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) :
....إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ.....
“Sungguh orang-orang musyrik itu adalah najis” (QS. At Taubah: 28)
Allah Ta’ala juga berfirman tentang orang munafik (yang artinya):
....فَأَعْرِضُوا عَنْهُمْ إِنَّهُمْ رِجْسٌ....
“Menjauhlah dari mereka karena mereka itu rijs” (QS. At Taubah: 95)
Rijs artinya najis. Namun najis yang dimaksud disini adalah ma’nawiyah (konotatif), yaitu bahwa mereka itu berbahaya, buruk dan rusak. Adapun badan mereka, jika memang bersih, tentu tidak dikatakan najis secara inderawi. Oleh karena itu, boleh memakai pakaian yang dipakai oleh mereka, jika memang diketahui bahwa pakaian tersebut bersih. Kecuali jika mereka sering melakukan hal-hal berikut ini, misalnya jika mereka kurang menjaga tetesan air seni mereka, lebih lagi jika mereka tidak dikhitan, jika mereka sering beraktifitas akrab dengan benda-benda najis seperti memasak daging babi atau membuat khamr atau bekerja di tempat tersebut.
فأما مصافحتهم واستعمال ماصنعوه فلا بأس بذلك ، فقد كان الرسول صلى الله عليه وسلم ، وصحابته ينتفعون بما صنعه أو نسجه الكفار إذا عُلمت طهارته ، والأصل في الأشياء الطهارة
Adapun berjabat tangan dengan mereka dan menggunakan barang-barang yang mereka buat, hukumnya boleh. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat biasa memanfaatkan barang-barang buatan mereka atau memakai kain tenunan mereka, jika memang diketahui kondisinya bersih. Dan hukum asal suatu zat adalah suci (bukan najis).
[Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin, Al Maktabah Asy Syamilah]
ج قال الله تعالى { إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ } . وقال في المنافقين { فَأَعْرِضُوا عَنْهُمْ إِنَّهُمْ رِجْسٌ } . والرجس نجس . لكن نجاستهم معنوية وهي ضررهم وشرهم وفسادهم . فأما أبدانهم إذا كانت نظيفة فلا يقال إنها نجسة نجاسة حسية . وعلى هذا يجوز لبس ثيابهم التي قد لبسوها إذا عُلم طهارتها إلا أن تكون مما يلي عوراتهم إذا كانوا لا يَتَوَقَّوْن البول سيما وهم غير مختننين ، وهكذا إن كانوا يباشرون النجاسة كطبخ الخنزير وصنع الخمر والعمل فيها ،
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) :
....إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ.....
“Sungguh orang-orang musyrik itu adalah najis” (QS. At Taubah: 28)
Allah Ta’ala juga berfirman tentang orang munafik (yang artinya):
....فَأَعْرِضُوا عَنْهُمْ إِنَّهُمْ رِجْسٌ....
“Menjauhlah dari mereka karena mereka itu rijs” (QS. At Taubah: 95)
Rijs artinya najis. Namun najis yang dimaksud disini adalah ma’nawiyah (konotatif), yaitu bahwa mereka itu berbahaya, buruk dan rusak. Adapun badan mereka, jika memang bersih, tentu tidak dikatakan najis secara inderawi. Oleh karena itu, boleh memakai pakaian yang dipakai oleh mereka, jika memang diketahui bahwa pakaian tersebut bersih. Kecuali jika mereka sering melakukan hal-hal berikut ini, misalnya jika mereka kurang menjaga tetesan air seni mereka, lebih lagi jika mereka tidak dikhitan, jika mereka sering beraktifitas akrab dengan benda-benda najis seperti memasak daging babi atau membuat khamr atau bekerja di tempat tersebut.
فأما مصافحتهم واستعمال ماصنعوه فلا بأس بذلك ، فقد كان الرسول صلى الله عليه وسلم ، وصحابته ينتفعون بما صنعه أو نسجه الكفار إذا عُلمت طهارته ، والأصل في الأشياء الطهارة
Adapun berjabat tangan dengan mereka dan menggunakan barang-barang yang mereka buat, hukumnya boleh. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat biasa memanfaatkan barang-barang buatan mereka atau memakai kain tenunan mereka, jika memang diketahui kondisinya bersih. Dan hukum asal suatu zat adalah suci (bukan najis).
[Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin, Al Maktabah Asy Syamilah]
Sumber : http://kangaswad.wordpress.com/2011/06/22/orang-kafir-adalah-najis-secara-konotatif/
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment